Mirip Kasus Trump, Kejagung AS Selidiki Dokumen Rahasia Negara di Rumah Biden
Mirip kasus Donald Trump, kini Presiden Amerika Serikat Joe Biden tengah diselidiki karena dugaan penyimpanan dokumen-dokumen rahasia negara di properti pribadinya. Sebagian dokumen itu disimpan di garasi rumahnya.
WASHINGTON, JUMAT — Kejaksaan Agung Amerika Serikat menunjuk Robert Hur untuk menggelar penyelidikan atas kasus kepemilikan dokumen rahasia pemerintah federal AS oleh Presiden Joe Biden. Penunjukan Hur sebagai jaksa penyelidik khusus (special counsel) diumumkan tak lama setelah Biden mengakui bahwa dokumen pemerintah federal dengan tanda rahasia ditemukan di perpustakaan pribadi dan garasi rumahnya di Delaware, AS. Dokumen yang sama juga ditemukan di kantor lembaga pemikir tempat Biden berkegiatan sebelum menjabat sebagai presiden.
”Saya yakin bahwa Hur akan melaksanakan tanggung jawabnya secara adil dan mendesak serta sesuai dengan tradisi tertinggi departemen ini,” kata Garland, Kamis (12/1/2023).
Keputusan Garland untuk menunjuk jaksa penyelidik khusus diharapkan mengakhiri panasnya suhu politik yang melingkupi Gedung Putih di awal tahun. Suhu politik meninggi setelah seorang pengacara Biden mengatakan bahwa telah ditemukan sejumlah dokumen rahasia milik pemerintah federal di sebuah kamar di rumah pribadi Biden di Delaware. Tak lama berselang, sejumlah dokumen rahasia lain juga ditemukan di garasi rumahnya.
Biden juga mengakui secara langsung keberadaan dokumen-dokumen rahasia negara itu di rumah pribadinya. ”Saya menangani dokumen-dokumen rahasia dan bahan-bahan materi rahasia negara ini dengan serius,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih.
”Sebagai bagian dari proses (penanganan masalah) itu, para pengacara saya memeriksa lokasi-lokasi lain tempat dokumen-dokumen tersebut disimpan saat saya menjabat wakil presiden dan mereka telah menuntaskan (pemeriksaan) itu tadi malam,” lanjut Biden.
Biden menjabat sebagai Wakil Presiden AS pada era pemerintahan Presiden Barack Obama tahun 2009-2017. Biden menyatakan, dia akan bekerja sama sepenuhnya dengan jaksa penyelidik dan Departemen Kehakiman, terutama untuk memberikan informasi bagaimana dokumen-dokumen rahasia itu akhirnya bisa berada di properti pribadinya.
Kejaksaan Agung AS mengungkapkan, pengacara Biden memberitahukan temuan dokumen-dokumen rahasia tersebut kepada Departemen Kehakiman pada Kamis pagi pekan lalu. Akan tetapi, sebenarnya aparat Biro Investigasi Federal AS (FBI) telah menemukannya pertama kali di garasi rumah Biden pada Desember 2022.
Baca juga : Serampangan Bawa Dokumen Negara, Trump Bahayakan Agen-agen Rahasia AS
Pengungkapan kasus temuan dokumen-dokumen rahasia negara di kediaman Biden ini segera dibandingkan dengan kasus serupa, yakni ditemukannya ratusan dokumen rahasia negara di kediaman peristirahatan mantan Presiden Donald Trump di Florida. Kini, baik Biden maupun Trump menjalani penyelidikan atau pemeriksaan oleh jaksa penyelidik khusus.
Bagi kedua tokoh tersebut, kasus ini membayang-bayangi keinginan keduanya untuk maju kembali dalam pertarungan pemilu presiden AS tahun 2024. Trump secara resmi telah mengumumkan akan mencalonkan diri dalam pemilu mendatang. Adapun Biden diperkirakan akan segera mengumumkan keputusannya dalam beberapa pekan ke depan.
Terkunci di lemari
Beberapa pengacara pribadi Biden menemukan kumpulan pertama dokumen rahasia negara itu pada 2 November 2022 di sebuah lemari yang terkunci saat mereka tengah membersihkan kantornya di Penn Biden Center, Washington. Lembaga ini menjadi tempat Biden berkegiatan setelah dia selesai menjabat sebagai wakil presiden pada tahun 2017.
Para pengacara Biden memberi tahu Arsip Nasional, yang mengambil dokumen tersebut keesokan harinya dan kemudian meneruskan informasi itu ke Departemen Kehakiman.
Richard Sauber, salah seorang pengacara Biden, mengatakan bahwa mereka kemudian mencari lokasi-lokasi lain yang mungkin menjadi tempat penyimpanan dokumen rahasia pemerintah federal, termasuk rumah dan properti pribadi lainnya.
Beberapa pengacara pribadi Biden menemukan kumpulan pertama dokumen rahasia negara itu pada 2 November 2022 di sebuah lemari yang terkunci saat mereka tengah membersihkan kantornya di Penn Biden Center, Washington.
Garland mengatakan, pada 20 Desember 2022, Departemen Kehakiman diberi tahu bahwa dokumen rahasia dan catatan resmi ditemukan di garasi rumah pribadi Biden, disimpan di dekat salah satu koleksi mobilnya. Tak lama kemudian, agen FBI mengambil dokumen-dokumen tersebut.
Baca juga : FBI Cari Dokumen Terkait Senjata Nuklir di Rumah Trump
”Kami telah bekerja sama erat dengan Departemen Kehakiman selama pemeriksaan, dan kami akan melanjutkan kerja sama itu dengan penasihat khusus,” kata Sauber. ”Kami yakin, hasil pemeriksaan menyeluruh nanti akan menunjukkan bahwa dokumen-dokumen ini secara tidak sengaja salah tempat, dan presiden serta pengacaranya segera bertindak setelah menemukan kesalahan ini.”
