Setelah dua kali gagal meluncur ke ruang angkasa, rencana Artemis 1 mengangkasa pada Selasa pekan depan kembali terancam gagal. Badai kini menjadi penghadang.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
FLORIDA, SABTU – Setelah tertunda karena kebocoran tangki bahan bakar, uji coba peluncuran Artemis 1 berpeluang kembali tertunda karena masalah cuaca. Badai yang saat ini berkumpul di Karibia selatan berpeluang besar bergerak ke arah Florida, berpeluang menjadi badai besar yang mengancam kesuksesan percobaan peluncuran untuk ke tiga kalinya.
"Rencana A kami adalah untuk tetap berada di jalur, dan melakukan peluncuran pada 27 September. Akan tetapi kami menyadari bahwa kami harus memperhatikan situasi dan memikirkan rencana penggantinya," kata Mike Bolger, manajer sistem eksplorasi tanah NASA, Jumat (23/9/2022).
NASA menyebut bahwa roket Artemis 1 siap untuk diluncurkan pada Selasa (27/9/2022) setelah serangkaian perbaikan pada sistem pengelolaan bahan bakarnya. Selama sepekan terakhir, kebocoran tangki bahan bakar hidrogen, yang ditemukan dan menyebabkan penundaan di awal rencana peluncuran, telah diuji dan dinyatakan layak untuk diterbangkan.
Meskipun masih ditemukan adanya bahan bakar hidrogen merembes melewati segel yang baru dipasang selama gladi resik hari Rabu (24/9/2022), tim berhasil menurunkan kebocoran ke tingkat yang dapat diterima dengan memperlambat aliran dan mengurangi tekanan di saluran. Kondisi itu membuat tim peluncuran cukup percaya diri untuk melanjutkan rencana ujicoba peluncuran Selasa pekan depan.
Selain itu, NASA juga telah memperpanjang sertifikasi baterai on-board yang merupakan bagian dari sistem keselamatan penerbangan, setidaknya hingga awal Oktober.
Jika badai benar-benar terjadi dan melanda kawasan Kennedy Space Center, menurut perkiraan tim peluncuran, roket yang telah berdiri tegak di arena peluncuran dapat menahan hembusan angin berkecepatan hingga 137 kilomeetr per jam. Sementara, bila roket dalam posisi meluncur, menurut tim, benda itu bisa bertahan dari empasan angin berkekuatan tidak lebih dari 74 kilometer per jam.
Namun, jika kecepatan angin diperkirakan melebihi batas tersebut, tim harus berpikir ulang untuk mengembalikan roket tersebut ke dalam Gedung Perakitan atau vehicle assembly building (VAB). Dan hal itu tidak akan mudah.
Tom Whitmeyer, wakil administrator untuk sistem eksplorasi NASA mengatakan, dibutuhkan waktu tiga hari untuk mempersiapkan pengembalian Artemis ke dalam gedung VAB. Sementara, untuk memindahkan Artemis ke dalam gedung VAB, yang berjarak sekitar 6,4 kilometer dari pusat peluncuran, membutuhkan waktu beberapa jam.
NASA memiliki dua kesempatan lagi untuk melakukan peluncuran, yaitu pada 27 September dan 2 Oktober 2022 sebelum periode istirahat selama dua pekan dimulai. Setelah itu, jendela peluncuran berikutnya dibuka pada 17-31 Oktober dengan satu kemungkinan lepas landas per hari, kecuali pada tanggal 24-26 Oktober serta 28 Oktober.
Pada hari Selasa, jendela peluncuran akan dibuka pada pukul 11:37 waktu setempat dan akan berlangsung selama 70 menit. Jika roket lepas landas hari itu, misi akan berlangsung 39 hari sebelum mendarat di Samudra Pasifik pada 5 November.
Misi Artemis 1 yang sukses akan menjadi dorongan besar bagi NASA untuk melanjutkan misi berikutnya, yang direncanakan akan membawa sejumlah astronot dan menjadi gerbang bagi penjelajahan manusia ke Mars. (AP/AFP)