Indonesia-Arab Saudi, Saling Membantu di Saat Sulit
Proses evakuasi begitu penting hingga libur Idul Fitri pun disela untuk proses itu. Padahal, bagi Muslim Indonesia maupun Arab Saudi, Idul Fitri saat penting untuk berkumpul dengan kerabat dan kenalan.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
Teman terbaik hadir saat krisis atau masa sulit. Perang saudara di Sudan menunjukkan, Arab Saudi salah satu teman terbaik Indonesia di masa sulit. Bantuan Riyadh amat penting dalam proses evakuasi ratusan warga Indonesia dari Sudan.
Duta Besar Arab Saudi di Jakarta Faisal Abdullah Al Amudi mengatakan, proses evakuasi terhadap warga berbagai negara menunjukkan Arab Saudi mitra penting dan tepercaya. ”Proses evakuasi WNI dari daerah konflik di Sudan ini merefleksikan bagaimana kuatnya hubungan kerja sama ataupun hubungan yang terjadi antara Kerajaan Arab Saudi dan Republik Indonesia,” ujarnya di Jakarta pada akhir April 2023.
Indonesia mengevakuasi warganya dari Sudan menuju Arab Saudi dan Mesir. Mayoritas WNI dari Sudan dibawa ke Arab Saudi dengan kapal dan pesawat. Kapal disediakan Arab Saudi untuk mengangkut WNI dan ribuan orang dari berbagai negara. Riyadh mengirimkan beberapa kapal untuk proses evakuasi itu. ”Ini adalah evakuasi laut terbesar,” kata Amudi.
Dalam proses evakuasi, penting untuk memastikan pergerakan pengungsi tidak menjadi sasaran tembak oleh pihak bertikai. Karena itu, Riyadh berkomunikasi dengan para pihak di Sudan untuk membantu kelancaran proses evakuasi. Koordinasi itu menjadi salah satu penyebab gelombang evakuasi warga asing dari Khartum dan sejumlah wilayah lain di Sudan bisa lancar. Dari Khartum dan sejumlah wilayah di Sudan, pengungsi menuju Port Sudan. Dari kota pelabuhan di tepi Laut Merah itu, sebagian pengungsi dibawa ke Jeddah, Arab Saudi.
Evakuasi laut
Bukan hanya kapal pengangkut dari Sudan, Arab Saudi juga menyediakan visa dan tempat tinggal sementara. ”Semua disediakan sampai kepulangan ke negara masing-masing,” ujarnya.
Indonesia harus mengevakuasi 897 orang dari Sudan. Dari jumlah itu, sebanyak 560 orang menaiki kapal yang disediakan Arab Saudi. Sisanya diterbangkan dari Sudan dengan pesawat TNI Angkatan Udara. Arab Saudi membuka Pangkalan Laut Raja Faisal di Jeddah sebagai pusat penerimaan pengungsi dari Sudan. Dari Jeddah, pengungsi di sejumlah negara diangkut oleh pemerintah negara masing-masing.
Amudi mengatakan, proses evakuasi begitu penting hingga libur Idul Fitri pun disela untuk proses itu. Padahal, bagi Muslim Indonesia ataupun Arab Saudi, Idul Fitri menjadi waktu yang penting untuk berkumpul dengan kerabat dan kenalan. Karena itu, lazimnya ada libur panjang selama Idul Fitri.
”Saat libur hari raya pun kita bekerja sama dan berkoordinasi dengan baik untuk proses evakuasi ini,” ujarnya.
Duta Besar RI di Riyadh Abdulaziz Ahmad mengapresiasi dukungan Arab Saudi dalam proses evakuasi. Bantuan itu amat penting dalam proses penyelamatan warga Indonesia dari medan laga di Sudan.
Penguat hubungan
Amudi berharap, para WNI yang dibantu evakuasinya oleh Riyadh berkenan membagikan kesan positif mereka soal Arab Saudi. Cerita mereka kepada kerabat dan kenalan disebut menjadi salah satu hal penting untuk menguatkan hubungan Jakarta-Riyadh.
Hubungan antara warga Indonesia dan Arab Saudi sudah jauh lebih dulu terjalin sebelum hubungan diplomatik Jakarta-Riyadh diresmikan. Arab Saudi mengakui kedaulatan Indonesia pada 1947. Sementara hubungan diplomatik kedua negara diresmikan pada 1950.
Jauh sebelum itu, warga Nusantara sudah berhubungan erat dengan warga Arab Saudi. Saat Indonesia dan Arab Saudi belum ada sebagai negara yang dikenal saat ini, warga dari kedua wilayah sudah saling berinteraksi. Seluruh Presiden RI pernah melakukan lawatan kenegaraan ke Arab Saudi dan disambut sebagai tamu negara serta mendapat pelayanan khusus untuk beribadah di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi.
Hubungan Indonesia-Arab Saudi lebih kental pada unsur kebudayaan dan keagamaan. Arab Saudi salah satu tujuan perjalanan luar negeri utama warga Indonesia. Setiap tahun, Indonesia selalu mendapat kuota haji terbesar dibandingkan negara lain. Hal itu tidak lepas dari status Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak dibandingkan negara lain.
Adapun secara ekonomi, volume perdagangan Indonesia-Arab Saudi mencapai 7,5 miliar dollar AS. Dari jumlah itu, ekspor Indonesia hanya 2 miliar dollar AS dan sisanya impor Indonesia dari Arab Saudi.