Di Jepang, orang tua mengikutsertakan bayi-bayi mereka dalam lomba menangis. Bayi yang memiliki suara tangisan paling kencang, dialah yang menjadi pemenang.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·2 menit baca
TOKYO, BAYI - Bayi menangis menjadi penanda bagi orang tua bahwa anak mereka lapar, haus, buang air besar, atau bisa saja badannya sedang sakit. Tangisan seperti ini bisa menjadi pertanda bahwa sang bayi tengah merasakan ketidaknyamanan dengan tubuhnya. Bagi sebagian orang tua, mendengar bayi mereka menangis juga menjadi tidak nyaman.
Akan tetapi, di Jepang, orang tua meyakini bahwa bayi yang menangis dengan suara kuat atau kencang adalah bayi yang sehat dan akan tumbuh dengan baik. Bahkan sampai ada ritual tradisional di Kuil Sensoji, Tokyo, yakni lomba bayi menangis.
Kostum bayi peserta lomba mirip dengan kostum atlet sumo. Arena lomba juga mirip dengan arena laga para atlet sumo profesional. Bayi yang menang adalah bayi dengan suara tangisan paling lantang.
Untuk membuat bayi menangis, panitia memiliki trik tersendiri. Salah satu panitia akan mengenakan topeng setan “Oni”. Topeng itu berwarna merah dengan tanduk panjang menjulang dan dua taring di kedua sudut bibirnya. Topeng ini dianggap sebagai sebagai salah satu topeng paling seram dan menakutkan di dunia.
Aturannya pertandingan bervariasi di setap daerah. Di satu daerah, bayi yang menangis pertama kali dianggap kalah. Akan tetapi, di tempat lain, bayi yang pertama kali menangis justru dianggap sebagai pemenang. Namun yang pasti, bayi dengan suara tangisan paling lantang akan dinyatakan sebagai pemenang oleh wasit dengan kibasan kipas kayu.
Hisae Watanabe, salah satu orang tua dari bayi berusia delapan bulan, mengatakan, orang tua bisa mengetahui kondisi kesehatan bayi dengan mendengarkan cara mereka menangis. “Mungkin pada hari ini bayi-bayi itu mungkin gugup dan tidak banyak menangis. Tapi, saya ingin mendengar tangisannya yang sehat,” kata Watanabe.
Ketua Federasi Pariwisata Asakusa, Shigemi Fuji, mengatakan, pandangan sebagian besar orang adalah bahwa membuat bayi menangis adalah mengerikan. Apalagi menggunakan topeng Oni. “Di Jepang, kami percaya bayi yang menangis kuat juga tumbuh dengan sehat,” katanya.
Tradisi lomba bayi menangis di Jepang selalu digelar setiap tahun. Namun akibat pandemi Covid-19, tradisi ini sudah absen selama tiga tahun terakhir. Tahun ini, tradisi ini digelar kembali. Pada lomba di Kuil Sensoji, Tokyo, Sabtu (22/4/2023). Sebanyak 64 bayi ikut berpartisipasi. (AFP)