Delapan pemimpin negara akan hadir pada KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo. Perhelatan ini diharapkan membuat Labuan Bajo melompat semakin tinggi sebagaimana predikatnya sebagai destinasi superprioritas.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·4 menit baca
Kendaraan listrik berupa mobil dan sepeda motor menyusuri sejumlah ruas jalan strategis di Labuan Bajo pada Jumat (5/5/2023) pagi. Sepeda motor yang ditunggangi polisi lalu lintas mengapit mobil bertuliskan nama negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN.
Iring-iringan kendaraan yang terus bergerak selama lebih dari 1 jam itu merupakan simulasi penyambutan pemimpin negara dan delegasi negara anggota ASEAN yang akan tiba di Labuan Bajo mulai 6 Mei. Di ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, itu, rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN akan digelar. Puncaknya pada 10-11 Mei.
Selama lebih dari satu pekan terakhir, Labuan Bajo ramai didatangi para tamu. Di aplikasi penjualan tiket daring, tiket penerbangan Jakarta-Labuan Bajo pada Sabtu (6/5), misalnya, yang tersisa hanyalah penerbangan transit. Penerbangan langsung sudah penuh.
Humas Bandar Udara Komodo melaporkan, pergerakan pesawat datang dan pergi yang pada hari biasa hanya 20 penerbangan, melonjak hingga 40 penerbangan. Ini di luar pesawat khusus pemimpin negara dan delegasi. Sementara jumlah penumpang yang biasanya 1.000-1.500 orang diperkirakan melonjak hingga dua kali lipat.
Kehadiran tamu ke Labuan Bajo membuat semua hotel dan penginapan terisi. Data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Manggarai Barat menyebutkan, lebih dari 3.000 kamar di 117 hotel dan penginapan penuh. Pemesanan kamar dilakukan sejak beberapa bulan sebelumnya.
Begitu pula data dari Asosiasi Homestay Manggarai Barat menyebutkan, lebih kurang 70 homestay yang rata-rata berisi tiga kamar juga terisi penuh. Warga di permukiman membuka rumah mereka untuk disewa. Itu pun belum cukup. Banyak aparat keamanan menempati gedung sekolah dan fasilitas publik lainnya.
Penginapan terapung
Untuk mengatasi keterbatasan tempat menginap di Labuan Bajo, PT Pelni mendatangkan KM Sinabung dari Surabaya, Jawa Timur, untuk dijadikan penginapan terapung. Penginapan di atas kapal mulai dibuka pada 6 Mei pukul 13.00 waktu setempat, dengan jumlah tempat tidur yang tersedia sebanyak 1.907 buah.
Sejumlah pusat perbelanjaan, restoran, dan warung makan di pinggir jalan juga selalu padat pengunjung. Jumlah yang ada tidak mencukupi. Beberapa restoran dan warung makan bahkan angkat tangan. Ibu-ibu rumah tangga membuka jasa penyediaan makanan hingga ribuan paket per hari.
Labuan Bajo sontak ramai. Kota berpenduduk lebih kurang 7.000 jiwa itu kini didatangi ribuan tamu lokal dan mancanegara. Dalam perkiraan kasar, delegasi dari negara-negara ASEAN lebih kurang 700 orang. Ini di luar tim dari kementerian dan lembaga lainnya. Ada pula panitia dari luar daerah.
Selain itu, jumlah personel kepolisian yang dikerahkan mencapai 2.627 orang. Ini belum termasuk TNI dan personel kemanan terbuka dan intelijen. Di luar urusan KTT, ada juga turis yang berlibur ke sana. Dalam hitungan kasar, jumlah tamu hampir mendekati jumlah penduduk kota tersebut.
Efek perputaran uangnya akan dihitung setelah selesai kegiatan ini.
Begitulah gambaran Labuan Bajo dalam sepekan terakhir dan masih berlangsung hingga selesainya KTT ASEAN pekan depan. Lalu, mengapa kota di sisi barat Pulau Flores itu yang dipilih menjadi tuan rumah KTT Ke-42 ASEAN?
Superprioritas
Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani dalam acara kumpul media di Labuan Bajo, Selasa (2/5/2023), mengatakan, pemilihan Labuan Bajo sebagai tuan rumah dengan alasan kota tersebut merupakan salah satu dari lima destinasi superprioritas di Indonesia. Empat destinasi lain yang setara adalah Borobudur di Jawa Tengah, Danau Toba di Sumatera Utara, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, dan Likupang di Sulawesi Utara.
Penyelengaraan KTT ASEAN akan semakin memperkenalkan Labuan Bajo dengan ikon pariwisatanya komodo, reptil yang hidup dari zaman purba hingga saat ini. Daerah itu merupakan satu-satunya habitat komodo yang ada di dunia. Komodo tersebar di sejumlah pulau, dekat Labuan Bajo.
Data per tahun 2021 menunjukkan, populasi komodo di Pulau Komodo sebanyak 1.728 ekor, di Pulau Rinca sebanyak 1.385 ekor, Pulau Padar 19 ekor, Pulau Gili Motang 81 ekor, dan Pulau Nusa Kode 90 ekor. Jumlah totalnya 3.303 ekor.
Target pemerintah, seusai KTT ASEAN, semakin banyak orang yang berkunjung ke Labuan Bajo. Sejauh ini, kunjungan terus meningkat setelah meredanya pandemi Covid-19 yang mulai merebak sejak 2020. Rekor tertinggi kunjungan terjadi tahun 2019. Jumlahnya mencapai 221.000 orang.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, momentum tersebut juga untuk memperlihatkan kemajuan pembangunan di Indonesia umumnya dan Labuan Bajo khususnya. Dengan begitu, Labuan Bajo akan menjadi daya tarik bagi masuknya investasi. Kedatangan para pemimpin negara dan delegasi itu diikuti investor untuk melihat peluang investasi di sana.
Selama ini, Pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusan dalam membangun sektor pariwisata di Labuan Bajo. Bandara, pelabuhan, jalan, air bersih, hingga pengelolaan sampah pun dibiayai oleh anggaran yang bersumber dari pemerintah pusat.
Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah memilih Labuan Bajo sebagai tempat berlangsungnya KTT Ke-42 ASEAN. Momentum tersebut membawa berkah bagi masyarakat. ”Efek perputaran uangnya akan dihitung setelah selesai kegiatan ini,” ujar Endi.
Pemerintah dan masyarakat Labuan Bajo merasa senang, kini semua mata tertuju ke sana. Pasca-KTT ASEAN, masyarakat berharap Labuan Bajo melompat semakin tinggi sebagaimana predikatnya sebagai destinasi superprioritas. Pariwisata maju dan masyarakatnya pun semakin sejahtera.