Banyak masyarakat yang berada di sekitar arena KTT ASEAN berkontribusi menyukseskan momen tersebut. Dalam senyap, mereka memberi sumbangsih.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN, CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·6 menit baca
Lewat tayangan video di media sosial, Nur Dahlia (34) bersama anaknya menyimak pidato pemimpin negaranya, Presiden Joko Widodo, dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi ke-42 ASEAN pada Rabu (10/5/2023). Telunjuknya kemudian mengarah ke sisi selatan, menunjuk Hotel Meruorah, sebuah bangunan bertingkat nan megah yang berdiri di pinggir laut.
Rumah Dahlia dan Hotel Meruorah, tempat Presiden Joko Widodo bersama sejumlah kepala negara mengikuti KTT ke-42 ASEAN, itu hanya terpaut beberapa langkah kaki saja. Keduanya sama-sama berada di tepian Teluk Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Sepanjang hari itu, Hotel Meruorah dan perairan laut sekitarnya yang berlatar pulau menghijau menjadi pusat perhatian karena menjadi tempat perhelatan konferensi pemimpin negara-negara Asia Tinggi beserta delegasi. Tak melulu soal pertemuan resmi, ada pula kegiatan rekreatif mereka yang juga dapat dinikmati khalayak di manapun berada lewat tayangan langsung.
Sebut, misalnya, ketika pada sore hari Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo mengajak para pemimpin ASEAN beserta pendampingnya menikmati panorama keindahan Labuan Bajo dengan menaiki kapal pinisi. Antusias dan rona gembira terlihat di wajah para pemimpin ASEAN dan pendampingnya saat menikmati senja di perairan Labuan Bajo tersebut.
Dan, ketika beranjak malam, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana menggelar jamuan makan dalam suasana meriah bagi para pemimpin ASEAN. Jamuan santap malam tersebut digelar di Ayana Komodo Waecicu Beach, Labuan Bajo.
"Sekali lagi, selamat datang di Labuan Bajo, salah satu tempat terindah di Indonesia. Tak jauh dari sini terdapat Pulau Komodo, tempat asal sekaligus habitat komodo," ujar Presiden Jokowi saat memberi sambutan dan ucapan selamat datang bagi para pemimpin, pendamping, dan tamu undangan.
Tak lupa, harapan ke depan pun disampaikan Presiden Jokowi. “Semoga keindahan alam dan kebaikan masyarakat setempat di sini mendorong kita untuk lebih melihat ASEAN sebagai kawasan yang damai dan stabil serta sebagai episentrum pertumbuhan. Silakan menikmati makan malam, menikmati Labuan Bajo, dan menikmati pertunjukan,” ujarnya.
Sebagai makanan pembuka, para pemimpin disuguhi asinan buah. Adapun menu utama bertajuk "Taste of The Archipelago Sea" yang menyuguhkan, antara lain, sajian lobster, kakap merah khas Bali, hingga nasi minyak berikut aneka sambal. Kelapa muda pun disuguhkan bagi mereka.
Sembari menikmati sajian, para tamu undangan disuguhi beragam penampilan kesenian dari sejumlah penyanyi yang tampil secara bergantian. Duet penyanyi Maysha Jhuan dan gitaris Nathania Jhualim yang membawakan lagu "Inikah Cinta" mengawali hiburan.
Berikutnya, tampil pula penyanyi Andmesh Kamaleng, Dian Sorowea, grup musik RAN, Gamaliel-Audrey-Cantika (GAC), RDP Generation. Tak lupa, ada pula penyanyi dangdut Happy Asmara. Kemeriahan kian terasa ketika melantun lagu "Gemu Fa Mi Re" yang dibawakan seluruh penyanyi dengan penampilan atraksi kembang api yang menutup hiburan pada jamuan santap malam tersebut.
Tak hanya menonton satu video, Dahlia juga membuka video terkait lainnya. "Senang sekali, acara sebesar ini bisa diselenggarakan di Labuan Bajo. Kapan lagi banyak kepala negara datang ke sini? Kami bangga sekali," ujar ibu rumah tangga yang sehari-hari berjualan makanan dan bahan bakar eceran itu.
Bukan sekadar mimpi
Kabar akan berlangsungnya KTT ASEAN sudah diketahui Dahlia sejak tahun lalu. Awalnya, ia belum yakin. Namun kedatangan sejumlah pejabat dari Jakarta yang diikuti perbaikan berbagai infrastruktur beberapa bulan terakhir, mematahkan keraguannya.
