Jelang Kongres Partai Komunis, China Tekan Kasus Covid-19
Tekanan meningkat terhadap para pejabat untuk menghentikan penyebaran kasus Covid-19 segera setelah muncul. China melaporkan kasus pertama penularan galur Omicron subvarian BF.7 dan BA.5.1.7.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang petugas terlihat berjaga di dalam pagar sebuah area yang dikarantina total (lockdown) di Distrik Changning setelah muncul laporan kasus penularan Covid-19 di Shanghai, China, 8 Oktober 2022.
China mencatat lebih dari 2.000 kasus Covid-19 pada Senin (10/10/2022), jumlah tertinggi dalam sebulan. Di sejumlah kota, pemerintah kembali memberlakukan karantina wilayah total (lockdown) dan berbagai pembatasan untuk mencegah penyebaran kasus ke ibu kota menjelang Kongres Partai Komunis pada 16 Oktober.
Meski jumlah kasus infeksi terhitung kecil dalam standar global, China menerapkan kebijakan nihil Covid-19 yang ketat. Satu kasus saja bisa menyebabkan lockdown satu kota untuk mencegah penyebarannya.
Di Shanghai, puluhan ribu orang kembali memasuki fase karantina total setelah sejumlah komunitas dinyatakan ditutup sepanjang akhir pekan lalu. Pada Jumat, ditemukan 23 kasus baru di kota tersebut. Lebih dari 2.100 rumah tangga di Shanghai terdampak hanya karena satu kasus infeksi.
Hingga Senin, di Shanghai terdapat sembilan komunitas berisiko menengah yang dikarantina total, tersebar di enam distrik. Pada April-Mei, Shanghai mengalami dua bulan karantina total yang memicu kemarahan warga. Pusat hiburan warga pun ditutup.
Hal yang sama terjadi di kota Yongji di Provinsi Shanxi, sebelah utara China. Pemerintah setempat memerintahkan lockdown selama dua hari atas 3 juta penduduk setelah muncul kasus di kota tetangga, meskipun di Yongji tidak ada laporan infeksi baru.
CNS / AFP
Petugas kesehatan mengambil sampel dari seorang pria untuk tes Covid-19 di Tianjin, China bagian utara.
Dalam beberapa pekan terakhir, tekanan meningkat terhadap para pejabat untuk menghentikan penyebaran kasus Covid-19 segera setelah muncul. China melaporkan kasus pertama penularan virus SARS-CoV-2 galur Omicron subvarian BF.7 dan BA.5.1.7.
Ribuan kasus akibat subvarian BF.7 dilaporkan muncul di Mongolia Dalam sejak 1 Oktober, membuat tempat itu pusat baru infeksi Covid-19. Kasus muncul saat warga menikmati pekan liburan nasional atau Golden Week.
Tingkat perjalanan pada pekan itu dilaporkan turun karena otoritas mendorong warga agar tidak meninggalkan kota atau provinsi tempat tinggalnya. Meski demikian, jumlah kasus harian tetap meningkat, dari 600 kasus pada awal penularan menjadi 1.800 kasus sepanjang pekan tersebut.
Penularan juga dilaporkan terjadi di Xinjiang. Otoritas melarang semua orang meninggalkan wilayah itu pekan lalu setelah ditemukan kasus baru.
Masih mengancam
AFP
Penduduk mengantre untuk menjalani tes Covid-19 di pusat pengujian di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China, 31 Juli 2022.
Media milik pemerintah, People’s Daily, menyebutkan, penularan dan keganasan (Omicron) belum melemah dan masih relatif mengancam warga. ”Itulah sebabnya kita harus terus waspada terhadap penyebaran, meningkatkan keyakinan dan kesabaran terhadap kebijakan pencegahan dan pengendalian pandemi negara, serta menghapus kebebalan pikiran, kekhawatiran, dan rasa kepuasan apa pun,” sebut media itu.
Bagi banyak warga China, mengantre untuk tes Covid-19 beberapa kali dalam sepekan telah menjadi hal biasa. Pemerintah Kota Beijing dan kota-kota lain mensyaratkan hasil tes negatif dalam tiga hari untuk masuk ke taman, gedung, tempat perbelanjaan, dan ruang publik lainnya.
Menjelang penyelenggaraan Kongres PKC yang digelar lima tahun sekali ini, para pemimpin China tidak ingin ada penularan besar. Banyak orang berharap kebijakan pandemi akan melonggar setelah kongres. (AP/AFP/REUTERS)