Topan Nanmadol Mulai Memakan Korban, Dua Warga Jepang Tewas
Topan super Nanmadol di Jepang mulai memakan korban jiwa: dua orang tewas dan dua orang lainnya dikhawatirkan mengalami hal yang sama. Ini merupakan topan terbesar di negara itu dalam 20 tahun terakhir.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
TOKYO, SELASA — Jepang dilanda topan terhebat dalam 20 tahun terakhir. Hujan deras dan angin yang bertiup dengan kecepatan tinggi menumbangkan tiang-tiang listrik, mengakibatkan tiadanya penerangan. Menurut laporan pemerintah, dua orang dikonfirmasi tewas, sementara dua orang lainnya tidak menunjukkan tanda-tanda masih berfungsinya organ-organ utama tubuh mereka.
Topan Nanmadol melanda Jepang sejak Senin (19/9/2022). Per hari Selasa (20/9/2022), curah hujan yang turun di wilayah barat dan selatan negara tersebut berkisar dari 381 milimeter hingga 400 milimeter.
”Kami mengimbau agar masyarakat menghindari lereng, bantaran sungai, dan perbukitan karena tanah tidak akan kuat menampung curah hujan sebanyak itu. Risiko longsor besar sekali,” kata Ryuta Kurora, Kepala Bagian Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi Jepang (JMA), kepada kantor berita nasional NHK.
Dua orang di Prefektur Miyazaki dikonfirmasi tewas. Satu korban meninggal karena terperangkap di dalam mobil yang tenggelam. Satu orang lagi meninggal akibat terkubur tanah longsor.
Juru Bicara Pemerintah Jepang Hirozaku Matsuno mengatakan, selain mereka, juga ada dua orang yang tidak menunjukkan tanda-tanda organ utama tubuh mereka berfungsi. Ini adalah istilah yang biasa digunakan oleh Pemerintah Jepang sebelum rumah sakit ataupun tenaga kesehatan yang berwenang mengeluarkan sertifikat kematian.
Bahkan, saking besarnya topan, Pemerintah Jepang mengeluarkan perintah evakuasi untuk wilayah barat dan selatan yang mencakup 9,7 juta jiwa atau 3,7 juta keluarga. Pemerintah mengeluarkan peringatan siaga level 5, siaga tertinggi di negara tersebut untuk 330.000 orang di kota Kagoshima, Miyazaki.
Adapun sisanya merupakan warga di wilayah Kyushu, Shikoku, dan Chugoku. Mereka terpapar risiko topan level 4. Kecepatan angin mencapai 185 kilometer per jam sehingga tiang-tiang listrik dan pohon-pohon bertumbangan. Masyarakat tidak memiliki fasilitas listrik.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam taklimat media mengimbau agar warga yang berada di daerah berisiko segera mengungsi. ”Saya mohon, segera selamatkan diri Anda dan orang-orang tercinta. Jangan menunggu perintah dari atas. Kalau bisa, lakukan secepatnya. Segera datangi pusat-pusat penanggulangan bencana di kota Anda,” ujarnya.
Seorang warga di Kagoshima menuturkan kepada NHK bahwa ruko tempat tinggal mereka bergetar hebat akibat terkena topan. Atap dan sebagian dindingnya jebol.
”Tengah malam ada suara gemuruh. Awalnya saya mengira suara guntur, tetapi setelah itu ruko kami bergetar sehingga kami takut dan segera keluar rumah,” ujar perempuan pemilik ruko tersebut.
Menurut pantauan JMA, topan bergerak ke barat menuju Kyoto, Osaka, dan Tokyo. Dugaannya, semakin ke barat embusan angin tidak sekencang di selatan meskipun penduduk diminta tidak lengah. Situasi di ketiga kota tersebut masih relatif normal. Warga masih pergi bekerja dengan menaiki kendaraan pribadi ataupun angkutan umum.
Laporan JMA mengatakan, sepanjang tahun 2022, Jepang telah 14 kali dilanda topan. Analisis tersebut menjelaskan bahwa fenomena ini adalah salah satu bukti cuaca ekstrem. Setelah musim panas yang menyengat, kelembaban berkumpul di udara dan menghasilkan hujan yang semakin deras dibandingkan dengan sebelumnya.