Hur, yang ditunjuk menjadi jaksa penyelidik khusus atas kasus dokumen negara di kediaman Biden, pernah bergabung dengan Departemen Kehakiman pada tahun 2007-2014. Ia ditunjuk oleh Trump untuk mengisi posisi Wakil Jaksa Agung AS pada masa pemerintahan Trump. Ia pernah menjabat Jaksa Agung AS di Maryland pada 2018-2021 dengan persetujuan penuh oleh Senat setelah diusulkan Trump.
Baca juga : FBI Cari Dokumen Terkait Senjata Nuklir di Rumah Trump
Hur adalah lulusan Universitas Harvard dan Stanford Law School. Ia juga mengambil kuliah filsafat di King’s College, Cambridge, Inggris.
Ia menyatakan, dirinya tidak akan terpengaruh oleh politik dalam menyelidiki kasus ini. ”Saya akan melakukan penyelidikan yang ditugaskan dengan penilaian yang adil, tidak memihak. Saya akan mengikuti fakta menyeluruh, tanpa rasa takut, dan akan menghormati kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk melakukan tugas ini,” kata Hur melalui pernyataan tertulis.
Garland menyebutkan, penunjukan Hur dilakukan karena lembaganya tengah menghadapi situasi khusus, tanpa menyebut kejadian serupa yang juga terjadi pada mantan Presiden AS Donald Trump. Ia menambahkan, Hur dan timnya akan diberikan kewenangan untuk menyelidiki apakah ada orang atau entitas yang melanggar hukum dalam kasus ini.
Tekanan dari Partai Republik
Temuan sejumlah dokumen rahasia di properti pribadi Biden, presiden dari Partai Demokrat, tidak jauh berbeda dengan yang menimpa Trump. Muncul dugaan ada upaya menyembunyikan informasi tersebut dari publik. Hal ini terutama karena temuan pertama dokumen-dokumen itu terjadi pada November 2022, tetapi baru diumumkan sekarang.
Kenyataan tersebut menyulut berbagai spekulasi bahwa ada upaya menutup-nutupi pelanggaran aturan perundang-undangan oleh Biden dan timnya. Para politisi Partai Republik di Kongres menuding Gedung Putih menutup-nutupi hal tersebut. Dengan cepat, mereka mengumumkan penyelidikan mereka sendiri untuk menjalankan penyelidikan kriminal secara independen.
Ketua DPR yang baru, Kevin McCarthy, politisi Republik, menegaskan bahwa Kongres harus menyelidiki kasus tersebut. ”(Biden) Ini adalah orang yang duduk pada 60 Menit (acara televisi yang disiarkan oleh PBS) yang menyatakan sangat prihatin pada kasus temuan dokumen Presiden Trump,” kata McCarthy.
”Dan, sekarang kami menemukan bahwa ini adalah wakil presiden yang menyimpannya selama bertahun-tahun di tempat terbuka di lokasi yang berbeda,” lanjutnya.
Berbeda dengan keputusan Departemen Kehakiman, McCarthy menilai, tidak perlu ada jaksa khusus untuk menangani masalah ini.
James Comer, Kepala Komite Pengawas DPR AS, mengatakan bahwa dia akan memimpin penyelidikan atas salah penanganan dokumen rahasia di properti milik Biden. ”Ada banyak pertanyaan mengapa pemerintahan Biden merahasiakan masalah ini dari publik. Siapa yang memiliki akses ke kantor dan kediamannya, dan informasi apa yang terkandung dalam dokumen rahasia tersebut,” katanya.
Baca juga : Trump Diperiksa di New York, Rumahnya di Florida Digeledah FBI, Suhu Politik AS Memanas
Sementara Trump memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan dukungan publik. Menggunakan platform media sosialnya, Truth Social, dia menyerukan penghentian segera penyelidikan terhadap dirinya karena dia merasa telah melakukannya dengan benar.
Perbedaan dengan kasus Trump
FBI menyita sekitar 13.000 dokumen dari beberapa properti pribadi Trump setelah dia keluar dari Gedung Putih, Januari 2021. Dokumen-dokumen itu tidak hanya dipindahkan ke lokasi yang tidak memadai. Para aparat FBI menyelidiki kemungkinan pemindahan dokumen rahasia negara secara ilegal. Di antara dokumen-dokumen itu, ada yang berisi informasi tentang keamanan nasional AS, salah satunya kemampuan persenjataan nuklir AS (Kompas.id, 12 Agustus 2022).
Berbeda dengan Trump yang menolak bekerja sama dan memilih upaya hukum atas penyelidikan Departemen Kehakiman dan FBI terhadap dirinya, Biden dan timnya menyatakan akan bekerja sama secara penuh dengan dua lembaga tersebut. Seorang pengacara Gedung Putih mengatakan bahwa dokumen tersebut ”secara tidak sengaja salah tempat”.
Adanya dugaan Biden dan timnya mencoba menutupi temuan tersebut memicu ketegangan antara beberapa media, yang mencoba menggali lebih dalam soal kasus tersebut, dan Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre. Seorang jurnalis CBS News berupaya mendapat penjelasan lebih jauh dari Jean-Pierre terkait apakah dirinya mengetahui soal penundaan pengungkapan temuan itu atau tidak.
Apalagi Biden, sejak awal pemerintahannya, dia menyatakan akan berusaha transparan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat Trump berkuasa. Akan tetapi, hal itu ditolak Jean-Pierre. Dia mengatakan, walaupun ada kelalaian, pemerintahan Biden akan menangani masalah itu dengan benar. (AP/AFP/REUTERS)