Obyek Tak Dikenal Beterbangan di Atas AS-Kanada, Empat Ditembak Jatuh
Militer AS kembali menembak jatuh obyek tidak dikenal keempat yang ketahuan melayang dan berkelana di wilayah udara AS dan Kanada. Dalam delapan hari terakhir, sudah ada empat obyek tak dikenal yang ditembak jatuh.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Belum juga misteri balon pengintai dari China terpecahkan, pesawat tempur F-16 milik Amerika Serikat pada hari Minggu (12/2/2023) kembali menembak jatuh obyek tidak dikenal di atas Danau Huron, perbatasan antara Amerika Serikat dan Kanada. Dalam satu pekan terakhir ini, sudah ada empat obyek terbang tidak dikenal atau UFO yang ditembak jatuh AS atas perintah Presiden Joe Biden.
Obyek terbang yang ditembak kali ini berbentuk segi delapan. Belum diketahui milik siapa dan datang dari mana obyek itu. Seperti halnya obyek yang kedua, obyek ini tidak menimbulkan ancaman militer, tetapi berpotensi mengganggu lalu lintas udara domestik karena obyek tersebut terbang di ketinggian 6.100 meter.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Patrick Ryder, Minggu, mengatakan bahwa obyek itu kemungkinan memiliki kemampuan pengintaian seperti balon pengintai dari China. Pada obyek berbentuk segi delapan ini tergantung tali, tetapi tidak terlihat ada muatan. Presiden AS Joe Biden memerintahkan militer menembak jatuh obyek itu setelah obyek tersebut terdeteksi melayang di atas daerah Montana di dekat situs militer rahasia.
Insiden balon-balon yang berkeliaran di wilayah udara AS belakangan ini semakin memancing rasa penasaran rakyat AS. ”Kami membutuhkan informasi tentang dari mana asalnya, apa tujuannya, dan mengapa frekuensinya meningkat,” kata Debbie Dingell, anggota Kongres AS dari Michigan.
Pejabat AS mengidentifikasi obyek pertama berupa balon pengintai milik China. Balon ini ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan, 4 Februari lalu. Obyek kedua ditembak jatuh di atas permukaan laut es dekat Deadhorse, Alaska, Jumat lalu. Kemudian, obyek ketiga dihancurkan di atas Yukon, Kanada, Sabtu.
”Keamanan rakyat menjadi prioritas utama kami dan itulah mengapa saya membuat keputusan untuk menembak jatuh obyek tak dikenal itu,” kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Minggu.
Amerika Utara telah mewaspadai intrusi udara menyusul kemunculan balon China berwarna putih di atas langit AS, awal Februari lalu. Saat itu balon tersebut terbang setinggi 60 meter. Kehadirannya memicu insiden internasional dan memicu kembali tegangnya hubungan antara AS dan China.
Keamanan rakyat menjadi prioritas utama kami dan itulah mengapa saya membuat keputusan untuk menembak jatuh obyek tak dikenal itu. (Justin Trudeau)
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kemudian membatalkan rencana kunjungan ke China. Keputusan pembatalan itu dilakukan hanya dalam beberapa jam sebelum jadwal keberangkatan.
”Kami menyebut benda-benda itu sebagai obyek, bukan balon,” kata Kepala Komando Pertahanan Ruang Angkasa Amerika Utara (NORAD) dan Komando Utara Glen VanHerck.
Militer akan coba mengambil objek terbaru yang jatuh di atas Danau Huron tersebut. Gara-gara obyek terbaru itu, AS menutup wilayah udara dua kali dalam 24 jam, tetapi tidak dalam waktu lama. Administrasi Penerbangan Federal secara singkat menutup ruang di atas Danau Michigan, lalu militer AS mengerahkan pesawat jet tempur di Montana untuk menyelidiki obyek itu.
Ketua Fraksi Mayoritas Senat AS Chuck Schumer kepada televisi ABC mengatakan, ukuran dua obyek terakhir lebih kecil ketimbang balon China. Obyek terbaru ini juga tidak mirip dengan balon China.
Anggota Komite Intelijen DPR AS, Jim Himes, dari Connecticut, mendesak pemerintahan Biden untuk jujur dan terbuka dengan insiden obyek-obyek tidak dikenal ini karena kurangnya informasi yang jelas justru memicu spekulasi. ”Ada banyak sampah di langit,” ujarnya.
Saat ini militer tengah mengumpulkan puing-puing dari obyek tak dikenal tersebut. Anggota parlemen AS juga mempertanyakan, mengapa pemerintahan Biden bisa sampai lengah dan tidak tahu ada obyek tak dikenal yang melayang dan berkelana di AS dan Kanada.
Untuk memperoleh informasi mengenai, setidaknya balon China, Asisten Menteri Pertahanan AS Melissa Dalton mengatakan bahwa AS sudah berkomunikasi dengan China mengenai balon itu. Namun, ia belum menjelaskan isi pembicaraan kedua negara.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin meminta berbicara melalui telepon dengan Menhan China Wei Fenghe tak lama setelah balon itu ditembak jatuh pada 4 Februari 2023. Namun, belum ada tanggapan sampai kemarin. China tidak mau berbicara dengan AS karena menilai keputusan AS menembak jatuh obyek itu dianggap tidak bertanggung jawab dan berlebihan.
”Tindakan yang tidak bertanggung jawab dan keliru dari AS ini tidak menciptakan situasi yang tepat untuk dialog dan melakukan pertukaran kedua militer. AS menggunakan kekuatan untuk menyerang pesawat itu dan itu melanggar praktik internasional dan menjadi preseden buruk,” sebut pernyataan tertulis Kementerian Pertahanan China. (REUTERS/AFP/AP)