Sempat mengajak para pemimpin ASEAN berlayar naik pinisi, Presiden Jokowi menegaskan kesatuan ASEAN sangat penting untuk berlayar dengan tujuan sama. Salah satunya, tak boleh ada yang ambil manfaat dari konflik Myanmar.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, KRIS MADA, FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
Keterangan pers disampaikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (11/5/2023) seusai perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Ratusan wartawan dalam dan luar negeri menghadiri acara yang digelar di ruang konferensi pers Pusat Media KTT ASEAN tersebut.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan rasa syukurnya bahwa KTT Ke-42 ASEAN telah berhasil diselenggarakan dengan lancar dan dengan hasil baik. Indonesia ingin melihat ASEAN kuat dan mampu menghadapi tantangan, tanggap terhadap dinamika, dan tetap memegang peran sentral di kawasan.
”Oleh karena itu, kemarin saya ajak para leader untuk berlayar bersama naik kapal pinisi agar suasananya rileks dan kekeluargaan karena memang ASEAN ini adalah satu keluarga, ikatannya sangat kuat. Kesatuannya sangat penting untuk berlayar menuju tujuan yang sama, menjadikan ASEAN epicentrum of growth dan kawasan damai stabil dan sejahtera,” ujar Presiden Jokowi.
Indonesia ingin melihat ASEAN kuat dan mampu menghadapi tantangan, tanggap terhadap dinamika, dan tetap memegang peran sentral di kawasan.
Presiden Jokowi pun menyampaikan beberapa kesimpulan penting dari KTT ASEAN. Pertama, hal yang menyentuh kepentingan rakyat menjadi perhatian penting para pemimpin, termasuk perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia. ”Dan, saya mengajak negara-negara ASEAN untuk menindak tegas pelaku-pelaku utamanya,” katanya.
Kedua, terkait Myanmar, pencederaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa ditoleransi. ”Dan, five point consensus memandatkan ASEAN harus engage dengan semua stakeholder. Inklusivitas harus dipegang kuat oleh ASEAN karena kredibilitas ASEAN sedang dipertaruhkan,” ujarnya.
Presiden Jokowi menuturkan, Indonesia siap berbicara dengan siapa pun, termasuk dengan junta dan semua pemangku kepentingan di Myanmar untuk kepentingan kemanusiaan. ”Dan, yang penting untuk saya tegaskan bahwa engagement bukan recognition. Melakukan pendekatan bukan berarti memberikan pengakuan,” katanya.
Kesatuan ASEAN
Dalam pertemuannya dengan para pemimpin ASEAN, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kesatuan ASEAN sangat penting. Tanpa kesatuan, akan mudah bagi pihak lain untuk memecah ASEAN. ”Saya yakin tidak satu pun negara ASEAN menginginkan hal tersebut. Tidak boleh ada pihak di dalam atau di luar ASEAN yang mengambil manfaat dari konflik internal di Myanmar. Kekerasan harus dihentikan dan rakyat harus dilindungi,” tutur Presiden Jokowi.
Ketiga, terkait penguatan kerja sama ekonomi, ASEAN sepakat untuk membangun ekosistem mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia. Dengan demikian, hilirisasi industri menjadi kunci.
”Selain itu, implementasi transaksi mata uang lokal dan konektivitas pembayaran digital antarnegara sepakat untuk diperkuat. (Hal) Ini sejalan dengan tujuan sentralitas ASEAN supaya ASEAN semakin kuat dan semakin mandiri,” kata Presiden Jokowi.
Tidak boleh ada pihak di dalam atau di luar ASEAN yang mengambil manfaat dari konflik internal di Myanmar.
Dalam sesi tanya jawab, Presiden Jokowi menyatakan, ASEAN akan terus mendorong implementasi lima poin konsensus dan mendorong terciptanya dialog di kawasan Asia Tenggara. ”Tidak hanya dengan junta karena di sana banyak pihak yang terlibat. Kita akan memperbanyak stakeholders yang ada di Myanmar untuk ikut bersama-sama sehingga perlu didorong terciptanya dialog-dialog sebanyak-banyaknya. Dan juga memfasilitasi AHA center untuk menjalankan tugas-tugasnya,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dengan dukungan para pemimpin ASEAN, ASEAN akan tetap berkomitmen membantu masyarakat Myanmar. Prinsip tidak ada satu pun yang tertinggal akan diadopsi.