Populasi China Turun, Produsen Produk Bayi dan Anak Jungkir Balik
Dampak penurunan populasi China dirasakan produsen produk bayi dan anak-anak di China. Untuk mengatasi penurunan pendapatan, mereka mengembangkan produk orang dewasa dan memperlebar pasar ke luar negeri.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
Bagi banyak produsen produk khusus untuk bayi dan anak-anak di China, penurunan populasi China menjadi momok menakutkan. Ketika penurunan populasi betul-betul terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah China pada 2023, penjualan domestik menyusut. Mereka mulai berkompetisi mengembangkan produk lain, seperti diversifikasi ke produk untuk orang dewasa, atau meningkatkan penjualan ke pasar luar negeri dengan populasi yang lebih muda, seperti kawasan Asia Tenggara dan India.
Salah satu produsen produk bayi dan anak, Health and Happiness (H&H), memperoleh hampir setengah dari pendapatannya dari produk seperti susu formula bayi, makanan bayi, dan popok. Pendapatan untuk merek popok Dodie turun 12 persen di China daratan pada tahun lalu akibat tingkat kelahiran yang turun.
Direktur Eksekutif H&H Akash Bedi, Kamis (11/5/2023), mengakui perusahaannya kelebihan pasokan hingga membuat harga produk bayi turun. Untuk mengatasi potensi kerugian, ekspansi dan diversifikasi global menjadi prioritas H&H dan berhasil mengimbangi penurunan permintaan popok dengan lonjakan pendapatan global sebesar 12,5 persen untuk divisi nutrisi dewasa yang menampung vitamin dan suplemen bermerek Swisse.
”Di pasar yang lebih baru, seperti Vietnam, Thailand, India, dan Malaysia, merek (Swisse) mengembangkan saluran daring danluring untuk menumbuhkan pangsa pasar,” kata Bedi.
Menurut penelitian dari Euromonitor, pasar China untuk makanan bayi dan popok adalah yang terbesar di dunia dengan total nilai 37,9 miliar dollar AS. Ini menyumbang sekitar sepertiga dari penjualan global setiap tahunnya. Namun, efek lanjutan dari penurunan populasi China terjadi cepat dan pasar diperkirakan akan berkontraksi tahun ini.
Tahun ini nilai pasar akan menyusut menjadi 37,6 miliar dollar AS dan pada tahun 2025 menjadi 37,2 miliar dollar AS. Tren penurunan tingkat kelahiran juga diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu dekat karena anak muda China tidak tertarik untuk memiliki lebih dari satu anak atau bahkan tidak mau memiliki anak karena mahalnya biaya membesarkan anak, terutama biaya pendidikan.
Direktur Pelaksana Kelompok Penelitian Pasar China (CMR) Shaun Rein khawatir produsen produk bayi yang tidak melakukan diversifikasi usaha akan menghadapi masa depan suram dengan pendapatan yang buruk, margin menurun, dan harga saham yang remuk. Diversifikasi usaha pun butuh waktu 1-3 tahun untuk berhasil. CMR memperkirakan pasar China untuk barang dan jasa anak-anak (termasuk pendidikan) saat ini bernilai sekitar 500 miliar dollar AS per tahun dan kemungkinan akan menyusut 15-20 persen selama lima tahun ke depan.
Perusahaan Grup Internasional Hengan yang berbasis di Fujian yang membuat pembalut perempuan, popok, dan tisu, harus menghadapi penurunan penjualan popok 1,4 persen pada tahun lalu. Namun, sebaliknya, pendapatan dari popok dewasa melonjak hingga 13 persen. Ini menunjukkan populasi China yang menua dengan cepat dan mendorong pergeseran dalam belanja konsumen. Melihat peluang pengembangan bisnis ini, Hengan akan berinvestasi lebih banyak pada produk perawatan dewasa, seperti merek popok ElderJoy untuk memperluas pangsa pasar baik di dalam negeri maupun di Asia Tenggara.
Barangkali yang paling dirugikan dari tren penurunan demografi China ini adalah produsen susu formula bayi dalam negeri dengan lini produk yang kurang terdiversifikasi. Banyak produsen yang membukukan penurunan penjualan yang tajam pada 2022 setelah mengalami pertumbuhan selama bertahun-tahun. China Feihe, pembuat susu formula bayi terbesar di China, mengalami pendapatan yang turun sebesar 6,4 persen.
Penjualan untuk Yashili International Holdings Ltd anjlok 15,7 persen, sedangkan untuk Ausnutria Dairy Corp Ltd anjlok 9,1 persen. Ketiganya kini mengembangkan produk untuk orang tua. Produk susu bubuk untuk orang dewasa yang diperkaya dengan vitamin dan mineral menjadi fokus pengembangan.
Yashili, misalnya, akan fokus membuat susu bubuk untuk anak usia 3-15 tahun dan orang dewasa, khususnya lansia. Mereka juga baru-baru ini meluncurkan produk yang menyasar perempuan usia muda, seperti goji beri dan oatmeal buah.
Produsen pakaian anak-anak juga kini harus lebih kreatif demi mengejar pertumbuhan. ”Dampak penurunan angka kelahiran sangat nyata. Sekarang kami banyak membuat baju orangtua-anak yang serasi. Padahal, dulu satu item baju hanya dibuat untuk anak-anak. Sekarang kami juga membuat versi dewasanya,” kata Zhang Yan, pendiri NatunaKids, lini pakaian anak-anak yang berbasis di Shanghai. (REUTERS)