Aliansi Pendanaan Gabungan Kumpulkan 30 Miliar Dollar AS
Dana gabungan untuk perbaikan mitigasi iklim diluncurkan. Memang masih sedikit, tetapi harus tepat guna dan telat sasaran.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS - Aliansi Pendanaan Gabungan Global atau Global Blended Alliance telah mengumpulkan 30 miliar dollar Amerika Serikat untuk modal awal. Mereka dalam proses menyusun sistem penggerakan modal tersebut agar bisa diakses tidak hanya oleh negara dan korporasi besar, tetapi juga organisasi sipil masyarakat maupun para pengusaha mikro, kecil, dan menengah yang bergerak di pelestarian lingkungan serta perekonomian berkelanjutan.
Pengumuman itu disampaikan pada forum Tri Hita Karana di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022) sebagai salah satu rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi G20. Turut hadir Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Dana 30 miliar dollar AS itu berasal.dari sumbangan pemerintah 19 negara berperekonomian terbesar dunia dan Uni Eropa, perusahaan, lembaga amal, maupun filantropis.
"Apabila modal ini bisa digerakkan, pemerintah dan masyarakat akan turut bergerak," tutur Direktur Pengelola untuk Pengembangan Kebijakan dan Kemitraan Bank Dunia, Marie Elka Pangestu.
Dana 30 miliar dollar AS ini sejatinya termasuk kecil. Satu negara berdasarkan perhitungan Perserikatan Bangsa-Bangsa memerlukan sekitar 1 triliun dollar AS untuk melakukan dekarbonisasi. Oleh sebab itu, pengumpulan dana gabungan ini harus ditingkatkan dan peruntukannya diatur agar tepat guna dan tepat sasaran.
Dalam forum itu, mengemuka imbauan agar melibatkan gerakan akar rumput. Para wiraswasta kecil dan menengah dan organisasi masyarakat adalah kelompok-kelompok yang memperjuangkan kelangsungan ekonomi lestari di sektor riil. Akan tetapi, mayoritas dari mereka tidak bisa mengakses lembaga pemodalan. Padahal, ada banyak inovasi model bisnis maupun pemberdayaan sosial di akar rumput.
Ketua Satuan Kerja Pendanaan Gabungan dari aliansi tersebut, Katherine Stodulka, mengatakan bahwa sistem pendekatan atas-bawah dan bawah-atas tengah dibangun. Mereka mencari mitra-mitra lokal yang bisa menjembatani program pendanaan dengan kelompok akar rumput. Adapun kantor pusat aliansi berada di Bali dengan tujuan menjadikannya sebagai salah satu pusat ekonomi kreatif berkesinambungan.
Pada kesempatan yang lain, Sanda Ojiambo, Direktur Eksekutif Global Compact yang merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untung tanggung jawab sosial perusahaan, mengatakan bahwa daya saing perekonomian ditunjukkan dari keberlanjutannya. Model bisnis yang mencari keuntungan cepat sejatinya tidak bisa bersaing karena tidak tahan lama.
"Contohnya di sektor upah pekerja. Perusahaan yang pelit mungkin bisa meraup laba dalam waktu singkat, tetapi setelah itu mereka bermasalah dengan pekerja. Zaman sekarang, konsumen kian cerdas dan akan meninggalkan mereka. Perusahaan itu akan terpukul," tuturnya.