Kemenangan Argentina Sepadan dengan Obat Kesulitan Ekonomi Rakyatnya
Bagi rakyat Argentina, kemenangan ini dirasakan sepadan dengan obat kesulitan ekonomi yang mendera selama bertahun-tahun. Kemenangan Argentina tak hanya dirayakan di Qatar dan Argentina, tetapi juga di Bangladesh.
Oleh
LUKI AULIA
·5 menit baca
BUENOS AIRES, SENIN — Kegembiraan dan suasana perayaan yang meriah atas kemenangan Argentina saat melawan Perancis di final Piala Dunia 2022 menjalar tak hanya di Qatar dan Argentina. Pesta kegembiraan itu juga sampai ke Bangladesh, negara berjarak 17.000 kilometer dari Argentina.
Jutaan warga Argentina memadati jalanan ibu kota Buenos Aires begitu Argentina menang 4-2 dalam adu penalti setelah bermain imbang 3-3 dengan perpanjangan waktu, Minggu (18/12/2022), di Qatar. ”Ini luar biasa! Tidak mudah, tetapi akhirnya kami berhasil. Berkat (Lionel) Messi,” kata Santiago (13).
Ia dan keluarganya merayakan kemenangan Argentina di depan rumah bekas milik ikon dan legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona.
Kemenangan Argentina membuat rakyat Argentina setidaknya bisa sejenak melupakan kesulitan hidup karena ekonomi sedang susah. Perayaan meriah dengan kembang api, klakson mobil yang dibunyikan tiada henti, dan para penggemar yang bernyanyi, menari, dan melambai-lambaikan bendera. Setidaknya 2 juta orang berkumpul di situs Obelisk yang berada di pusat kota dan berpesta hingga malam di tepi Sungai Plate.
”Kami dilahirkan untuk menderita, memang begitulah kami orang Argentina. Namun, hidup kami harus tetap berjalan karena beginilah keadaan negeri ini,” kata Manuel Erazo, warga Argentina.
Menyaksikan final Piala Dunia dan bermimpi tentang kemenangan seakan menjadi pelarian yang sangat dibutuhkan rakyat Argentina. Mereka sudah menderita akibat kekacauan ekonomi selama bertahun-tahun karena inflasi yang melonjak.
Sekitar 40 persen dari 45 juta penduduk di Argentina hidup dalam kemiskinan. Sementara inflasi yang melonjak dan devaluasi mata uang menyebabkan malapetaka pada tabungan dan pendapatan rakyat.
”Kondisi ekonomi sedang naik turun tidak jelas dan di akhir bulan selalu sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, semua penderitaan kami (terbayar) sepadan dengan kemenangan Argentina,” kata Agustin Acevedo (25), pekerja bangunan dari Temperley yang datang ke Buenos Aires hanya untuk melihat pertandingan final.
Semua penderitaan kami (terbayar) sepadan dengan kemenangan Argentina.
Kemenangan tim Argentina seperti memberi dukungan moral yang kuat pada rakyat Argentina yang saat ini sedang didera kesulitan hidup. Sekitar 40 persen populasinya terperosok ke jurang kemiskinan. "Tim ini berhasil membuat orang jatuh cinta pada mereka lagi setelah beberapa dekade," kata Diego Aburgeily (46).
Kegembiraan rakyat Argentina saat ini merupakan luapan kelegaan mereka setelah menunggu 36 tahun. Terakhir kali Argentina juara dunia pada tahun 1986. ”Saya sudah menunggu seumur hidup saya untuk melihat Argentina menang,” kata Soledad Palacios (35), warga Argentina.
Di Rosario, kampung halaman Messi dan Angel Di Maria, pencetak gol terakhir Argentina, para penggemar tim saingan Newell’s Old Boys dan Rosario Central mengubur perbedaan mereka pada level klub. Mereka sama-sama merayakan kemenangan ini.
”Tim nasional menyatukan semua orang. Bisa dilihat penggemar Central dan Newell berpelukan dan bernyanyi. Itu hal terindah yang pernah ada,” kata Nahuel Cantero (21), salah satu warga.
