Putin Resmikan Pencaplokan Empat Wilayah Ukraina, Jumat Ini
Hanya selang beberapa hari setelah menggelar referendum di empat wilayah yang diduduki pasukannya di Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin akan meresmikan hasil referendum itu dalam upacara di Kremlin, hari Jumat ini.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
MOSKWA, KAMIS – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (30/9/2022) ini akan menandatangani dokumen-dokumen yang meresmikan aneksasi empat wilayah di Ukraina. Upacara penandatanganan dokumen itu akan digelar di St George’s Hall, Kremlin, Moskwa, dan diikuti para administratur pro-Moskwa di empat wilayah itu.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan, Kamis (29/9), mengatakan, keempat administratur itu akan menandatangani kesepakatan untuk bergabung ke Rusia. Langkah ini menyusul pengumuman referendum oleh Rusia di empat wilayah yang didudukinya di Ukraina, 23-27 September.
Seperti diberitakan, panitia mengklaim, sebagian besar pemilih dalam referendum di empat wilayah (Donetsk, Luhansk, Zaporizhia, dan Kherson) itu mendukung penggabungan wilayah ke Rusia. Ukraina dan negara-negara Barat menyatakan referendum itu palsu.
Di Kyiv, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Jumat ini akan menggelar sidang darurat di tingkat pejabat tinggi. Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional, mengatakan kepada televisi Ukraina, 1+1, "Keputusan-keputusan penting dan, saya yakin, juga mendasar" akan diambil pada pertemuan nanti.
Menjelang upacara di Kremlin, Jumat ini, pemimpin separatis di empat provinsi Ukraina mendatangi Rusia. Mereka mendesak Moskwa segera mengesahkan wilayah mereka menjadi bagian Rusia.
Presiden Republik Rakyat Donetsk (RRD) Denis Pushilin mengatakan hasil referendum sudah diketahui. Hampir seluruh suara sah dalam pemungutan suara di Donetsk, 23-27 September, meminta Donetsk jadi bagian Rusia. ”Kami akan membawa hasil ini ke Moskwa,” ujarnya, sebagaimana dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, Rabu (28/9).
Presiden Republik Rakyat Luhansk (RRL) Leonid Pasechnik juga bertolak ke Moskwa dengan agenda yang sama. ”Kami menuntaskan proses bergabung dengan Rusia,” ucapnya.
RRL dan RRD sebenarnya sudah diakui Rusia sebagai negara berdaulat pada 20 Februari 2022. Dengan alasan diminta RRD dan RRL menghadapi pasukan Ukraina, Rusia mengirimkan tentara ke Ukraina pada 24 Februari 2024.
Rencana ke Moskwa juga diungkap Evgeny Balitsky yang mengaku sebagai Gubernur Zaporizhia dan Vladimir Saldo yang mengaku sebagai Gubernur Kherson. Peskov mengatakan, Presiden Putin akan segera berkomunikasi dengan pemimpin keempat wilayah itu. Senat Rusia sudah mempersiapkan kemungkinan pembahasan penggabungan empat wilayah itu pekan depan.
Provokasi
Secara terpisah, terkait konflik Ukraina-Rusia, Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus menyebutkan, ada pihak di luar Rusia-Ukraina yang memprovokasi perang. Bahkan, ia menuding Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berperan dalam perang di Ukraina.
”Saya telah menyampaikan bahwa seorang kepala negara, pada Desember tahun lalu, menyampaikan kepada saya keprihatinannya karena NATO terus menyalak di dekat Rusia tanpa memahami Rusia adalah (kekuatan) besar dan cemas pada keamanan perbatasannya. Dia takut (manuver NATO) akan memicu perang dan benar terjadi dua bulan kemudian,” tuturnya, seperti dikutip La Civilta Cattolica, Kamis (29/9).
Paus juga kembali mengingatkan, sulit menyederhanakan perang di Ukraina antara pihak baik dan jahat saja. Hal yang jelas sejauh ini adalah Ukraina menjadi korban perang. ”Salah menganggap ini perang antara Rusia dan Ukraina. Tidak, ini perang dunia,” ujarnya.
Peskov dan para pejabat Rusia berulang kali menyebut, pihak di luar Ukraina berperan besar dalam memicu perang ini. Dalam pernyataan di Moskwa, Peskov kembali mengecam pasokan senjata yang terus mengalir dari Amerika Serikat dan sekutunya kepada Ukraina.