Bukan lagi mimpi, sebuah kota kabupaten berpenduduk kurang dari 7.000 jiwa yang berada di tepi barat Pulau Flores itu menjadi tuan rumah KTT ASEAN. Dahlia pun ikut berbenah, setidaknya menata kembali lingkungan tempat tinggalnya.
Botol yang biasanya dipakai untuk menyimpan bahan bakar eceran ia singkirkan ke belakang rumah. Tempat jemuran yang biasa berdiri di depan rumah dilipat lalu disimpan dalam rumah. "Jadi selama satu minggu kami tidak cuci pakaian karena kami tidak punya tempat jemuran," ucap Dahlia.
Aktivitas jualan keluarga Dahlia juga terhenti. Biasanya, setiap hari bisa sampai ratusan orang yang berbelanja di tempat mereka, mulai es balok, bahan bakar eceran, makanan, dan berbagai jenis kue. Penghasilan per hari yang mencapai jutaaan rupiah pun melayang saat dia tidak berjualan.
"Namanya usaha dagang pasti kami merasa rugi. Tapi kami tidak pernah menyesal. Kami tidak kecewa apalagi sampai marah dan minta yang aneh-aneh. Kami ikhlas karena kami yakin, ke depan, Labuan Bajo pasti lebih maju lagi. (Ketika Labuan Bajo lebih maju) Tentu saja usaha kami juga ikut maju," kata Dahlia.
Menurutnya, perubahan wajah Labuan Bajo selama 10 tahun terakhir telah membawa manfaat bagi mereka yang puluhan tahun menetap di sana. Selain ekonomi bertumbuh, nilai aset mereka juga bertambah. Contohnya, harga tanah di rumah mereka kini Rp 7,5 juta per meter persegi berdasarkan nilai jual objek pajak.
Kendati demikian, ia punya beberapa catatan terkait momentum KTT ASEAN ini. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah di sekitar arena yang tidak dilibatkan. Seharusnya, KTT ASEAN memberi cukup ruang bagi komunitas usaha lokal yang ada di Labuan Bajo.
"Paling tidak untuk pengadaan makanan kami bisa dilibatkan. Banyak petugas keamanan yang berjaga di sekitar rumah kami ini sering kali dapat makanan basi karena terlambat diantar. Akhirnya, kami sukarela memberi makan mereka. Kasihan mereka. Kalau kami yang siapkan, pasti tidak sampai basi," kata Dahlia.
Hal senada juga disampaikan Muhamad Buharto, pemandu wisata, yang juga merasa senang dengan diadakannya KTT ASEAN di Labuan Bajo. Ia berharap, masa depan pariwisata di Labuan Bajo akan melompat lebih tinggi lagi di masa mendatang sehingga membawa kesejahteraan bagi pelaku wisata.
Seperti diketahui, Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai destinasi super prioritas bersama dengan empat destinasi lain, yakni Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Likupang di Sulawesi Utara, Toba di Sumatera Utara, dan Borobudur di Jawa Tengah. Ikon pariwisata di Labuan Bajo adalah komodo. Reptil dari zaman purba itu bertahan sampai saat ini, dan hanya ada di sana.
Menurut data Balai Taman Nasional Komodo, per akhir 2021, populasi komodo di Pulau Komodo sebanyak 1.728 ekor, di Pulau Rinca sebanyak 1.385 ekor, Pulau Padar 19 ekor, Pulau Gili Motang 81 ekor, dan Pulau Nusa Kode 90 ekor. Total keseluruhan 3.303 ekor.
Namun Buharto memberi catatan kritis terkait minimnya keterlibatan pemandu wisata lokal dalam momen KTT ASEAN. "Hanya ada beberapa yang terlibat di help desk, dan itu pun setelah mereka mengemis dulu ke panitia. Kami harapkan, ke depan tidak terjadi lagi seperti ini," ucapnya.
Puncak KTT ASEAN sudah berlalu. Di tengah suksesnya momentum itu, banyak orang ikut terlibat termasuk keluarga Dahlia yang berada tak jauh dari arena pertemuan para pemimpin negara ASEAN. Demi ikut menyukseskan KTT yang ingin membawa ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan, mereka rela berkorban memberi sumbangsih dalam senyap, jauh dari pujian serta tepukan tangan.