Pemerintah China akan membuka pintunya kembali untuk wisatawan asing yang berasal dari negara-negara yang berbatasan langsung dengan China. Tetapi mereka harus masuk bersama agen perjalanan.
Oleh
LUKI AULIA
·5 menit baca
BEIJING, KOMPAS - Pemerintah China tengah menyusun rancangan aturan yang akan memudahkan warga asing untuk masuk ke lokasi-lokasi wisata di sepanjang perbatasan China. Namun, kunjungan warga asing atau wisatawan mancanegara yang masuk ke China ini harus bersama dengan agen perjalanan di daerah perbatasan. Mereka bisa fleksibel memilih ”pintu masuk dan keluar”.
Hanya saja, dalam pernyataan tertulis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China, Senin (19/9/2022), rancangan aturan itu tidak disertai penjelasan secara rinci tentang lokasi dan kapan rencana ini akan direalisasikan.
China sudah menutup perbatasannya untuk wisatawan mancanegara (wisman) sejak pandemi Covid-19 merebak pada awal 2020. Hanya kelompok warga negara asing tertentu yang boleh masuk, seperti mereka yang memegang visa kerja tertentu.
Selama beberapa bulan terakhir, aturan ketat terkait kebijakan nihil penyebaran Covid-19 China sudah secara bertahap dilonggarkan. Salah satunya seperti mengizinkan penerbangan langsung antara China dan beberapa negara serta mengizinkan siswa asing dengan izin tinggal valid untuk kembali masuk China. Masa karantina untuk pendatang asing juga sudah dikurangi, dari 21 hari menjadi 7 hari. Saat ini, ketentuan karantina adalah 7 hari karantina hotel dan 3 hari karantina rumah.
China berbagi perbatasan dengan lebih dari 10 negara, termasuk Rusia, Mongolia, Myanmar, Laos, dan Vietnam. Kota-kota China di sepanjang perbatasan sering dilanda kasus impor Covid-19 karena banyak orang yang menyeberang keluar masuk.
”Saya yakin pariwisata lintas batas akan pulih meskipun saya tidak dapat memprediksi kapan. Semua tergantung pada situasi Covid-19 dan dampak langkah pengendalian Covid-19,” kata Kepala Lembaga Pariwisata Internasional di lembaga kajian Akademi Pariwisata China, Yang Jinsong.
Sedikit demi sedikit China melonggarkan ketentuan terkait kebijakan nihil penyebaran Covid-19 khusus untuk pendatang asing. Menurut harian Global Times per 25 Agustus, Administrasi Umum Bea dan Cukai China menghapus persyaratan bagi pendatang asing untuk melaporkan informasi mengenai hasil tes PCR, status Covid-19, dan tanggal vaksinasi. Dalam ketentuan baru, pendatang asing dapat melaporkan status kesehatan mereka secara daring dengan mengisi formulir di akun atau halaman web WeChat terkait.
Pemegang Kartu Perjalanan Bisnis APEC atau izin tinggal studi yang valid diizinkan kembali masuk ke China. Namun, warga asing masih tetap harus melakukan dua tes PCR untuk Covid-19 dalam waktu 48 jam setelah keberangkatan. Tes kedua harus dilakukan dalam waktu 24 jam setelah keberangkatan.
Selanjutnya akan ada juga surat persetujuan daring untuk pengambilan sampel agar warga asing yang keluar masuk China bisa lebih mudah proses karantinanya. Ini sekaligus untuk melindungi rakyat China.
Kamar Dagang Inggris menyambut baik pelonggaran ketentuan bagi kelompok pebisnis. Mereka juga yakin bahwa perjalanan bisnis internasional masuk dan keluar China tahun ini akan lebih banyak dibandingkan dua tahun terakhir. Sementara Ketua Finncham Beijing Juha Tuominen menyambut baik langkah ini. Ia mengatakan, pelonggaran aturan perjalanan bisnis akan berdampak positif pada kegiatan investasi perusahaan asing di China.
Pemerintah China telah meningkatkan langkah-langkah dalam mendukung perusahaan asing di China untuk melanjutkan bisnis dan produksi sebagai bagian dari janji China untuk membuka diri lebih lebar sambil berjuang melawan Covid-19. Pada 30 Juli lalu, sebuah pesawat sewaan yang membawa 163 pebisnis dari Pakistan mendarat di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, sebelum mereka menuju ke Yiwu, pusat komoditas, untuk mencari peluang dan kemitraan baru. Perjalanan serupa juga sudah dilakukan pebisnis dari India dan Korea Selatan.
Selain itu, untuk memfasilitasi proses aplikasi bagi pebisnis asing dan pelajar yang bepergian ke China, pemegang kartu perjalanan bisnis APEC yang masih berlaku dan pelajar asing dengan izin belajar dan tinggal yang sah kini dapat masuk ke China tanpa perlu mengajukan visa baru. Kebijakan ini akan memungkinkan pemegang kartu APEC dan pelajar untuk memasuki China menggunakan visa mereka yang ada. "Ini sudah termasuk langkah maju yang luar biasa," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Singapura di China, Ong Tze Guan.
Mengizinkan pemegang kartu APEC masuk ke China tanpa aplikasi visa akan membantu, tetapi persentase orang dengan kartu APEC tidak terlalu tinggi. Pemegang kartu APEC sebagian besar adalah mereka yang memiliki bisnis di China dan mayoritas orang yang perlu datang ke China seringkali sudah mendapatkan visa kerja.
Dewan Bisnis China-Inggris (CBBC) menyebutkan pebisnis dari Inggris ingin dapat mengunjungi China untuk kembali bertemu mitra bisnis dan melanjutkan rencana investasi mereka. "Langkah-langkah seperti pemulihan penerbangan langsung antara China dan Inggris dan penghapusan persyaratan mendapatkan visa untuk datang ke China meningkatkan kepercayaan pasar di antara perusahaan Inggris yang berkepentingan di China," sebut CBBC.
Guan mengatakan usulan untuk lebih melonggarkan pembatasan perjalanan akan bisa meningkatkan kepercayaan bisnis China. Daya tarik pasar China terhadap modal asing tetap kuat, dengan penggunaan modal asing yang sebenarnya naik 17,3 persen tahun-ke-tahun dari Januari hingga Juli.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China, Shu Jueting, mengatakan keuntungan komprehensif dari sistem industri lengkap China, ukuran pasar, dan fundamental ekonomi yang positif telah menciptakan dasar yang baik untuk pengembangan perusahaan yang didanai asing di China.
Selain itu, China telah merumuskan kebijakan dan langkah-langkah untuk menstabilkan investasi asing dan secara aktif menanggapi tuntutan perusahaan yang didanai asing untuk memfasilitasi operasional bisnis di China, yang meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. (REUTERS)