Pertemuan Menlu AS Antony Blinken dengan sejumlah pejabat China, termasuk Presiden Xi Jinping, meletakkan fondasi yang sama soal pentingnya komunikasi di tengah ketegangan hubungan. Xi meminta AS menghormati Bejing.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD, ELSA EMIRIA LEBA, DARI BEIJING, CHINA
·3 menit baca
BEIJING, KOMPAS Setelah sempat menunggu beberapa lama, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akhirnya bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, Senin (19/6/2023). Xi menerima Blinken di Balai Agung Rakyat, Beijing, China. Dalam pertemuan itu, Xi menekankan perlunya rasa saling menghormati dan ketulusan dalam interaksi di antara kedua negara.
Pertemuan di Balai Agung Rakyat itu dipandang sebagai sinyal positif dalam koreografi diplomasi. Kepada Blinken, Xi mengatakan, melalui Menlu Qin Gang dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Partai Komunis China Wang Yi, Pemerintah China telah memperjelas posisinya. Berdasarkan pembicaraan dengan Presiden AS Joe Biden saat bertemu di Bali, di sela-sela KTT G20, November 2022, China dan AS sepakat untuk menindaklanjuti hubungan kedua negara berdasarkan pada pemahaman bersama.
”Interaksi negara dengan negara harus selalu didasarkan pada rasa saling menghormati dan ketulusan. Saya berharap Menlu Blinken, melalui kunjungan ini, dapat memberikan kontribusi positif untuk menstabilkan hubungan China-AS,” kata Xi.
Xi juga mengatakan, di tengah dunia yang terus berkembang, masyarakat global membutuhkan dan menginginkan relasi AS-China stabil. Xi menyerap berbagai informasi bahwa komunitas internasional prihatin melihat relasi AS-China terus memanas. ”Kedua negara harus bertindak dengan rasa tanggung jawab atas sejarah, bagi rakyat, dan dunia,” kata Xi.
Bumi, dalam pandangan China dan Xi, cukup besar untuk menampung perkembangan masing-masing negara dan kemakmurannya. Xi menilai, baik China maupun AS memiliki hak untuk menjadikan negaranya lebih baik. ”Kepentingan bersama kedua negara harus dihargai dan kesuksesan masing-masing adalah peluang, bukan ancaman bagi satu sama lain,” kata Xi lagi.
Bagi Beijing, AS-China perlu hidup berdampingan dengan damai, memiliki hubungan yang bersahabat, dan menjalin kerja sama yang saling menguntungkan. Dengan demikian, China-AS bisa berkontribusi pada perdamaian dan pembangunan global. Keduanya juga bisa membantu dunia menjadi lebih stabil, pasti, dan konstruktif.
Xi juga menekankan, China menghormati kepentingan AS dan tidak berusaha menantang atau menggusur AS. Karena itu, China memiliki ekspektasi yang sama pada AS tentang China, yakni AS perlu menghormati hak dan kepentingan sah China.
Dalam kesempatan itu, Blinken menyampaikan salam dari Biden kepada Xi. Sama seperti Xi, Biden meyakini AS dan China memiliki kewajiban untuk mengelola hubungan kedua negara secara bertanggung jawab demi kepentingan negara masing-masing dan dunia. AS, tutur Blinken, berkomitmen pada kesepakatan yang dicapai di Bali. Komitmen yang sudah dibuat oleh Biden, yakni AS tidak mencari Perang Dingin baru, tidak berusaha mengubah sistem China, aliansinya tidak diarahkan ke China, tidak mendukung ”kemerdekaan Taiwan”, dan tidak mencari konflik dengan China.
Blinken, dalam konferensi pers seusai pertemuan dengan Xi, mengatakan, ada persamaan pandangan antara Pemerintah AS dan China soal bagaimana kedua negara harus tetap menjaga hubungan dan komunikasi di antara mereka di tengah situasi yang panas ini. ”Kami ingin menstabilkan hubungan antara AS dan China. Dan, kami juga mendengar hal yang sama dari China,” katanya.
Sebelum bertemu Presiden Xi, Blinken juga bertemu dengan mitranya, Menlu China Qin Gang, Minggu (18/6). Pertemuan kedua menlu berlangsung selama 7,5 jam dikemas dalam forum bilateral dan makan malam. Kedua pejabat membahas hubungan bilateral, termasuk isu Taiwan.