Sebelumnya Ukraina dan Rusia pernah saling tuding pihak lawan akan mengincar bendungan itu dalam serangan. Pada Oktober 2022, Zelenskyy memperkirakan Rusia akan menghancurkan bendungan untuk menyebabkan banjir.
Foto citra satelit dari Maxar memperlihatkan pemandangan bendungan Kakhovka di Ukraina selatan yang hancur pada 5 Juni 2023. Ukraina dan Rusia saling tuding soal pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kyiv, Selasa – Rusia dan Ukraina saling tuding menyusul serangan yang meledakkan sebuah bendungan dan menyebabkan banjir di wilayah Kherson, Ukraina, Selasa (6/6/2023). Pihak berwenang setempat memperingatkan terjadinya banjir dan mulai mengevakuasi penduduk di 10 desa di sekitar bendungan.
Dalam video yang tidak terverifikasi dan beredar media sosial, terlihat ledakan intens di sekitar Bendungan Kakhovka dan air meluap. Bendungan setinggi 30 meter dan sepanjang 3,2 kilometer itu dibangun pada era Uni Soviet tahun 1956 di aliran Sungai Dnipro. Volume airnya diperkirakan sama dengan Danau Great Salt di Negara Bagian Utah, Amerika Serikat, yakni sekitar 18 juta meter kubik. Bendungan ini berada di wilayah yang kini diduduki pasukan Rusia dan menyuplai air ke pembangkit tenaga nuklir Zaporizhia yang dikuasai Rusia, juga ke Semenanjung Crimea yang dianeksasi Rusia pada 2014.
Komando Selatan Angkatan Bersenjata Ukraina menyebut, pasukan Rusia meledakkan bendungagn tersebut. “Skala kerusakan, cepatnya dan banyaknya air, dan area yang tergenang masih diklarifikasi,” sebut militer Ukraina di laman Facebook.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy direncanakan menggelar pertemuan darurat menyusul serangan atas Bendungan Kakhovka. “Kehancuran bendungan itu hanya menegaskan kepada dunia bahwa mereka (Rusia) harus angkat kaki dari setiap sudut tanah Ukraina,” tulis Zelenskyy di aplikasi pesan Telegram.
RUSSIAN DEFENSE MINISTRY PRESS SERVICE VIA AP
Foto yang diambil dari cuplikan video yang dirilis Biro Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada 5 Juni 2023 memperlihatkan artileri ditembakan ke posisi Ukraina di sebuah lokasi yang dirahasiakan.
Sementara kantor berita Rusia, TASS, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengungkap, bendungan itu hancur karena tembakan rudal dari peluncur multilaras Olkha. TASS mengutip Wali Kota Nova Kakhovka yang dikendalikan Rusia dan menyebutnya sebagai bentuk terorisme, merujuk pada serangan oleh pihak Ukraina. Meski demikian, serangan atas bendungan itu tidak membahayakan PLTN Zaporizhia.
Pemerintahan bentukan Rusia di Kherson mengatakan, evakuasi warga di sekitar bendungan telah dilakukan. Diperkirakan air akan mencapai level kritis dalam lima jam setelah terjadinya serangan.
Sebelumnya Ukraina dan Rusia pernah saling tuding pihak lawan akan mengincar bendungan itu dalam serangan. Pada Oktober 2022, Zelenskyy memperkirakan Rusia akan menghancurkan bendungan untuk menyebabkan banjir.
Selama beberapa bulan terakhir, otoritas, ahli, dan warga menyatakan khawatir soal air yang mengalir melalui Bendungan Kakhovka. Pada Februari, permukaan air bendungan sangat rendah sehingga ditakutkan akan memengaruhi proses pendinginan di fasilitas PLTN. Namun, pada pertengahan Mei, hujan deras dan salju yang mencair membuat permukaan air naik di atas level normal, membanjiri desa-desa di sekitarnya.
Ukraina mengontrol lima dari enam bendungan di sepanjang Sungai Dnipro yang mengalir dari wilayah utara dekat perbatasan dengan Belarus hingga ke Laut Hitam. Satu bendungan, yakni Kakhovka, dikontrol pasukan Rusia. Bendungan-bendungan itu sangat krusial bagi bahan baku air minum dan pasokan pembangkit listrik.
Serangan besar
RUSSIAN DEFENSE MINISTRY PRESS SERVICE VIA AP
Foto yang diambil dari cuplikan video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 5 Juni 2023 memperlihatkan jet serang darat Su-25 milik Angkatan Udara Rusia menembakkan roket saat misi di atas Ukraina.
Rusia mengklaim kembali berhasil menangkis serangan besar Ukraina di wilayah Donetsk pada Selasa. Sehari sebelumnya, Rusia menyatakan klaim serupa. Pasukan Rusia menyatakan berhasil menghancurkan 28 tank, termasuk delapan tank tempur utama Leopard dan 109 kendaraan lapis baja. “Telah mengalami kekalahan besar sehari sebelumnya, rezim Kiev mengorganisasi ulang brigade mekanis ke unit-unit terpisah yang meneruskan operasi serangan,” sebut Kementerian Pertahanan Rusia melalui Telegram.
Tidak ada komentar dari Kyiv soal klaim Rusia. Pasukan kedua belah pihak sering saling melontarkan klaim tentang capaian pasukannya dan kekalahan pihak lain. Tidak ada yang bisa memverifikasi klaim-klaim tersebut.
Surat kabar The Washington Post melaporkan, beberapa pejabat AS memperkirakan serangan balasan Ukraina tengah berjalan. Namun, juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby menolak berkomentar. “Saya tidak akan berbicara bagi militer Ukraina. AS melakukan apa pun yang kami bisa untuk menjamin mereka punya semua perlengkapan, pelatihan, dan kapabilitas untuk berhasil,” ujarnya.
Keberhasilan atau kegagalan serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia diperkirakan akan memengaruhi dukungan diplomatik dan militer Barat bagi Ukraina di masa mendatang. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, kepada kantor berita Reuters, Senin, mengatakan, Ukraina kini memiliki cukup persenjataan untuk serangan balasan. Akan tetapi, dia menolak berkomentar apabila serangan itu telah dimulai.
Rusia kini menguasi 18 persen wilayah Ukraina yang diakui secara internasional dan mengklaim empat wilayah lain, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhia. Serangan balasan besar-besaran Ukraina bertujuan merebut kembali empat wilayah tersebut. (AP/REUTERS)