Para pemain tim nasional Argentina dijadwalkan akan tiba di Argentina, Senin malam waktu setempat. Rangkaian perayaan dan parade sudah menanti kepulangan para pahlawan itu, Selasa.
Keinginan penduduk Rosario tak muluk-muluk. Mereka hanya menyimpan satu keinginan. ”Semoga Messi dan Di Maria datang ke Rosario untuk merayakan kemenangan ini. Itu saja sudah cukup membuat kami senang,” kata Micaela Lourdes (20), yang menonton pertandingan final bersama ibunya itu.
Pesta warga Bangladesh
Di Dhaka, ibu kota Bangladesh, para penggemar sepak bola meneriakkan nama ”Messi! Messi! Messi!” sambil menari di jalan-jalan raya. Ratusan ribu warga Dhaka rela menahan dingin ketika menonton pertandingan di layar raksasa yang dipasang di alun-alun, jalanan, dan lapangan sepak bola utama Dhaka.
Banyak orang memakai baju warna tim nasional Argentina dan memakai kaus nomor 10 milik Messi. ”Saya tidak tahu kenapa saya menangis, tetapi saya menangis untuk Messi. Penantian selama bertahun-tahun berakhir sudah,” kata Nafiun Rahman Zian (18), salah satu penggemar Messi di Bangladesh.
Saat Argentina menumbangkan Perancis melalui adu penalti 4-2, Messi membuka keran gol Argentina melalui eksekusi penalti yang tenang pada menit ke-23. Itu adalah gol penalti keempat Messi di Qatar dari lima kesempatan tembakan dari titik putih yang didapatnya.
Messi juga mencetak satu gol di babak perpanjangan waktu plus satu gol dalam adu penalti. Secara total, Messi mengakhiri Piala Dunia 2022 dengan 7 gol. Pemain bernomor punggung 10 itu juga ditahbiskan sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia 2022.
Bangladesh, negara berpenduduk mayoritas Muslim dengan populasi 170 juta jiwa itu, sebenarnya lebih terkenal sebagai negara yang ”gila olahraga kriket”. Namun, setiap penyelenggaraan Piala Dunia, empat tahun sekali, banyak anak muda mendukung Argentina dan Brasil.
Setiap penyelenggaraan Piala Dunia, empat tahun sekali, banyak anak muda di Bangladesh mendukung Argentina dan Brasil.
Di kampus Universitas Dhaka, terlihat banyak orang melukis bendera Argentina di pipi mereka untuk menonton pertandingan final. Penonton terdiam saat dua gol dari Kylian Mbappe, pemain tim Perancis, membawa pertandingan ke perpanjangan waktu dengan skor 2-2.
”Saya merasa seperti akan kena serangan jantung,” kata Abdus Sabur (40), yang mengaku sebagai pendukung Brasil, tetapi beralih ke Argentina di final hanya karena Messi. ”Umur Mbappe masih 23 tahun. Dia masih bisa main di Piala Dunia tiga kali. Kali ini harus Messi yang menang,” ujarnya.
Ketika tendangan pemain Argentina, Gonzalo Montiel, berbuah gol penentu kemenangan, suasana kampus Universitas Dhaka heboh dengan kegembiraan. ”Banyak teman saya, terutama fans Brasil, mengejek saya dan pendukung Argentina lain. Katanya, kami tak pernah menang lagi setelah Piala Dunia 1986. Messi terbukti pemain terbaik di dunia, bahkan lebih baik dari Maradona dan Cristian Ronaldo,” kata Mohammad Hasan (19), pendukung Argentina lainnya.
Persaingan antara penggemar Argentina dan Brasil di Bangladesh cukup sengit karena sama-sama penggemar berat. Banyak yang bahkan mengecat rumah mereka dengan warna setiap negara.
Setidaknya ada tujuh orang tewas saat hendak mengibarkan bendera nasional kedua negara di atas rumah mereka gara-gara tersengat listrik dan jatuh dari atap rumah. Ada juga tiga orang yang tewas setelah antarpenggemar sepak bola bentrok di daerah perdesaan. (REUTERS/AFP)