Ajakan untuk berkolaborasi mewarnai pidato maraton Presiden Jokowi pada serangkaian pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ke-42 ASEAN di Labuan Bajo. Tujuannya jelas, menjadikan ASEAN episentrum pertumbuhan.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, KRIS MADA, FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
Selepas membuka Konferensi Tingkat Tinggi ke-42 ASEAN, Presiden Joko Widodo memberikan serangkaian pidato pada pertemuan para pemimpin Asia Tenggara dengan perwakilan sejumlah kelompok mitra. Narasi untuk menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan mendominasi pidato Kepala Negara.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan parlemen di ASEAN sehingga kebijakan di masa darurat pandemi dapat dilakukan dengan cepat dan ASEAN dapat melewati masa kritis,” kata Presiden Joko Widodo saat berpidato pada pertemuan para pemimpin ASEAN dengan Majelis Lintas Parlemen ASEAN atau ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (10/5/2023).
Dalam jangka panjang, menurut Presiden Jokowi, peran parlemen juga sangat dibutuhkan untuk menyusun agenda ASEAN tahun 2045. “Kita harus memastikan ASEAN mampu lebih tanggap dan resilience menghadapi tantangan sehingga menjadi pusat pertumbuhan dan menjadi kawasan yang aman, stabil, dan demokratis,” ujarnya.
Presiden Jokowi pun menyinggung arti penting penguatan kolaborasi pemerintah dan parlemen. “Kolaborasi pemerintah dan parlemen harus diperkuat untuk menjaga dan memperkokoh stabilitas politik dan demokrasi guna menjamin ASEAN menjadi epicentrum of growth,” katanya.
Sementara itu saat berpidato di depan perwakilan Pemuda-Pemudi ASEAN atau ASEAN Youth, Presiden Jokowi mengungkapkan rasa senangnya dapat bertemu generasi muda Asia Tenggara. Mereka disebutnya sebagai calon pemimpin masa depan yang memiliki energi positif dan ide-ide kreatif dan inovatif utk memajukan kawasan.
“Kami berharap peran besar generasi muda ASEAN untuk keberlangsungan Asia Tenggara sebagai kawasan yang stabil dan damai, serta jadi epicentrum of growth. Dan, ASEAN punya modal kuat untuk mencapainya, (yakni) ekonomi yang tumbuh jauh di atas rata-rata dunia, kestabilan kawasan yang terjaga, dan tentu saja karena 34 persen populasi ASEAN adalah pemuda. Oleh sebab itu generasi muda ASEAN perlu merumuskan langkah-langkah terbaik untuk memaksimalkan potensi tersebut,” ujarnya.
Ketika bertemu dengan Dewan Penasehat Bisnis ASEAN atau ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Presiden Jokowi mengajak mensyukuri bersama bahwa ASEAN telah mampu menghadapi pandemi Covid-19. Hal ini terjadi berkat kolaborasi, kerja sama, dan sinergi antara pemerintah dan dunia usaha.
“Ke depan, tantangan masih sangat berat. Risiko geopolitik masih besar dan lembaga keuangan di Amerika Serikat dan di Eropa berjatuhan. Dalam situasi ini, kita harus semakin memperkuat kolaborasi untuk menjaga ASEAN sebagai epicentrum of growth,” kata Presiden Jokowi.
Ke depan, tantangan masih sangat berat. Risiko geopolitik masih besar dan lembaga keuangan di Amerika Serikat dan di Eropa berjatuhan. Dalam situasi ini, kita harus semakin memperkuat kolaborasi untuk menjaga ASEAN sebagai epicentrum of growth.
Presiden menuturkan, potensi ekonomi kawasan ASEAN sangat besar. “Ekonomi yang tumbuh di atas rerata dunia, bonus demografi, kemudian middle class yang terus meningkat 65 persen pada 2030. Mari bergandengan erat menyusun agenda bersama untuk memastikan kawasan ini terus menjadi epicentrum of growth,” ujarnya.
Adapun pada pertemuan pemimpin ASEAN dengan Satuan Kerja Tingkat Tinggi untuk Visi Komunitas ASEAN pasca 2025 atau High-Level Task Force on ASEAN Community’s Post-2025 Vision (HLTF-ACF), Presiden Jokowi mengapresiasi kerja keras anggota satuan kerja tersebut dalam setahun terakhir. ASEAN harus betul-betul siap menghadapi tantangan yang semakin kompleks. “Kita harus bersiap untuk yang terburuk, namun tetap berharap yang terbaik,” katanya.
Menurut Presiden Jokowi, peran HLTF sangat krusial dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang jauh ke depan serta memastikan kontribusi ASEAN bagi kemajuan kawasan dan dunia. “Visi ASEAN 2045 harus lebih adaptif dan forward looking, tidak boleh business as usual,” ujarnya.
Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid menuturkan, langkah konkret diperlukan untuk menjadikan ASEAN pusat pertumbuhan dunia. Pelaku bisnis serta swasta perlu berkolaborasi dengan pemerintah. “Sentralitas, inovasi, dan inklusivitas adalah semangat ASEAN-BAC untuk menunjukkan bahwa ASEAN bersatu dan akan terus tumbuh bersama, menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Arsjad. (CAS/RAZ/FRN)