Selepas referendum di empat wilayah Ukraina, Washington kembali menjanjikan tambahan persenjataan. Walakin, paket-paket itu tidak akan tiba di Ukraina sampai 2024. Departemen Pertahanan AS menyebutkan, 18 peluncur roket gerak cepat (HIMARS) tambahan akan dijadikan penguatan pertahanan Ukraina masa depan.
Selain HIMARS, AS juga akan memberi dua radar pelacak pesawat nirawak, 20 radar multiguna, 350 kendaraan tempur taktis, hingga dana pelatihan. Total paket bantuan itu 1,1 miliar dollar AS.
Adapun Kepala Satuan Tugas Perbantuan Ukraina pada tentara Jerman, Brigadir Jenderal Christian Freuding, menyebutkan, meriam swagerak Panzerhaubitze 2000 yang diberikan ke Ukraina harus segera masuk bengkel. ”Sudah dipakai sejak Mei 2022 dengan intensitas tinggi. Wajar kalau sekarang kemampuannya menurun dan harus segera dirawat,” katanya.
Freuding berkunjung ke Kyiv beberapa pekan lalu dan membahas soal perawatan aneka persenjataan dan peralatan perang bantuan Jerman. Selepas kunjungan itu, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengumumkan pemberian 200 roket dan peluncur roket MARS II untuk Ukraina. Berlin juga memberikan 50 mobil lapis baja untuk pengangkut pasukan kepada Kyiv.
Adapun Yunani memberikan 40 BMP-1. Mobil lapis baja buatan Uni Soviet itu diharapkan bisa segera dipakai Ukraina di medan tempur. Sebagai pengganti BMP-1, Yunani akan menerima 40 panser Marder dari Jerman.
Sanksi baru
Sebelum referendum digelar, Ukraina bersama AS dan sekutunya mengecam rencana itu. Namun, Mokswa tidak peduli. Rusia juga juga tidak menghiraukan pengumuman Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen soal paket sanksi ke-8 untuk Rusia selepas referendum digelar.
Dalam pernyataan pada Rabu, Von der Leyen menyebut paket sanksi itu diharapkan bisa menghilangkan hingga 6,7 miliar dollar AS pendapatan Rusia. Dengan demikian, Rusia akan kesulitan uang mendanai perangnya.
Uni Eropa (UE) juga akan melarang ekspor suku cadang pesawat dan produk kimia ke Rusia. “Larangan ini akan melemahkan industri Rusia,” ujarnya.
UE juga melarang warga dan perusahaannya menyediakan jasa kepada Rusia. Seluruh warga UE akan dilarang menjadi pengelola BUMN Rusia dengan cara apa pun. Larangan itu dibuat karena masih banyak warga UE menjadi penasihat dan pengelola di sejumlah perusahaan swasta dan BUMN Rusia.
Brussels juga terus mendorong pembatasan harga minyak Rusia. Bahkan, UE berencana menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang membeli minyak Rusia di atas harga yang ditetapkan Brussels dan sekutunya.
Rencana tersebut, serta penurunan harga minyak beberapa waktu terakhir, membuat Rusia mengajak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas produksi hingga 1 juta barel per hari. Meski bukan anggota OPEC, Rusia merupakan eksportir terbesar minyak dan gas bumi serta BBM. Karena itu, OPEC selalu berkoordinasi dengan Rusia soal produksi minyak dan gas global. Ajakan itu akan disampaikan Rusia dalam rapat OPEC pada 5 Oktober 2022.
Arab Saudi, eksportir terbesar di antara anggota OPEC, juga cenderung mendukung wacana pemangkasan produksi minyak. Penurunan harga minyak menjadi alasan utama Riyadh menyokong ide itu. Sejumlah anggota OPEC juga sudah mengisyaratkan, produksi akan dipangkas bila harga terus turun.
OPEC pun berulang kali menentang ide pembatasan harga minyak seperti yang diusulkan AS dan sekutunya. Bagi OPEC, upaya itu merusak pasar dan mengabaikan mekanisme pasar sebagai pembentuk harga. OPEC ingin harga terbentuk karena kebutuhan dan pasokan. OPEC tidak mau harga dibentuk berdasarkan pola kartel seperti diusulkan UE dan sekutunya. (AFP/REUTERS)