Kapsul solid berwarna perak itu berukuran tak lebih dari kuku manusia. Namun, tabung silinder itu berisi cukup bahan kimia sesium-137 untuk menyebabkan penyakit radiasi akut.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
PERTH, SELASA — Otoritas keselamatan nuklir Australia mengerahkan pencarian besar-besaran sebuah kapsul radioaktif yang hilang karena jatuh dalam pengiriman. Meski ukurannya sangat kecil, kapsul itu berbahaya karena bisa mengakibatkan penyakit radiasi akut.
Badan Keselamatan Nuklir dan Perlindungan Radiasi Australia (ARPANSA), Selasa (31/1/2023), bekerja bersama dengan Pemerintah Negara Bagian Australia Barat untuk menemukan kapsul itu. ”ARPANSA mengerahkan tim dengan peralatan pendeteksi khusus yang dipasang di mobil dan portabel untuk mendukung pencarian di rute pengiriman antara Pilbara dan Perth,” demikian pernyataan ARPANSA.
Pencarian dipimpin Departemen Pemadam Kebakaran dan Layanan Kedaruratan bersama para pakar radiasi. Organisasi Ilmu dan Teknologi Nuklir Australia (ANSTO) juga mengirim tim spesialis radiasi dengan peralatan pendeteksi dan pencitraan untuk membantu pencarian.
Tim pencari kini harus berhadapan dengan tugas berat untuk mencari kapsul mini di rute truk pengangkut sepanjang 1.400 kilometer, kira-kira jarak dari Paris (Perancis) ke Madrid (Spanyol). Kapsul radioaktif itu dibawa dari lokasi tambang Gudai-Darri milik raksasa tambang Rio Tinto pada 12 Januari. Kapsul tersebut merupakan bagian dari alat untuk mengukur kepadatan bijih besi.
Saat hendak dibuka untuk inspeksi pada 25 Januari, alat pengukur itu ditemukan telah pecah. Salah satu dari empat baut alat itu hilang, berikut sekrupnya. Diduga, getaran dari truk menyebabkan baut dan sekrup longgar, lalu kapsul radioaktif jatuh dari paket, dan keluar dari celah di dalam truk.
Kapsul solid berwarna perak itu berukuran tak lebih dari kuku manusia, sekitar 8 milimeter x 6 militeter. Namun, otoritas mengungkapkan, tabung silinder itu berisi cukup bahan kimia sesium-137 untuk menyebabkan penyakit radiasi akut. ”Jika Anda berada tak jauh (dari kapsul) cukup lama, bisa terkena yang dikenal sebagai penyakit radiasi akut,” sebut pejabat kesehatan Australia Barat, Andrew Robertson.
Orang harus berjarak setidaknya 5 meter dari kapsul yang mengeluarkan sinar beta dan gama dengan level radiasi setara 10 sinar-X setiap jam. Robertson menambahkan, kontak yang lama dengan kapsul itu bisa menyebabkan kerusakan kulit dan kulit terbakar, termasuk dampaknya pada sistem imun dan pencernaan. Eksposur dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan kanker. ”Kekhawatiran kami, orang akan mengambilnya tanpa tahu apa itu, mengira kapsul itu sesuatu yang menarik dan menyimpannya,” ujarnya.
Bisa dibayangkan sulitnya mencari barang sekecil itu di rute yang jauh dan telah hilang selama dua pekan. ”Dengan panjangnya jarak tempuh truk, seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Detektor radiasi di perangkat bergerak bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi di atas level alami, tetapi dengan sumber radiasi yang relatif kecil, berarti mereka harus menyisir area luas sangat perlahan,” kata Dale Bailey, profesor pencitraan medis pada University of Sydney dan Royal North Shore Hospital.
Pemerintah Australia Barat mengeluarkan peringatan baru bagi para pengendara di sepanjang rute yang dilalui truk, terutama di jalan tol terpanjang negeri itu, saat mendekati tim pencari. ”Spesialis radiasi sedang mencari di sepanjang Great Northern Highway dengan melaju ke utara dan selatan pelan-pelan. Hati-hati saat mendekat dan waspada saat menyalip,” sebut peringatan itu.
Rio Tinto meminta maaf atas insiden tersebut. ”Kami paham kejadian ini jelas sangat mengkhawatirkan. Kami minta maaf atas ancamannya bagi masyarakat Australia Barat. Kami telah mengadakan penyelidikan sendiri untuk mencari tahu bagaimana kapsul itu hilang saat pengiriman,” kata Chief Executive Rio Tinto Simon Trott dalam penyataan. (AP/AFP/REUTERS)