Terima Kunjungan Presiden Iran, Presiden Jokowi Harap Ada Peningkatan Kerja Sama Perdagangan
Presiden Jokowi dan Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi sepakat untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina dan mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo, Selasa (23/5/2023), menyambut kunjungan resmi Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Kunjungan kali ini merupakan kunjungan perdana Presiden Seyyed Ebrahim Raisi ke Indonesia sejak dilantik sebagai Presiden ke delapan Iran pada 2021.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa pertemuan dengan Presiden Iran membahas mengenai situasi geopolitik dunia dan penguatan kerja sama bilateral. Terkait kerja sama ekonomi, Indonesia dan Iran telah menandatangani preferential trade agreement (PTA). ”Semoga dapat makin meningkatkan perdagangan Indonesia dan Iran,” ujar Presiden Jokowi.
Nilai kerja sama perdagangan Indonesia-Iran mencapai 257,2 juta dollar AS pada 2022. Angka tersebut meningkat 23 persen dari tahun 2021. Menurut Presiden Jokowi, Indonesia dan Iran juga menjajaki pembentukan kesepakatan B to B, investasi pembangunan Ibu Kota Nusantara dan solusi untuk investasi sektor migas. Selain itu, kedua pemimpin negara juga membahas tentang teknologi sinyal perkeretaapian.
”Saya telah menyampaikan harapan untuk kerja sama riset bersama, alih teknologi, dan assembly,” kata Presiden.
Di bidang kesehatan, pembahasan antara lain tentang pilot project untuk telerobotic surgery, pilot project untuk telemedicine, dan kolaborasi telemedicine di 11 puskemas yang telah berjalan. ”Saya juga tadi menyampaikan terkait dengan alih teknologi dan produksi bersama dengan BUMN Indonesia dan kerja sama bioteknologi dan nano teknologi untuk kesehatan, energi pertanian, dan lingkungan,” kata Presiden Jokowi.
Sebanyak 10 kesepakatan kerja sama Indonesia-Iran telah ditandatangani. Kerja sama tersebut adalah kerja sama preferensi perdagangan; pemberantasan peredaran gelap narkotika, zat psikotropika, dan prekursornya; ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi; jaminan produk halal, dan pengembangan sektor energi (minyak dan gas).
Selain itu, kesepakatan kerja sama juga menyangkut regulasi di bidang produk farmasi, biologi, obat tradisional, kosmetik dan pangan olahan, pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas, bantuan administrasi timbal balik di bidang kepabeanan, promosi perdagangan, dan program pertukaran kebudayaan.
Di luar pembahasan tentang kerja sama bilateral, Presiden Jokowi dan Presiden Raisi sepakat untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina dan mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan. ”Dengan terus menyuarakan akses pendiidkan bagi perempuan di Afghanistan dan terus memberikan bantuan kemanusiaan,” ujar Presiden Jokowi.
Dalam keterangannya, Presiden Raisi juga menegaskan dukungan terhadap Palestina. Menurut dia, tekad rakyat Palestina yang tertindas harus didukung hingga meraih kemerdekaan. Raisi juga menyebut tentang pentingnya pendidikan di segala jenjang bagi perempuan dan anak di Afganistan.
”Hari ini, berkat revolusi Islam di Iran, perempuan hadir di berbagai bidang politik, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan dan medis, dan di berbagai bidang olahraga. Perempuan Afghanistan dapat menciptakan kehormatan besar bagi negara,” tuturnya.
Menurut Raisi, kerja sama Indonesia dan Iran sangat baik di berbagai bidang, seperti ekonomi dan perdagangan, energi, kesehatan dan pengobatan, serta budaya. ”Mampu meningkatkan tingkat hubungan antara kedua negara dan kedua negara besar dan kuat ini akan berperan di kawasan dan di tingkat internasional,” kata Raisi yang juga mengundang Jokowi ke Teheran.
Presiden Seyyed Ebrahim Raisi bersama rombongan direncanakan akan berada di Indonesia hingga Rabu (24/5/2023). Presiden Iran tidak hanya akan bertemu Presiden Jokowi, tetapi juga akan bertemu dengan beberapa tokoh lain.
Kedatangan Presiden Iran di Istana Kepresidenan Bogor disambut pasukan Nusantara, pasukan berkuda, dan korps musik Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Setibanya di halaman depan Istana Bogor, Presiden Jokowi menyambut langsung kedatangan Presiden Iran. Prosesi penyambutan kemudian dilanjutkan dengan upacara penyambutan resmi dengan diperdengarkannya lagu kebangsaan Indonesia dan Iran yang diiringi dentuman meriam sebanyak 21 kali. Setelah dentuman meriam selesai, kedua pemimpin kemudian melakukan inspeksi pasukan kehormatan.
Kedua pemimpin selanjutnya memperkenalkan delegasi dari masing-masing negara yang turut hadir mengikuti upacara. Delegasi Indonesia yang hadir adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, Wamenkes Dante Saksono, Duta Besar Indonesia untuk Iran Ronny Prasetyo Yuliantoro, dan Pelaksana Harian Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Jatmiko Heru Prasetyo.
Presiden Jokowi kemudian mengajak Presiden Iran untuk berfoto bersama dan menandatangani buku tamu kenegaraan di Ruang Teratai. Kedua pemimpin negara kemudian menuju beranda untuk berbincang sejenak sebelum menanam pohon ulin bersama di halaman belakang Istana Bogor. Presiden menjelaskan bahwa pohon ulin besi ini bisa berumur hingga 80 tahun.
Selepas penanaman pohon, Presiden Jokowi dan Presiden Raisi menggelar pertemuan bilateral. Seusai pertemuan bilateral, Presiden Jokowi dan Presiden Raisi menyaksikan nota kesepahaman (MoU) yang telah disepakati oleh kedua negara. Kedua pemimpin negara kemudian menyampaikan pernyataan pers bersama di Ruang Teratai.