Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan dekrit yang berisi perintah pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Zaporizhia dan Kherson. Dekrit untuk Donetsk dan Luhansk menyusul. PBB menilai langkah itu berbahaya.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
MOSKWA, JUMAT – Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (29/9/2022) malam, mengumumkan pengakuan kemerdekaan dua wilayah Ukraina, yaitu Zaporizhia dan Kherson. Pencaplokan dua wilayah lainnya, yaitu Donetsk dan Luhansk, akan diumumkan secara resmi pada Jumat (30/9/2022) waktu setempat dalam sebuah upacara.
”Saya memerintahkan pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan wilayah Zaporizhia dan Kherson di Ukraina selatan,” kata Putin dalam dekrit. Kedua dekrit berlaku sejak ditandatangani.
Menurut dokumen tersebut, dikutip dari kantor berita TASS, keputusan Putin didasarkan pada prinsip-prinsip universal dan norma-norma hukum internasional, mengakui dan menegaskan prinsip kesetaraan dan penentuan nasib sendiri yang tercantum dalam Piagam PBB.
Persiapan upacara peresmpian pencaplokan keempat wilayah Ukraina menurut rencana akan dilakukan di Aula Georgievsky di Istana Kremlin. Putin direncanakan memberikan pidato penyambutan bergabungnya ke empat wilayah dengan Rusia dan setelah itu ikut menyaksikan konser di Lapangan Merah.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan belum bisa memastikan apakah Putin akan ikut menghadiri konser. Akan tetapi, melihat sejarah sebelumnya saat aneksasi Crimea diresmikan, Putin hadir dalam konser yang diadakan sebagai bagian dari rangkaian acara.
Sebuah panggung telah didirikan di alun-alun Moskwa dengan layar video raksasa dan baliho besar yang menyatakan empat wilayah telah menjadi bagian dari Rusia. Keempat wilayah tersebut menciptakan koridor darat penting antara Rusia dan Semenanjung Crimea, yang dianeksasi Moskwa pada 2014. Bersama-sama, kelimanya membentuk sekitar 20 persen dari wilayah Ukraina.
Dalih bahwa penentuan nasib sendiri tercantum di dalam Piagam PBB sebagai salah satu pembenaran pencaplokan empat wilayah Ukraina, menurut Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan PBB Antonio Guterres tidak tepat. Guterres menilai Rusia melanggar Piagam PBB dan pencaplokan serta dekrit itu tidak memiliki nilai hukum.
Guterres juga menyatakan penandatanganan dekrit pencaplokan wilayah menuju eskalasi yang berbahaya dan hal itu tidak bisa diterima.
”Setiap keputusan Rusia untuk maju akan semakin membahayakan prospek perdamaian. Keputusan untuk melanjutkan pencaplokan wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhia di Ukraina tidak akan memiliki nilai hukum dan pantas dikecam. Sebagai anggota Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, Rusia memikul tanggung jawab khusus untuk menghormati Piagam PBB,” kata Guterres kepada Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia, Rabu.
Sebaliknya, Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB menuduh Guterres melanggar Piagam PBB dengan pernyataannya. ”Kami menyesal telah mendengar pernyataan Sekjen PBB. Mengenai situasi di sekitar Ukraina, Sekjen PBB telah secara konsisten menunjukkan pendekatan selektif yang sama dengan negara-negara Barat , secara harfiah menempatkan dirinya dalam barisan dengan mereka.”
Tidak hanya PBB yang berkeberatan, tetapi juga sejumlah negara, termasuk Uni Eropa. ”Ini benar-benar tidak dapat diterima. Kami menolak pencaplokan sepihak seperti itu berdasarkan proses yang sepenuhnya dipalsukan tanpa legitimasi,” kata Menteri Luar Negeri Ceko Jan Lipavsky. Republik Ceko sedang mendapat giliran memegang Presidensi Uni Eropa.
Lipavsky menggambarkan referendum pro-Rusia sebagai pertunjukan teater. Ia bersikeras wilayah tersebut tetap menjadi wilayah Ukraina.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan, langkah Rusia kebalikan dari perdamaian. ”Selama diktat Rusia ini berlaku di wilayah pendudukan Ukraina, tidak ada warga negara yang aman. Tidak ada warga negara yang bebas,” katanya.
Perlawanan Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menjanjikan balasan yang tidak terduga atas tindakan Kremlin menganeksasi wilayah negaranya. Pada Jumat, Zelenskyy bersama petinggi militer, termasuk Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, akan mengadakan pertemuan untuk membahas langkah lanjutan atas pencaplokan wilayah Ukraina.
Sejumlah analis militer menyatakan, Kyiv tengah bersiap untuk memberikan pukulan telak bagi militer Rusia di Ukraina, termasuk pengambilalihan kembali Kota Lyman, benteng utama Rusia saat ini.
Ukraina sejauh ini menahan diri untuk tidak mengungkapkan rincian situasi di Lyman. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sehari sebelumnya bahwa serangan Ukraina di Lyman telah gagal, dengan 70 tentara Ukraina tewas.
Institut Studi Perang yang berbasis di Washington, AS, menyebut pasukan Ukraina dalam posisi bersiap untuk mengepung dan merebut kembali Lyman, 160 kilometer tenggara Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Bila Lyman bisa direbut kembali, posisi militer Rusia di sepanjang Luhansk barat akan terancam. (AP/AFP/Reuters)