Barat : Pemberontakan Wagner Bukti Pemerintahan Putin Rapuh
Tentara bayaran Kelompok Wagner sudah menarik diri dari Rostov. Pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, mengasingkan diri ke Belarusia. Hasil kesepakatan Kremlin dan Belarusia, tentara bayaran Wagner tidak diadili.
MOSKWA, MINGGU - Kelompok tentara bayaran Wagner Group pimpinan Yevgeny Prigozhin meninggalkan kota Rostov, Rusia selatan, Minggu (25/6/2023). Rencana menuju Mokswa untuk sebuah pemberontakan pun batal.
Pemberontakan tentara Wagner berakhir urung setelah tercapai kesepakatan yang dimediasi Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko. Dalam kesepakatan itu, pasukan Wagner bersedia menghentikan pemberontakan dengan imbalan jaminan keselamatan mereka dan Prigozhin akan pindah ke Belarusia.
Dalam perspektif Barat, pemberontakan Wagner ini mengungkap kerapuhan dalam pemerintahan Putin. Bahkan, pemberontakan ini menghancurkan mitos persatuan Rusia.
Baca juga: Prigozhin dan Drama 36 Jam yang Mengubah Sahabat Menjadi Musuh Putin
Prigozhin (62), mantan sekutu Putin, mengatakan alasan pemberontakan pasukannya adalah untuk menyingkirkan komandan Rusia yang korup dan tidak kompeten yang merusak perang. Perseteruan lama antara Prighozin dan para petinggi militer terkait pelaksanaan operasi Rusia di Ukraina memuncak, Sabtu lalu, ketika pasukan Wagner merebut pangkalan militer di Rostov-on-Don dan memulai perjalanan panjang menuju Moskwa.
Setelah merebut kota Rostov yang merupakan pusat logistik utama dalam invasi Rusia ke Ukraina itu, pasukan Wagner mengangkut tank dan truk lapis baja serta menghancurkan barikade untuk menghentikan mereka ke Moskwa. Prigozhin terlihat meninggalkan markas militer di Rostov, Sabtu malam, dengan mobil sport. Keberadaannya tidak diketahui sejak itu.
Ketika pemberontakan Wagner terjadi, pemerintah Moskwa mengimbau warga untuk tetap tinggal di rumah. Tentara dikerahkan untuk persiapan kedatangan pasukan Wagner. Situasi Moskwa, Minggu, tenang meski langkah-langkah keamanan “operasi anti-terorisme” masih diberlakukan.
Tentara bersenjata dan berompi antipeluru berjaga di gedung parlemen dan Lapangan Merah ditutup untuk umum. Pemerintah mengumumkan hari Senin libur untuk memberikan waktu untuk menyelesaikan masalah.
Putin mengecam pemberontakan pasukan Wagner dan menyebutkan sebagai pengkhianatan. Ia bersumpah akan menghukum para pelakunya karena mereka menggiring Rusia ke ambang perang saudara.
Namun Putin kemudian memilih membuat kesepakatan dengan Prigozhin untuk mencegah krisis keamanan paling serius Rusia dalam beberapa dekade ini. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pun mengumumkan Rusia tidak akan menuntut Prigozhin maupun pasukannya.
Baca juga: Intelijen AS Sudah Deteksi Rencana Pemberontakan Pasukan Wagner di Rusia
Rusia mengklaim pemberontakan ini tidak berdampak pada invasi Rusia ke Ukraina. Sementara Ukraina menilai pemberontakan itu justru memberikan peluang bagi mereka untuk menyerang Rusia habis-habisan.
Analis politik independen, Konstantin Kalachev, mengatakan pemberontakan Wagner menunjukkan adanya krisis institusi dan kepercayaan di Rusia. Posisi Putin melemah. “Putin meremehkan Prigozhin, sama seperti dia meremehkan Zelenskyy dulu. Putin bisa saja menghentikan ini dengan menelepon Prigozhin. Tetapi dia tidak melakukannya,” ujarnya.
Lembaga kajian yang berbasis di Washington, Amerika Serikat, Institut untuk Studi Perang, menilai peran langsung Lukashenko dalam menegosiasikan gencatan senjata memalukan bagi Putin. Situasi di Kremlin sekarang tidak stabil dan kesepakatan yang dinegosiasikan Lukashencko itu sifatnya seperti perbaikan jangka pendek saja, bukan solusi jangka panjang. “Pemberontakan Prigozhin mengungkap kelemahan terparah di Kremlin dan Kementerian Pertahanan Rusia,” sebut institusi itu.
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, kepada harian Italia Il Messaggero, mengatakan, Ribuan tentara bayaran Wagner yang dipimpin Prigozhin, seorang mantan narapidana, adalah mantan narapidana yang direkrut dari penjara Rusia. Selama berbulan-bulan, Prigozhin mencerca para petinggi militer Rusia, terutama Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov.
Ia menuding mereka tidak kompeten dan menahan distribusi untuk tentara bayaran. Ia juga menentang perintah dari Kementerian Pertahanan Rusia, yang didukung Putin, untuk menandatangani kontrak yang menempatkan pasukannya di bawah komando Kementerian Pertahanan paling lambat pada 1 Juli mendatang.
Pemberontakan dilakukan setelah ia menyatakan militer sudah membunuh banyak anggotanya dalam serangan udara. Namun Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan ini.
Baca juga: Rusia Terguncang Kudeta Wagner
Putin telah membiarkan Prigozhin selama bertahun-tahun membangun pasukan swasta yang tangguh yang kemudian melakukan banyak pertempuran sengit di Ukraina. “Mitos persatuan Rusia Putin sudah berakhir. Eskalasi internal ini memecah belah pengerahan militer Rusia. Ini akibatnya jika Anda mendukung dan membiayai tentara bayaran. Satu hal yang pasti, front Rusia lebih lemah dari sebelumnya. Saya harap perdamaian akan tercapai segera. Kami menantu langkah Rusia selanjutnya di Ukraina,” kata Tarjani.
Prigozhin dekat dengan Putin selama 20 tahun terakhir dan memenangkan banyak kontrak katering Kremlin yang menguntungkan dan membuatnya mendapat julukan “koki Putin”. Ia dan puluhan warga Rusia lainnya didakwa di Amerika Serikat karena dituduh mengoperasikan kampanye media sosial rahasia yang bertujuan mengobarkan perselisihan menjelang kemenangan pemilihan presiden Donald Trump tahun 2016. Pasukan Wagner sudah mengirimkan tentaranya ke Libya, Suriah, dan beberapa negara Afrika, serta Ukraina. (REUTERS/AFP/AP)