Saham Melejit, McDonald’s Restrukturisasi Perusahaan
McDonald’s ingin memfokuskan pengembangan perusahaan ke layanan antar. Restrukturisasi karyawan dinilai perlu.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
AP PHOTO
Seekor burung bertengger di atas lampu di depan restoran McDonald's yang tutup di St. Petersburg.
CHICAGO, SENIN — Perusahaan makanan cepat saji McDonald’s menutup seluruh kantor mereka di Amerika Serikat untuk sementara. Walaupun saham naik pesat, McDonald’s sedang memikirkan untuk merestrukturisasi perusahaan. Diperkirakan, sejumlah pegawai kantor akan dipecat meski belum diketahui jumlah pastinya.
Kabar ini diketahui oleh surat kabar Wall Street Journal (WSJ) pada Senin (3/4/2023). Mereka menerima bocoran dari orang dalam perusahaan McDonald’s yang tidak disebut identitasnya. WSJ menerima surel yang disebarluaskan ke seluruh pegawai perusahaan McDonald’s dari Direktur Utama Chris Kempczinski di kantor pusat di Chicago, Negara Bagian Illinois.
”Pada hari Senin hingga Rabu tanggal 3-5 April, para karyawan perusahaan McDonald’s diminta untuk bekerja dari rumah. Harap batalkan seluruh janji temu,” demikian kutipan surel tersebut. Meskipun kantor-kantor tutup, seluruh restoran McDonald’s tetap beroperasi seperti biasa.
Surel itu juga mengatakan bahwa setiap karyawan akan menerima pemberitahuan secara daring dan pengabarannya dibagi menjadi beberapa hari. Hingga kini, belum ada kepastian jumlah pegawai perusahaan yang akan diputuskan hubungan kerjanya. Pada 2018, McDonald’s juga melakukan pemecatan terhadap sejumlah karyawan perusahaan pada level manajemen dengan alasan hendak membuat perusahaan lebih dinamis.
McDonald’s memiliki 40.000 restoran yang tersebar di 160 negara. Dari jumlah itu, 13.000 restoran beroperasi di Amerika Serikat (AS). Dari jumlah karyawan kantor—bukan karyawan restoran—McDonald’s mempekerjakan 150.000 orang. Sebanyak 70 persen dari karyawan itu bekerja di kantor-kantor cabang dan waralaba di luar AS.
AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV
Burger keju ganda yang dibungkus dalam versi Rusia di gerai Vkusno i Tochka, bekas restoran McDonald's, Moskwa, Rusia, Minggu (12/6/2022) waktu setempat. Vkusno i Tochka menawarkan menu lebih sedikit ketimbang McDonalds.
Keputusan restrukturisasi ini mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, saham McDonald’s justru naik. Per akhir Maret 2023, saham raksasa waralaba hamburger ini naik 6 persen dibandingkan dengan Januari. Bahkan, apabila dihitung dalam 12 bulan belakangan, saham McDonald’s naik 13,2 persen. Hal ini karena konsumsi makanan cepat saji masyarakat, terutama di AS, meningkat.
”Sampai dengan akhir tahun 2023, konsumsi makanan cepat saji akan terus bertambah dan ini menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan cepat saji,” kata analis firma konsultasi CFRA Research, Siye Desta, yang dikutip oleh media keuangan Market Watch. Para pesaing Mcdonald’s, yaitu Wendy’s dan Burger King, juga menikmati kenaikan saham meski tidak drastis. Kisaran kenaikan mereka adalah 2-4 persen.
Desta menjelaskan, inflasi memaksa masyarakat untuk mengencangkan ikat pinggang dan menurunkan konsumsi. Di AS, inflasi mengakibatkan harga bahan makanan mentah di pasar tradisional ataupun pasar swalayan meningkat. Akibatnya, masyarakat beralih ke makanan cepat saji yang harganya jauh lebih murah, bahkan bisa sepertiga daripada berbelanja bahan makanan untuk dimasak sendiri.
”Ada pula faktor orang-orang sudah kembali bekerja seperti biasa. Makanan cepat saji menjadi pilihan karena praktis dan bisa diantar ke lokasi pekerjaan,” tuturnya.Hal ini tecermin dalam pendapatan McDonald’s. Penjualan secara global pada 2022 meningkat 11 persen. Di AS, penjualannya naik 6 persen. Menurut Kempczinski, kinerja McDonald’s sudah baik, tetapi bisa lebih baik lagi. Dalam surel itu, ia menjelaskan bahwa perusahaan ingin berkonsentrasi mengembangkan layanan pesan antar ke rumah dan layanan tanpa turun dari kendaraan (lantatur/drive-through).
AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV
Para pekerja memasak makanan cepat saji di gerai bekas McDonald's di Moskwa, Rusia, Minggu (12/6/2022) waktu setempat. Bersamaan dengan pembukaan itu, 15 gerai baru juga dibuka di Moskwa dan 200 gerai lain juga akan dibuka. Kemudian, 850 gerai akan dibuka pada akhir musim panas.
Perlu evaluasi karyawan untuk mencocokkan dengan kebutuhan pengembangan bisnis tersebut. Kemungkinan, ada unit-unit perusahaan yang nanti dilesapkan karena tidak sesuai dengan arah perkembangan perusahaan. Akan tetapi, khusus untuk restoran dikabarkan tidak ada perubahan karena justru gerai-gerai McDonald’s membutuhkan lebih banyak pramusaji.
Di samping itu, Kempczinski menganggap pengembangan model usaha McDonald’s tidak fokus. ”Kami memiliki 70 jenis roti isi ayam goreng renyah yang berbeda satu sama lain di gerai-gerai kita di seluruh dunia. Sudah saatnya kami berpikir apakah kita membutuhkan variasi menu sedemikian banyak untuk satu jenis roti isi?” kata Kempczinski di dalam surelnya. Perkataan ini membuat banyak pihak berpikir McDonald’s akan melakukan perampingan menu.
Pemutusan hubungan kerja akhir-akhir ini jamak dilakukan. Mayoritas oleh perusahaan teknologi, antara lain Meta, Amazon, Twitter, dan Netflix. Alasannya karena mereka terlalu banyak merekrut karyawan baru selama pandemi Covid-19. Ketika itu, masyarakat terpaksa tinggal di rumah karena perintah penguncian wilayah sehingga pemakaian jasa digital melejit. Ternyata, ketika situasi kembali normal, beban perekrutan itu terlalu besar bagi perusahaan. Bank sentral AS, Federal Reserve, memperkirakan hingga akhir tahun 2023, tingkat pengangguran di AS adalah 4,6 persen. (AP)