Segudang Dakwaan Kriminal Tak Mempan bagi Donald Trump
Segudang dakwaan kriminal, termasuk dakwaan spionase, tidak mengurangi dukungan terhadap Donald Trump untuk kembali menjadi calon presiden AS.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
MIAMI, SELASA — Sejak Senin (12/6/2023) petang waktu setempat atau Selasa (13/6/2023) dini hari WIB, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berada di Miami, Florida, AS, untuk menghadapi persidangan dalam dakwaan menyimpan dokumen rahasia milik Pemerintah Federal AS. Ini salah satu dari segudang dakwaan kriminal yang ditujukan terhadapnya.
Meski dijerat dengan puluhan dakwaan kriminal, Trump (76) tetap meraup dukungan yang tinggi di kalangan Partai Republik untuk mencalonkan lagi sebagai presiden dalam pemilu tahun 2024. ”Mereka (pendukung Republik) sudah tidak peduli lagi soal dakwaan. Saya pikir ini agak mengejutkan,” kata Jill Biden, Ibu Negara AS, yang sedang menggalang dana kampanye bagi suaminya, Presiden Joe Biden, di Manhattan, New York, Senin.
Hasil jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos yang dilakukan mulai Jumat (9/6/2023) dan dikeluarkan pada Senin (12/6/2023) memperlihatkan dukungan yang sangat tinggi dari Republikan terhadap Trump. Ia mendulang dukungan hingga 43 persen dari pemilih Republikan. Pesaing terkuatnya, Gubernur Florida Ron DeSantis, hanya memperoleh 22 persen dukungan.
Angka dukungan itu memperlihatkan penurunan hingga 6 persen terhadap Trump dibanding jajak pendapat sebelumnya. Sementara angka dukungan terhadap DeSantis naik 3 persen. Meski demikian, dengan posisi ini, Trump masih menjadi kandidat kuat calon presiden dari Partai Republik.
Jajak pendapat itu juga mengungkapkan bahwa 81 persen Republikan meyakini bahwa dakwaan yang diajukan Departemen Kehakiman dan Jaksa Agung AS itu memiliki motif politik. Meski demikian, sebanyak 62 persen responden, termasuk 91 persen pendukung Demokrat dan 35 persen pendukung Republik, meyakini bahwa Trump secara ilegal menyimpan dokumen rahasia milik pemerintah di kediamannya, seperti yang dituduhkan oleh jaksa.
Sementara itu, dibanding dengan Trump dan DeSantis, tingkat keterpilihan kandidat bakal capres Republikan lainnya, seperti mantan Dubes AS untuk PBB Nikki Haley dan mantan Wakil Presiden AS Mike Pence, berada di bawah satu digit.
Hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos itu diikuti 1.005 responden dewasa di seluruh AS. Sebelumnya terbit penelitian soal tingkat kepuasan pemilih terhadap pemerintahan Presiden Joe Biden yang didukung Demokrat.
Tingkat kepuasan pemilih terhadap Biden berada di angka 41 persen pada pekan lalu. Angka ini mendekati level terendah kepemimpinannya sejak dilantik pada Februari 2021. Angka ini juga tidak jauh dari angka kepuasan pemilih terhadap kepemimpinan Trump selama periode 2017-2021 yang berada pada kisaran 40 persen.
Sidang perdana Trump
Trump dijadwalkan tiba di gedung Pengadilan Federal Miami Selasa sore waktu setempat. Tiba sehari sebelumya, Trump mulai menyebarkan misinformasi soal peradilan yang akan dijalaninya dengan menyebut bahwa dakwaan terhadap dirinya bagian dari rencana besar kelompok kiri untuk meminggirkan kelompok konservatif sayap kanan.
”Saya berharap seluruh negara menonton apa yang dilakukan kelompok kiri radikal terhadap Amerika,” tulisnya di platform media sosial, Truth Social, miliknya sebelum berangkat dari New Jersey.
Kedatangan Trump ke Miami juga diantisipasi Kepolisian Miami. Kesiagaan aparat kepolisian ini ini tak lepas dari memori peristiwa penyerbuan Gedung Capitol, 6 Januari 2021, oleh para pendukung Trump. Peristiwa itu dianggap sebagai coreng dalam wajah demokrasi AS.
Kepala Kepolisian Miami Manny Morales mengatakan, diperkirakan 50.000 pendukung Trump akan datang ke kota itu untuk memberikan dukungan bagi mantan pengusaha real estate tersebut.
Trump sengaja mendorong para pendukungnya untuk datang ke Miami dan berunjuk rasa di gedung federal. Dia berdalih bahwa AS telah kehilangan segalanya dan kehadiran para pendukung Partai Republik sangat dibutuhkan oleh negara.
”Kami membutuhkan kekuatan di negara kami sekarang. Dan, mereka harus keluar dan mereka harus memprotes secara damai. Mereka harus keluar,” kata Trump kepada Roger Stone, sahabat dekatnya, dalam sebuah wawancara di WABC Radio.
Beberapa pakar hukum, termasuk mantan jaksa agung pada era pemerintahan Trump, William Barr, mengatakan bahwa kasus itu kuat. Puluhan dakwaan yang diajukan terhadap Trump termasuk tindakan melanggar Undang-Undang Spionase yang mengkriminalisasi kepemilikan informasi pertahanan tanpa izin, dan konspirasi untuk menghalangi keadilan. Ancaman hukumannya adalah pidana penjara maksimal 20 tahun.
Dalam dakwaannya, Departemen Kehakiman menuduh Trump mengambil ribuan dokumen yang berisi beberapa rahasia keamanan nasional yang paling sensitif saat meninggalkan Gedung Putih pada Januari 2021. Tidak hanya menyimpannya di kediaman pribadi di Mar A-Lago, Florida, Trump juga dituduh membagikan informasi itu kepada pihak-pihak yang dinilai tidak berwenang mendapatkannya.
Foto-foto yang dilampirkan dalam surat dakwaan menunjukkan kotak-kotak dokumen yang disimpan di panggung ballroom, kamar mandi, dan berserakan di lantai ruang penyimpanan. Trump, pengacara, dan para pembantunya menghalang-halangi petugas pemerintah federal yang ingin mengambil kembali dokumen-dokumen tersebut.
Kandidat presiden dari Partai Republik, Chris Christie, mantan Gubernur New Jersey dan penasihat kampanye pemilihan Trump 2016, saat ditanya mengenai apakah dakwaan dilatarbelakangi motif politik oleh Biden, menyatakan, tidak. ”Saya pikir, tidak. Bukti ini terlihat sangat memberatkan,” kata Christie. (AP/REUTERS)