Badai Nalgae Mendekati Filipina, 42 Orang Tewas di Mindanao
Walaupun badai Nalgae belum mendarat di Filipina, namun banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan deras telah menewaskan 31 orang tewas dan 9 lainnya hilang.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
MANILA, JUMAT – Para pejabat Filipina, Jumat (28/10/2022), melaporkan, sedikitnya 31 orang tewas dan 9 orang lainnya hilang akibat tanah lonsor dan banjir bandang saat hujan lebat yang dipicu badai Nalgae yang mendekati negara itu. Setidaknya tiga kota di Provinsi Manguindanao menjadi daerah terparah. Namun, kota Cotabato, ibu kota Provinsi Cotabato, juga masih terendam banjir.
Provinsi Manguindanao dan Cotabato termasuk dalam lima provinsi di Wilayah Otonomi Mindanao, Filipina selatan. Badai yang memicu hujan deras dan menyebabkan banjir badang serta tanah longsor itu terjadi pada Kamis malam hingga Jumat dini hari di Mindanao. Banjir membawa banyak pohon, bebatuan, dan lumpur puing menyapu masyarakat pedesaan di sekitar kota Cotabato.
Nasrullah Imam, Kepala Pertahanan Sipil Provinsi Cotabato, menambahkan, tentara mengerahkan truknya untuk mengevakusi penduduk yang terdampar di kota Cotabato dan delapan kota terdekat di Provinsi Cotabato. “Sungguh mengejutkan melihat kota-kota yang tidak pernah banjir kali ini terkena banjir,” kata Imam sambil menambahkan, beberapa keluarga hanyut oleh banjir.
“Banyak warga terkejut oleh banjir yang cepat naik,” kata Naguib Sinarimbo, Menteri Dalam Negeri Daerah Otonomi Mindanao. “Air mulai masuk ke rumah-rumah pada Jumat pagi, sebelum fajar menyingsing,” kata Sinarimbo sambil mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas telah bertambah menjadi 42 orang, dari laporan awal yang menyebutkan 13 orang.
Menurut Sinarimbo, berdasarkan laporan sementara dari wali kota, gubernur, dan pejabat tanggap bencana, tim penyelamat telah menemukan 27 mayat di Datu Odin Sinsuat termasuk 11 orang di desa pegunungan yang tertimbun longsor, 10 di Datu Blah Sinsuat, dan 5 di Upi. Semua kota itu terletak di Manguindanao. Belum ada laporan korban jiwa dari kota-kota di provinsi lain, termasuk kota Cotabato yang masih tergenang banjir.
Sinarimbo menambahkan, beberapa warga yang bertahan di atap rumah berhasil diselamatkan regu penolong yang datang dengan menggunakan perahu karet. Sampai Jumat petang, banjir sudah mulai surut di beberapa daerah, kecuali di kota Cotabato yang hampir seluruhnya masih tergenang banjir. Menurutnya, hujan lebat masih berlansung dan kemungkinan masih akan nada banjir susulan.
“Fokus kami saat ini adalah penyelamatan serta menyiapkan dapur komunitas untuk para penyintas,” kata Sinarimbo. Wali Kota Datu Blah Sinsuat, Marshall Sinsuat, mengatakan, lima orang hilang di wilayahnya dan dalam pencarian tim penyelamat. Sinarimbo mengatakan, empat orang lagi lagi dilaporkan hilang di tempat lain.
“Curah hujan semalam (Kamis malam) tidak seperti biasanya (sangat deras) dan mengalir ke lereng gunung dan membuat sungai meluap,” kata Sinarimbo. “Saya berharap jumlah korban tidak akan bertambah lagi. Namun, masih ada beberapa komunitas belum terjangkau,” kata Sinarimbo, seraya menambahkan hujan telah mereda sejak Jumat pagi.
Badan Layanan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina (Pagasa) di Manila, Jumat petang, seperti dilaporkan situs berita Inquirer.net dan Philstar, mengatakan, hujan deras terjadi disebabkan oleh badai tropis Nalgae (Badai Paeng dalam bahasa lokal) yang sedang mendekati Filipina. Pada Jumat petang, pusaran badai sudah berada di jarak 180 kilometer di timur kota Catarman, Provinsi Samar Udara, dengan kecepatan angin lebih dari 85 km per jam.
Diperkirakan, badai akan lebih kuat lagi ketika mendarat di Filipina. Menurut Pagasa, Nalgae sedang bergerak ke Filipina utara atau tengah Filipina, dan diprakirakan akan mendarat di Pulau Samar, Filipina tengah, Jumat (28/10/2022) malam dan di Semenanjung Bicol, Pulau Luzon, pada Sabtu pagi ini.
Badai Nalgae datang lebih awal dari perkiraan semula akan mendarat pada Sabtu (29/10/2022) pagi. Badai bergerak dari Samudra Pasifik dan masuk melalui pantai timur Filipina. Meski pusaran badai belum tiba, banyak desa di dataran rendah Mindanao terendam banjir pascahujan deras yang juga menyebabkan tanah longsor. Kondisinya mungin lebih parah pada Jumat malam hingga Sabtu pagi.
Pada Jumat petang, badai sedang bergerak ke arah barat laut Pasifik atau sedang mendekati Pulau Samar. Dilaporkan, banyak provinsi dan kota akan terdampak termasuk Manila, ibu kota Filipina. Petugas jaga pantai Filipina mengatakan, kapal nelayan, kapal kargo, dan kapal feri antarpulau dilarang beroperasi.
Sekitar 5.000 orang telah dievakuasi dari daerah-daerah rawan banjir dan tanah longsor di Manguindanao. Peramal cuaca pemerintah, Sam Duran, mengatakan, Nalgae merupakan badai tropis ke-16 yang melanda Filipina tahun ini. Meski badai bertiup lebih jauh ke Filipina utara, namun daerah selatan seperti Mindanao tetap terkena dampaknya saat badai mendekati daratan.
Filipina setiap tahun dilanda sekitar 20 angin topan atau badai. Negara ini merupakan salah satu negara Asia Tenggara yang paling rawan di dunia, selain karena badai, juga karena letusan gunung api dan gempa bumi. Filipina terletak di “Cincin Api” Pasifik. (AFP/AP/CAL)