AS-Rusia Mencoba Meredakan Ketegangan Setelah MQ-9 Jatuh
Keputusan menjatuhkan pesawat itu bagian dari upaya meredakan ketegangan. Percakapan telepon empat jenderal utama AS-Rusia juga bagian dari upaya peredaan itu. Moskwa-Washington tetap menjaga saluran komunikasi
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
Washington, Kamis - Para pejabat pertahanan Amerika Serikat dan Rusia kembali berkomunikasi selepas insiden MQ-9 Reaper di Laut Hitam. Insiden itu menambah daftar pesawat intai Amerika Serikat yang dijatuhkan Rusia atau atas bantuan Rusia.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dilaporkan menelepon Menhan Rusia Sergei Shoigu pada Rabu (15/3/2023) waktu Washington. Sementara Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley dilaporkan sedang berusaha menelepon Kepala Staf Gabungan Rusia Jenderal Velery Gerasimov.
Inti komunikasi empat jenderal itu adalah soal pesawat intai-serbu AS MQ-9 Reaper AS yang jatuh di Laut Hitam. Pada Selasa (14/3), pesawat itu jatuh setelah baling-balingnya terkena tumpahan minyak dari jet tempur SU-27 milik Rusia. Tidak hanya menumpahkan minyak, AS mengklaim SU-27 bolak-balik memotong jalur terbang MQ-9.
Rusia membantah sengaja menjatuhkan pesawat intai-serbu yang biasanya dilengkapi rudal udara ke udara dan udara ke darat itu. Moskwa menyebut, MQ-9 jatuh karena operatornya gagal bermanuver secara baik.
Sejumlah pihak di AS mempertanyakan keberadaan rudal pada MQ-9 yang jatuh dalam insiden itu. Jika pesawat itu dilengkapi rudal, Departemen Pertahanan dan militer AS harus menjelaskan mengapa MQ-9 tidak menembak SU-27. Jika MQ-9 itu tidak dilengkapi rudal, maka pihak berwenang perlu menjelaskan alasan mengirim pesawat jutaan dollar AS itu ke daerah berbahaya tanpa persenjataan.
Sejumlah pihak menduga, keputusan menjatuhkan pesawat itu bagian dari upaya meredakan ketegangan. Percakapan telepon empat jenderal utama AS-Rusia juga bagian dari upaya peredaan itu.
CNN melaporkan, Moskwa-Washington tetap menjaga saluran komunikasi untuk mencegah perang terbuka AS-Rusia. Dephan AS membenarkan keberadaan saluran komunikasi yang disebut sebagai saluran pencegah konflik itu. Intinya, AS-Rusia tetap saling mengirim informasi umum pergerakan pasukan masing-masing. Informasi dibagikan jika pasukan mereka berada di sekitar daerah berbahaya atau berpotensi baku tembak.
Dephan AS antara lain memakai saluran itu selama Rusia menyerbu Ukraina. Saluran itu juga dipakai saat Presiden AS Joe Biden bertandang ke Ukraina beberapa pekan lalu. Selama lawatan itu, tidak satu pun rudal dan roket Rusia mendekati Kyiv.
Saluran serupa dipakai untuk meredakan ketegangan pada Februari 2018. Kala itu, sejumlah pasukan AS baku tembak dengan tentara bayaran yang dikerahkan Wagner di Suriah. Pasukan AS dan pasukan bayaran dari perusahaan Rusia sama-sama kehilangan anggota dalam pertempuran itu.
Berulang Kali
Pakar Rusia pada Carnegie Endowment, Andrew Weiss, menyebut Rusia memanfaatkan kejatuhan MQ-9. Mokswa bisa memulihkan kredibilitasnya tanpa harus mengorbankan satu pun prajurit Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Lokasi kejadian pun dipilih di tempat yang paling rendah risikonya. Meski disebut sebagai wilayah udara internasional, Mokswa mengklaim langit di atas Laut Hitam sebagai wilayah identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Rusia. Berbagai negara, termasuk AS, menerapkan ADIZ dan memaksa pesawat negara lain mematuhi aturan nasional penerap ADIZ.
Rusia sudah berulang kali menjatuhkan atau membantu menjatuhkan pesawat nirawak dan pesawat intai AS. Pada 1945-1977, AS mengakui 40 pesawat intainya dijatuhkan Uni Soviet. Salah satunya adalah pesawat C-130 dengan nomor penerbangan 60258. Diawaki 17 orang, pesawat itu ditembak Uni Soviet dan jatuh di Armenia.
Sementara di abad 21, sejumlah pesawat nirawak AS dijatuhkan di Timur Tengah dan Afrika Utara. Pada Agustus 2022, satu unit MQ-9 jatuh di Benghazi, Libya. Sampai sekarang, Dephan dan militer AS tidak mengungkap penyebab kecelakaan itu. Sementara Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar mengklaim bertanggung jawab atas penembakkan itu. LNA dikenal mendapat dukungan besar dari Rusia dalam perang saudara Libya.
LNA juga menjatuhkan MQ-9 dekat Tripoli pada 2019. Kala itu, LNA mengaku tidak sengaja menjatuhkan pesawat itu. Sebab, LNA mengira MQ-9 sebagai Bayraktar yang dioperasikan kelompok lain dalam perang saudara Libya.
Tripoli bukan satu-satunya tempat pesawat nirawak AS dijatuhkan sepanjang 2019. Dengan artileri pertahanan udara SA-6 buatan Uni Soviet, milisi Houthi menjatuhkan MQ-9 di Yaman pada Juni 2019. Houthi juga memakai arhanud SA-7 untuk menembak RQ-4 Global Hawk di Teluk Oman pada Juni 2019. Walakin, upaya itu gagal karena rudalnya meleset hingga 1 kilometer dari pesawat yang disasar.
Sementara di Suriah pada 2015, satu unit MQ-1 Predator AS dijatuhkan pasukan pemerintah Suriah. Seperti LNA, pasukan pemerintah Suriah juga mendapat dukungan besar-besaran dari Rusia.
Seluruh insiden itu tidak diikuti dengan konflik lebih besar. Balasan AS atas rangkaian penjatuhan pesawat nirawaknya oleh Iran dan Houthi berupa serangan di Bandara Baghdad. Menggunakan MQ-9, AS menembakkan rudal ke iringan mobil yang antara lain mengangkut Jenderal Qassem Soleimani itu. Akibatnya, Komandan Brigade Quds pada Garda Revolusi Iran (IRGC) itu tewas pada 3 Januari 2020.
Iran membalasnya dengan menembakkan roket dan mortar ke sejumlah pangkalan AS di Irak. Tidak ada prajurit AS tewas dalam serangan itu. (AFP/REUTERS/RAZ)