Gara-gara diminta berhenti bermain gawai, seorang anak balita di Las Vegas, Amerika Serikat, mengancam minggat dari rumahnya. Amanda Cherie, perawat sekaligus ibu dari anak perempuan berumur 5 tahun itu, dengan sabar mengikuti polah anaknya.
Mempunyai anak kecil menyedot energi orangtua untuk mengasuh dan mendidik. Dilansir dari Your Tango, media khusus pembahasan tips pengasuhan keluarga, Cherie dan putrinya bertengkar pada suatu siang. Penyebabnya ialah si bocah sudah terlalu lama menonton di gawai milik ibunya dan Cherie pun menyita gawai tersebut.
Cekcok itu direkam oleh Cherie dan kemudian dia unggah ke Tiktok. Dalam rekaman video tersebut, terlihat si bocah tidak terima dan mengancam hendak minggat. Cherie bukannya menolak, tetapi justru menantang putrinya. ”Silakan,” kata Cherie.
Anak balita itu lari ke kamar dan turun dengan membawa ransel sekolahnya. Ia segera menuju pintu depan. Ia menoleh ke belakang dan berseru, ”Aku mau pergi dari rumah.” Cherie terdengar santai menjawab ”oke”.
Sampai di trotoar depan pekarangan rumah, si bocah celingak-celinguk, tampak kebingungan hendak memilih arah. Setelah terdiam beberapa detik, ia memutuskan ke kanan. Baru berjalan beberapa langkah, si bocah berhenti. Ia termangu cukup lama dan setelah 1,5 menit ia pun berputar dan kembali ke rumah.
”Kenapa? Kamu lapar, ya? Ayo, ini ada piza,” kata Cherie.
”Iya,” jawab putrinya, tetapi wajahnya masih bersungut-sungut. Ia pun masuk kembali ke rumah.
Dalam video, Cherie kemudian mengatakan bahwa ia membongkar ransel putrinya untuk mengecek perlengkapan minggatnya. Isi ransel itu adalah sehelai baju kaus, sepasang celana panjang, kacamata hitam, celengan, dan sisanya boneka-boneka kesayangan si anak. Menurut Cherie, perlengkapan minggat itu cukup masuk akal meskipun usia anaknya baru 5 tahun.
Psikolog tumbuh kembang anak, Jan Faull, menjelaskan bahwa usia 4-7 tahun masanya anak menguji ketegasan peraturan orangtua. Ini adalah saat ketika anak mulai belajar menggunakan ancaman untuk mendapatkan keinginan mereka. Contohnya, ”Kalau aku tidak diberi, nanti aku minggat” atau ada juga yang berkata ”Nanti aku loncat dari jendela”.
Faull, yang juga kolumnis di Seattle Times, menekankan bahwa reaksi orangtua sebaiknya jangan langsung melarang, apalagi mengunci pintu. Justru, ini waktunya mengajarkan berpikir logis kepada anak. Misalnya, dengan mengatakan, ”Silakan kalau mau minggat, tetapi nanti kamu mau tinggal di mana? Mau makan apa?”. Ucapan ini membuat anak berpikir lebih panjang.
”Pada saat yang sama, orangtua harus mengubah strategi komunikasi dengan anak. Jangan lagi asal melarang, tetapi memberi pengertian. Sediakan juga pilihan kegiatan yang menarik jika tidak mau anak melakukan hal yang dilarang orangtua,” ujar Faull.
-------
Serial lain Kilasan Kawat Sedunia:
Ingin Bermain, Paus Pembunuh Tabrak Perahu Layar
Fenomena Sepupu Kembar Identik
Dunia Boleh Berlari, Merpati Takkan Pernah Terganti
Lawakan Berujung Ketegangan Singapura-Malaysia
Gegara Hiu, Hadiah Rp 52 Miliar Melayang