Indonesia-Polandia, Merajut Kerja Sama lewat ”Pola”
Hubungan bilateral Indonesia-Polandia dimulai pada 19 September 1955. Hubungan berkembang pada aspek kebudayaan, olahraga, pendidikan, perekonomian, hingga kerja sama pembangunan.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
Batik telah lama dikenal sebagai sarana diplomasi publik. Di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, pada 4-30 Oktober 2022, batik kembali memainkan peran diplomasi dalam hubungan Indonesia-Polandia. Duta Besar Polandia untuk Indonesia Beata Stoczynska mengatakan, ada banyak kemiripan Indonesia-Polandia. Yang paling mencolok adalah bendera. ”Kami putih merah, Indonesia merah putih,” katanya.
Sebagian kemiripan itu ditunjukkan lewat pameran berjudul Pola. Pameran tersebut untuk merayakan hubungan kedua negara. ”Ini juga untuk merayakan Hari Batik,” ujar Stoczynska.
Kurator dan juri dari Indonesia-Polandia memilih 60 karya yang dipamerkan dalam kegiatan itu. Penampil dari Indonesia dan Polandia terpilih menunjukkan karyanya lewat pameran yang terbuka untuk umum tersebut.
Stoczynska menyebut, pameran itu bagian dari upaya meningkatkan saling pemahaman pada kebudayaan kedua negara. Pemahaman itu diharapkan bisa berkontribusi pada peningkatan hubungan Indonesia-Polandia.
Hubungan kedua negara memang lebih dulu dirintis oleh penduduknya. Interaksi antar-penduduk selalu menjadi faktor penting hubungan Indonesia-Polandia. Peran warga dalam menjalin hubungan kedua negara terlihat di mana-mana.
Sejumlah bintang sepak bola era 1980-an, peta modern Indonesia, dan pelayanan umat Katolik di Indonesia timur adalah sebagian dari jejak hubungan Indonesia-Polandia. Sementara di Polandia, kedekatan hubungan kedua negara, antara lain, tecermin pada kopi.
Kontribusi
Secara resmi, hubungan bilateral Indonesia-Polandia dimulai pada 19 September 1955. Hubungan berkembang pada aspek kebudayaan, olahraga, pendidikan, perekonomian, hingga kerja sama pembangunan.
Pada awal dekade 1980-an, Indonesia mengenal Marek Janota. Pelatih asal Polandia itu, antara lain, memoles sejumlah bintang Indonesia era itu, seperti Robby Darwis, Djadjang Nurdjaman, dan Adeng Hudaya.
Sejumlah pastor Polandia juga membantu melayani umat Katolik di Indonesia timur dalam 60 tahun terakhir. Sebagian dari mereka masih terus bertugas. Orang-orang di Flores, Nusa Tenggara Timur, masih terus mengingat pelayanan para pastor dari Polandia.
Beberapa pastor itu dikenang karena kontribusinya mengakhiri isolasi sejumlah wilayah di Flores. Bukan hanya urusan keagamaan, para pastor Polandia itu membantu pembuatan jembatan, sekolah, hingga klinik bagi warga.
Polandia, khususnya Krakow, juga menjadi salah satu tujuan wisata pelancong Indonesia. Sebab, kota tua di selatan Warsawa itu menjadi tempat sekolah dan tugas Paus Yohanes Paulus II semasa muda.
Negara terbesar keenam di Eropa ini juga tengah dibidik sebagai tujuan ekspor hortikultura Indonesia. Aneka ragam kopi, termasuk dari Flores, menjadi andalan untuk menembus negara yang 80 persen penduduk dewasanya rutin minum kopi itu.
Tidak hanya kopi, perdagangan komoditas lain di antara kedua negara juga diharapkan meningkat. Para pengusaha Polandia dan Indonesia sama-sama berharap perdagangan kedua negara tidak lagi menggunakan perantara.
Komoditas yang bisa diperdagangkan Jakarta-Warsawa amat beragam. Indonesia-Polandia, antara lain, terus menjajaki kerja sama pengembangan wahana listrik. Sejak 2020, kedua negara telah membuat pelantar kerja sama pengembangan wahana listrik. Kerja sama itu fokus pada pendidikan dan pengembangan wahana listrik. Pelantar itu juga bertujuan mendorong investasi terkait wahana listrik di Indonesia. Pengembangan itu bagian dari wujud komitmen kedua negara untuk menekan emisi karbon.
Jakarta-Warsawa juga masih terus menjajaki potensi kerja sama pertahanan. Sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Polandia bisa mengakses aneka teknologi persenjataan aliansi itu. Indonesia-Polandia telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama pertahanan beberapa waktu lalu. Sejauh ini, upaya perwujudan nota itu antara lain dengan penjajakan pembelian helikopter militer yang diproduksi di Polandia.
Polandia memang salah satu negara dengan industri dirgantara yang sudah lama berkembang. Polandia sudah mulai membuat pesawat sejak Perang Dunia I berakhir. Salah satu perusahaannya, PLZ Mielec, memproduksi rata-rata 20 pesawat atau helikopter per bulan. Perusahaan itu menjadi bagian Lockheed Martin, raksasa pertahanan Amerika Serikat. Selain pesawat dan helikopter militer, Polandia juga membuat aneka wahana dirgantara ringan untuk keperluan latihan dan hobi. Sebagian berupa produk akhir utuh, sebagian berupa mesin dan suku cadang.