Resmi Pakai Uang Euro dan Masuk Schengen, Kroasia Kini Menyatu dengan UE
Pada malam peralihan tahun, Kroasia secara resmi mulai menggunakan mata uang euro sebagai alat pembayaran. Negara itu juga bergabung dengan wilayah perjalanan bebas visa Eropa, Schengen.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
ZAGREB, MINGGU — Setelah menunggu hampir satu dekade pascabergabung dengan Uni Eropa, Kroasia secara resmi mengadopsi mata uang euro, Minggu (1/1/2023) dini hari, bersamaan pergantian tahun. Selain itu, mereka juga bergabung dengan wilayah perjalanan bebas visa Eropa, Schengen.
Dengan demikian, sekitar 420 juta warga Eropa bisa dengan mudah memasuki negara yang dikenal dengan garis pantai Adriatik yang menakjubkan itu tanpa perlu diperiksa di perbatasan. Bagi warga non-Eropa pemegang visa Schengen, mereka bisa bebas memasuki Kroasia dari negara-negara Eropa lainnya yang masuk zona Schengen.
Dengan mengadopsi mata uang euro, warga Kroasia kini mengucapkan selamat tinggal pada mata uang kuna yang selama ini mereka gunakan. Selama 14 hari ke depan, mata uang kuna masih bisa digunakan untuk alat pembayaran tunai. Akan tetapi, setelah itu, mata uang euro akan menggantikannya.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, menurut rencana, akan mengunjungi Kroasia, Minggu malam, untuk menandai peristiwa penting tersebut.
”Setelah 10 tahun menjadi anggota (di Uni Eropa/UE), kami menjadi satu-satunya negara dalam sejarah yang bergabung dengan Schengen dan zona euro pada hari yang sama,” kata Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic dalam sebuah konferensi bisnis baru-baru ini.
Ia berharap penerapan euro sebagai mata uang di Kroasia dan juga pemberlakuan zona Schengen bisa membantu perkembangan ekonomi negara tersebut.
Kedua hal itu menandai awal baru bagi negara Balkan berpenduduk sekitar empat juta jiwa tersebut. Tiga dekade silam, Kroasia mengalami perang brutal yang menghancurkan. Dengan memberlakukan penggunaan mata uang Uni Eropa, euro, Kroasia diyakini akan memperoleh keuntungan dan ikatan keuangan yang lebih erat dengan 19 negara pengguna mata uang euro lain dan Bank Sentral Eropa.
Penggunaan mata uang euro juga akan membuat perjalanan dan bisnis di Kroasia lebih mudah. Tak akan ada lagi kerumitan pertukaran mata uang bagi warga Kroasia yang pergi ke luar negeri. Begitu pula bagi puluhan ribu turis yang mengunjungi negara itu untuk bekerja maupun untuk berlibur.
Stipica Mandic (72), pengemudi profesional, menuturkan bahwa kebebasan bergerak tanpa menunggu lama di perbatasan adalah impian pribadinya sejak lama. Itu sebabnya, dia rela berkendara sejauh 20 kilometer ke Bregana, salah satu titik perbatasan ke luar negeri, untuk melihat hal itu menjadi kenyataan. Sebelumnya, antrean panjang selalu terjadi di 73 pelintasan perbatasan darat dengan Slovenia dan Hongaria. Kini, semua cerita tentang antrean panjang itu akan menjadi catatan sejarah.
”Saya menghabiskan bertahun-tahun hidup saya menunggu di pos pemeriksaan perbatasan. Jadi, saya datang ke sini malam ini untuk menyaksikan momen ini. Kini, saya tidak akan menunggu (terlalu lama) lagi,” ujar Mandic.
Saya menghabiskan bertahun-tahun hidup saya menunggu di pos pemeriksaan perbatasan. Kini, saya tidak akan menunggu (terlalu lama) lagi.
Kroasia bergabung dengan UE pada tahun 2013. Akan tetapi, negara itu tidak bisa langsung menggunakan mata uang bersama Uni Eropa itu. Kroasia harus memenuhi serangkaian kondisi ekonomi yang ketat, termasuk nilai tukar yang stabil, inflasi yang terkendali, dan belanja publik yang sehat.
Peristiwa bersejarah pada peralihan malam tahun baru itu bagi rakyat Kroasia menjadi bukti negara mereka telah menyelesaikan perjalanan yang sulit untuk bergabung ke arus utama Eropa pascapemisahan diri dari Yugoslavia.
”Dulu kami memimpikan hal ini dan saya senang kami masih hidup untuk menyaksikannya ini terjadi. Saya berharap hal ini berarti kami sekarang benar-benar menjadi bagian dari Eropa,” kata Zlatko Leko, warga kota pelabuhan Split di selatan negara Kroasia.
Elenmari Pletikos-Solon di Zagreb sepakat dengan Leko. ”Kami telah menjadi bagian dari Eropa. Tetapi, membongkar perbatasan dan beralih ke euro adalah konfirmasi akhir bahwa kami sepenuhnya telah terintegrasi. Kedua hal ini akan membuat banyak hal dalam hidup kami menjadi lebih mudah,” katanya.
Sentimentil
Tidak semua warga Kroasia senang dengan perubahan itu, terutama meninggalkan kuna yang sudah sangat lama mereka gunakan. Beberapa orang merasa sentimental tentang kuna, yang diperkenalkan untuk mengamankan otonomi moneter setelah Kroasia berpisah dari bekas Yugoslavia dan perang 1991-95.
Kelompok oposisi sayap kanan menilai hal itu hanya akan memberikan keuntungan berlipat bagi negara besar, seperti Perancis dan Jerman. ”Kuna adalah simbol kemerdekaan Kroasia. Kami semua terikat padanya, jadi akan agak sulit melupakan kepergiannya,” Vladislav Studar, veteran perang. ”Tetapi, apa yang bisa kami lakukan? Hidup harus terus berjalan,” ujarnya.
Stela Roso, penduduk Zagreb, sepakat. ”Agak menyedihkan bahwa kami tidak akan lagi menggunakan kuna karena (mata uang) itu unik di negara kami. Tetapi secara praktis, (pertukaran mata uang) tidak akan membuat perbedaan bagi saya,” katanya.
”Kami akan menangis untuk kuna kami, harga akan melonjak,” kata Drazen Golemac, pensiunan berusia 63 tahun, di Zagreb.
Akan tetapi, warga Kroasia sejak lama telah mengeluarkan penilaian atas aset berharga mereka, seperti tanah, kendaraan, dan bangunan dalam euro. Sekitar 80 persen simpanan bank dan mitra dagang utama telah menggunakan euro.
”Euro sudah menjadi ukuran nilai. Secara psikologis hal itu bukan barang baru. Sementara, bergabung dengan Schengen adalah berita yang fantastis untuk pariwisata,” kata Marko Pavic, agen pariwisata.
Gubernur Bank Sentral Kroasia (HNB) Boris Vujcic mengatakan, peralihan dari kuna ke euro juga merupakan sebuah momen yang sentimentil baginya. Akan tetapi, tindakan bergabung dengan persekutuan dagang besar Uni Eropa serta menggunakan mata uang bersama euro adalah satu-satunya langkah politik ekonomi yang masuk akal demi perekonomian negara. (AP/AFP/REUTERS)