Total 25 rudal ditembakkan Korut dari berbagai lokasi pada waktu terpisah. Tidak hanya rudal, Korut juga menembakkan meriam setidaknya 100 kali. Meriam diarahkan ke zona penyangga timur.
Oleh
KRIS MADA
·2 menit baca
PYONGYANG, RABU — Korea Selatan dan Korea Utara saling berbalas menembakkan rudal dan artileri. Sedikitnya 100 peluru artileri medan dan 25 rudal ditembakkan Pyongyang ke Korea Selatan. Seoul membalasnya dengan menembakkan tiga rudal.
Kantor Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korea Selatan mengatakan, empat rudal pertama terdeteksi pada Rabu (2/11/2022) pagi. Dilaporkan Yonhap dan Chosun Ilbo, Pyongyang meluncurkan empat rudal balistik jarak pendek (SRBM) dari Provinsi Pyongan ke Laut Kuning.
Setelah itu, Korut terus menembakkan SRBM dan rudal darat ke udara. Hingga Rabu sore, total 25 rudal ditembakkan dari berbagai lokasi pada waktu terpisah.
Tidak hanya rudal, Korut juga menembakkan meriam setidaknya 100 kali. Meriam diarahkan ke zona penyangga timur. Zona itu disepakati kedua Korea pada September 2018.
Rangkaian penembakan itu memaksa Korsel menyalakan peringatan serangan udara. Tidak hanya memerintahkan warga waspada, Seoul juga balas menembak. Selepas beberapa gelombang penembakan rudal Korut, Korsel menembakkan tiga rudal udara ke darat. Rudal-rudal itu dilepaskan dari pesawat F-15K dan KF-16.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korsel Jenderal Kim Seung-gyeom mengatakan, rudal-rudal Korsel merupakan bentuk balasan tindakan Korut. Rudal-rudal itu ditembakkan ke arah garis batas utara (NLL), garis perbatasan laut kedua negara.
Korsel menembakkan versi pengembangan dari rudal SLAM buatan Boeing. ”Ketepatan penembakan militer Korsel untuk menunjukkan tanggapan jelas atas provokasi apa pun, termasuk SRBM dari Korea Utara,” kata Kim sebagaimana dikutip Yonhap.
Ia menyesalkan provokasi berlanjut Korut. Padahal, Seoul sudah berulang kali meminta Pyongyang menahan diri dan sama-sama menjaga kestabilan kawasan. ”Korea Utara satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas provokasi ini,” ujarnya.
Kim menyebut penembakan puluhan rudal dan ratusan peluru artileri itu sebagai provokasi serius. Kedamaian dan kestabilan di Semenanjung Korea jelas semakin terganggu oleh ulah Pyongyang tersebut.