Serangan rudal ini terjadi di tengah persiapan Ukraina melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
KYIV, JUMAT – Dalam gelombang serangan udara skala besar, pasukan Rusia menghujani sejumlah kota di Ukraina dengan rudal, Jumat (28/4/2023). Serangan pada dini hari itu menewaskan setidaknya sembilan orang. Serangan rudal ini terjadi di tengah persiapan Ukraina melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko mengatakan, di kota Uman setidaknya tujuh orang tewas dan 17 lainnya terluka saat sebuah rudal menghantam gedung apartemen. Petugas penyelamat mendaki puing-puing untuk mencoba menyelamatkan korban. Di kota Dnipro, Ukraina bagian tenggara, sebuah rudal menghantam rumah, menewaskan anak berusia 2 tahun dan perempuan 31 tahun.
Militer Ukraina menyatakan telah menembak jatuh 21 dari 23 unit rudal jelajah yang ditembakkan Rusia. ”Teror Rusia harus mendapatkan balasan setimpal dari Ukraina dan dunia,” sebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui unggahan di Telegram.
Ibu kota Kyiv juga diguncang ledakan. Pejabat setempat melaporkan, unit pertahanan udara menghancurkan 11 rudal dan 2 pesawat nirawak (drone). Dua orang dilaporkan terluka di kota Ukrayinka, sebelah selatan Kyiv. Kantor berita Interfax Ukraine melaporkan, ledakan juga mengguncang kota Kremenchuk, Poltava, dan Mykolaiv.
Rusia menyatakan tidak pernah menyasar target sipil. Tidak jelas pula apa yang ditarget Rusia dengan serangan pada Jumat dini hari. Ini merupakan serangan rudal terkoordinasi pertama dalam dua bulan terakhir. Kyiv tidak pernah menjadi sasaran rudal selama lebih dari 50 hari. Sebagian besar petempuran terkonsentrasi di Donbas, wilayah timur Ukraina, terutama di kota Bakhmut yang hampir rata dengan tanah.
Pasukan Rusia berusaha merebut Bakhmut yang dinilai bisa memuluskan jalan mereka merebut kota-kota di wilayah timur yang sampai saat ini belum dikuasai. Pasukan Ukraina berusaha mati-matian mempertahankan kota tersebut meski dinilai lebih sebagai tujuan simbolis dibandingkan strategis.
Sistem pertahanan udara Ukraina mendapat sokongan dalam beberapa bulan terkahir melalui pengiriman bantuan peralatan dari negar-negara Barat. Secara khusus, Kyiv menerima sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat pada April. Meski tidak menghadapi serangan rudal sejak awal Maret, pekan lalu Kyiv menjadi sasaran serangan 12 drone buatan Iran, delapan di antaranya ditembak jatuh, tanpa menimbulkan korban.
Serangan rudal Rusia juga terjadi setelah dua hari sebelumnya Presiden China Xi Jinping menelepon Zelenskyy dan menekankan upaya China menciptakan perdamaian di Ukraina. Itulah saat pertama pemimpin kedua negara berbincang sejak Rusia mulai menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Dalam pembicaraan telepon itu, Xi menyatakan China tidak memihak pada Kyiv maupun Moskwa karena satu-satunya yang diakui Beijing hanya perdamaian. Xi menekankan pentingnya segera dilakukan gencatan senajta dan membawa semua perkara ke meja perundingan (Kompas.id, 27 April 2023).
Kremlin, Kamis, menyatakan menerima upaya apa pun yang bisa mendatangkan akhir perang, merujuk pada pembicaraan telepon Xi-Zelenskyy. Namun, Rusia menekankan tetap perlu mencapai tujuan dari operasi militer khusus di Ukraina tersebut.
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg juga menyambut baik pembicaraan telepon Xi-Zelenskyy. Namun, ia menambahkan, itu tidak mengubah fakta bahwa China tidak mengecam invasi Rusia ke Ukraina. (AFP/REUTERS)