Truk Bantuan Makanan dari Indonesia Menuju Pusat Gempa
KBRI Ankara di Turki dan KBRI Damaskus di Suriah terus menyisir rumah sakit lokal ataupun memanfaatkan jaringan warga untuk mencari WNI. Di Turki, 100 WNI segera dievakuasi ke Ankara.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
ANKARA, SELASA — Satu kontainer berisi bantuan makanan dan selimut dari Indonesia tengah menuju ke Gaziantep, salah satu wilayah di Turki bagian tenggara yang terkena gempa bermagnitudo 7,4. Kedutaan Besar RI di Ankara menurunkan empat tim untuk meninjau lokasi-lokasi terdampak.
Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal ikut mengantar bantuan itu. Dalam taklimat media secara daring yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri pada Selasa (7/2/2023), Iqbal menunjukkan dirinya tengah terjebak kemacetan di tengah cuaca salju dengan suhu minus 7 derajat celsius.
”Perjalanan dari Ankara ke Gaziantep biasanya enam jam. Gara-gara gempa, kemungkinan kami harus menempuh sembilan jam," kata Iqbal. Di belakangnya tampak jalanan tertutup salju dengan mobil-mobil berjejal karena kemacetan.
Menurut dia, apabila segala hal berjalan sesuai rencana, 40 warga negara Indonesia (WNI) di Gaziantep bisa mulai dievakuasi malam ini. Tempat tinggal 40 WNI ini, baik berupa apartemen, rumah, maupun asrama mahasiswa, rusak parah. Mereka dijadwalkan tiba di Ankara esok pagi. Wisma KBRI Ankara telah disiapkan untuk menampung 100 WNI dalam waktu cukup lama.
Selain Gaziantep, evakuasi juga akan dilakukan atas WNI yang berada di Diyarbakir, Kahramanmaras, dan Antakya. Total warga yang akan dievakuasi dari wilayah-wilayah itu ada 123 orang.
Di Kahramanmaras, sejatinya ada 100 mahasiswa Indonesia yang tinggal dan belum mau dibawa ke Ankara. Mereka beralasan masih bisa ditampung di posko-posko setempat. Adapun 40 WNI di Kahramanmaras sisanya memang tidak tertampung sehingga terpaksa mengungsi di stadion olahraga ataupun masjid di tengah cuaca beku.
Perjalanan dipastikan memakan waktu lama karena banyak jalanan yang rusak. Ke Diyarbakir, misalnya, dari waktu normal 10 jam diperkirakan perjalanan bisa mencapai 16 jam. Total ada 6.500 WNI yang berada di Turki. Data sementara menunjukkan ada 500 orang yang terdampak gempa.
”Kami masih mencari seorang ibu dengan dua anak di Antakya serta seorang perempuan pekerja spa di Diyarbakir. Mereka berempat belum diketahui keberadaannya,” kata Iqbal.
Sebanyak 10 WNI terluka dan tiga di antaranya mengalami patah tulang. Bahkan, satu orang patah punggung. Atas alasan privasi dan permohonan keluarga, nama-nama korban belum bisa diumumkan oleh KBRI Ankara.
Iqbal menuturkan, kesepuluh orang itu akan dievakuasi ke Ankara guna memperoleh perawatan yang semestinya. Hal ini karena rumah sakit di wilayah terdampak gempa sudah penuh dan pemerintah daerah sibuk mengurusi warga lokal.
Hadir pula dalam taklimat itu Duta Besar RI untuk Suriah Wajid Fauzi. Di negara tersebut total ada 1.557 WNI. Jumlah WNI yang berada di wilayah terdampak gempa, yaitu Latakia, Aleppo, dan Hama, ada 116 orang. Sejauh ini, belum ada laporan WNI yang menjadi korban jiwa ataupun luka-luka.
”Tim dari Damaskus telah diturunkan ke tiga kota itu. Mereka menyisir setiap rumah sakit untuk mencari kalau ada pasien WNI,” ujarnya. KBRI Suriah memiliki tempat penampungan di Aleppo dan Latakia.
Juri Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah mengatakan, Indonesia terus berkoordinasi dengan Pemerintah Turki guna mendistribusikan bantuan kemanusiaan. Satu kontainer makanan ini adalah tahap awal. Selain itu, animo masyarakat juga sangat tinggi sehingga bantuan harus diatur agar efektif menjangkau mereka yang membutuhkan.
Apabila ada anggota masyarakat yang mencari kerabat atau memiliki informasi terkait WNI terdampak gempa, KBRI Ankara dan Damaskus menyediakan nomor telepon layanan. Nomor untuk Ankara ialah +905321352298 dan nomor untuk KBRI Damaskus adalah +963954444810.