Naruhito Menapaki Jejak Diplomasi Lunak Kekaisaran Jepang
Meski tidak mempunyai kekuatan politik, Kaisar Jepang adalah simbol diplomasi lunak negara itu yang memperkuat persahabatan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR, NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Hari kedua lawatan Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako di Indonesia, Senin (19/6/2023), diawali dengan kunjungan ke Istana Bogor. Bersama dengan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, dua simbol Kerajaan Jepang itu menyempatkan diri mengunjungi Griya Anggrek di Kebun Raya Bogor guna mengagumi keanekaragaman hayati Nusantara.
Sehari sebelum kunjungan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako ke Bogor, Sekretaris Pers untuk Kaisar Jepang Kojiro Shiojiri menjelaskan bahwa Kaisar Naruhito memilih Indonesia sebagai negara pertama untuk lawatan luar negerinya. Sejumlah alasannya ialah hubungan bilateral Indonesia-Jepang yang menginjak 65 tahun dan hubungan kerja sama Jepang dengan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang sudah berlangsung 50 tahun.
”Kebetulan, saat Presiden Joko Widodo ke Jepang pada Juli 2022, beliau secara resmi mengundang Yang Mulia Kaisar Naruhito ke Indonesia. Undangan itu dijawab sekarang,” katanya.
Jadwal di Bogor ialah mengunjungi Griya Anggrek di Kebun Raya Bogor dan menanam pohon gaharu (Aquilaria beccariana). Presiden Jokowi menyetir sendiri mobil golf yang ditumpangi bersama dengan Kaisar Naruhito, Permaisuri Masako, dan Nyonya Iriana. Acara diakhiri dengan makan siang bersama.
”Intinya, Kaisar Naruhito ingin menyaksikan sendiri wujud persahabatan Indonesia-Jepang. Tempat-tempat yang ia pilih untuk dikunjungi merupakan praktik nyata kerja sama kedua negara,” kata Shiojiri.
Pada Senin, Kaisar Naruhito mengunjungi pula Depo Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus dan Stasiun Pompa Waduk Pluit. Menurut Shiojiri, Kaisar sangat tertarik pada penerapan teknologi Jepang dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. MRT, misalnya, menjadi pilihan angkutan umum yang bersih, aman, dan tepat waktu.
Adapun Stasiun Pompa Waduk Pluit memiliki tiga pompa, dari sepuluh unit, yang merupakan sumbangan Jepang pada 2014. Stasiun pompa ini penting dalam pencegahan dan penanganan banjir di Jakarta.
”Kaisar Naruhito amat memperhatikan aspek keterpakaian dan dampak positif dari hasil-hasil kerja sama dengan Jepang ini,” kata Shiojiri.
Sebagai simbol negara Jepang, Naruhito tidak memiliki kewenangan politik. Oleh karena itu, ketika bertemu Presiden Jokowi dan para menteri, tidak ada isu strategis, perjanjian kerja sama, ataupun keputusan yang diambil. Dilansir dari Nikkei, Kaisar Naruhito menekankan bahwa menjadi duta persahabatan dan membangun jalinan kerja sama yang baik adalah pilar sangat penting bagi keluarga Kerajaan Jepang.
”Ada masa ketika hubungan Jepang-Indonesia sangat sulit setelah Perang Dunia II. Sekarang, kita bersahabat erat. Semoga kunjungan ini bisa memicu semakin banyak relasi antarmasyarakat kedua negara, terutama di kalangan generasi muda,” tutur Naruhito. Ini pula yang menjadi landasan Indonesia menjadi negara pertama yang ia lawat sejak naik takhta pada 2019.
Diplomasi ikan
Hal unik dari diplomasi lunak Indonesia-Jepang ialah menjadikan ikan sebagai salah satu simbol. Pada tahun 1962, ayah Naruhito yang ketika itu masih bergelar Putra Mah-kota Akihito melawat ke Indonesia dan berkunjung ke Istana Bogor.
Akihito terpesona dengan ikan mas kumpay (Cyprinus carpio). Indonesia kemudian mengirim 60 ikan ini ke Jepang yang kemudian dikawinsilangkan dengan ikan koi setempat (Cyprinus rubrofuscus).
Anak cucu persilangan ikan mas kumpay dan ikan koi lalu dibawa oleh Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko dalam lawatan resmi mereka ke Indonesia pada 1991. Akihito naik takhta pada 1989 setelah ayahandanya, Hirohito, mangkat. Presiden Soeharto dan Nyonya Tien Soeharto dihadiahi oleh Akihito 50 anakan hasil persilangan ini.
Ketika kembali ke Jepang, Akihito membawa serta oleh-oleh ikan arwana dari Presiden Soeharto.
Sekarang ikan arwana kembali menjadi simbol persahabatan. Tepatnya ikan arwana jenis super red asal Kalimantan Barat. Presiden Jokowi menyerahkannya sebagai tanda mata kepada Naruhito.
Baca juga: Takhta Krisan, Simbol Harapan Negeri SakuraSeperti bangsa-bangsa Asia Timur, ikan merupakan simbol penting di dalam kebudayaan. Prinsip ini banyak dipengaruhi oleh fengsui dari China. Ada banyak makna positif yang tersirat dari ikan. Beberapa di antaranya ialah keberuntungan, kesejahteraan, kekuatan untuk terus bertahan di tengah arus sederas apa pun, dan keberanian.
Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan bahwa kunjungan ke Kebun Raya Bogor memiliki ikatan emosional bagi Naruhito karena ayahnya, Akihito, menyukai tempat tersebut.
Oleh karena itu, berjalan-jalan ke Griya Anggrek dan menanam pohon dilakukan guna membuat kunjungan semakin personal bagi Naruhito. Kini ada pohon sebagai simbol persahabatan Indonesia-Jepang tumbuh di Kebun Raya Bogor.