China diperkirakan menjadi lokomotif perekonomian global, mengalahkan India dan Amerika Serikat. Hal ini akan terjadi lima tahun lagi.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
NEW YORK, SELASA — Lima tahun lagi, China diprediksi menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi global. Kontribusinya akan lebih besar dari kontribusi perekonomian Amerika Serikat terhadap perekonomian global.
Kalkulasi itu dihitung Bloomberg berdasarkan data proyeksi ekonomi Dana Moneter Internasional (IMF) yang dirilis pekan lalu. Berdasarkan kalkulasi Bloomberg, kontribusi China terhadap produk domestik bruto (PDB) global akan mencapai 22,6 persen. Ini melampaui raksasa ekonomi dunia India yang berada di angka 12,9 persen dan Amerika Serikat di angka 11,3 persen.
Indonesia bersama Jerman, Turki, dan Jepang juga dinilai akan memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian dunia lima tahun ke depan. IMF memperkirakan kontribusi pertumbuhan ekonomi dari Brasil, Rusia, India, dan China bisa melampaui negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7).
Walau demikian, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat, tumbuh hanya sekitar 3 persen dalam situasi perekonomian sekarang ini. Ini adalah prospek pertumbuhan ekonomi global terlemah selama lebih dari 30 tahun terakhir.
Laporan IMF juga menyebut soal gejolak dunia perbankan baru-baru ini yang menimpa sejumlah bank besar, seperti Credit Suisse dan Silicon Valley Bank. Bank yang terakhir menjadi lembaga keuangan yang sering kali memberikan bantuan keuangan bagi perusahaan-perusahaan rintisan yang dinilai prospektif.
”Banyak ketidakpastian mengaburkan prospek jangka pendek dan menengah karena ekonomi global menyesuaikan diri dengan guncangan tahun 2020-2022 dan gejolak sektor keuangan mutakhir. Kekhawatiran resesi semakin menonjol. Sementara kekhawatiran tentang inflasi yang sangat tinggi tetap ada,” tulis IMF dalam laporannya.
Kekuatan ekonomi domestik China
Kekuatan ekonomi China dinilai mulai pulih seusai protokol kesehatan ketat selama merebaknya kasus Covid-19 di negara itu. Ini terbukti dengan laju pertumbuhan ekonomi China yang lebih cepat pada triwulan I-2023 sebesar 4,5 persen.
Angka yang dikeluarkan Biro Statistik Nasional China itu lebih tinggi 2,9 persen dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya. Realisasi pertumbuhan ekonomi di triwulan I-2023 tersebut melebihi perkiraan pertumbuhan ekonomi dari sejumlah analis sebesar 4 persen.
Para investor menilai pertumbuhan ekonomi mutakhir yang di luar dugaan itu sebagai petunjuk tentang upaya pemulihan ekonomi yang telah berjalan pada relnya. ”Pemulihan ekonomi berjalan baik. Titik terangnya adalah konsumsi, yang menguat karena kepercayaan rumah tangga meningkat,” kata Zhiwei Zhang, Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management.
Ia menambahkan, pertumbuhan nilai ekspor yang kuat sepanjang Maret 2023 membantu mendorong pertumbuhan PDB di kuartal I-2023. Adapun konsumsi, jasa, dan pengeluaran untuk pengembangan infrastruktur juga telah mengalami peningkatan.
Akan tetapi, meski output pabrik tidak cukup signifikan karena permintaan global melemah, angka ekspor China mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini, menurut sejumlah analis, mencerminkan upaya para produsen memenuhi pesanan setelah mereka vakum selama periode penyebaran Covid-19 tahun lalu.
”Secara bersih, itu adalah angka yang layak dari China pada triwulan I-2023 yang membuat mereka tetap pada jalur target pertumbuhan sekitar lima persen tahun ini,” kata Matt Simpson, analis pasar senior di City Index.
Sejumlah analis yang berbicara dengan Reuters memperkirakan pertumbuhan China tahun ini bisa mencapai 5,4 persen atau naik 3,0 persen dibandingkan tahun lalu.
Data terpisah pada aktivitas Maret yang dirilis pada Selasa (18/4/2023) memperlihatkan angka pertumbuhan penjualan ritel meningkat menjadi 10,6 persen. Ini melampaui proyeksi sekaligus mencapai level tertinggi dalam hampir dua tahun terakhir. Sementara pertumbuhan output pabrik juga meningkat tetapi sedikit di bawah perkiraan.
Naiknya penjualan ritel berkat tumbuhnya konsumsi domestik. Investasi infrastruktur China selama triwulan I-2023 juga naik hingga 8,8 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Ini melampaui angka kenaikan 5,1 persen dalam investasi aset tetap secara keseluruhan. Sementara investasi di bidang properti mengalami penurunan hinga 5,8 persen. (REUTERS)