Ribuan pelayat terus mengalir membanjiri London. Mereka, termasuk para pemimpin dunia memberi penghormatan terakhir kepada mendiang Ratu Elizabeth II.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE DARI LONDON, INGGRIS, BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·3 menit baca
Setelah melewati antrean 12-16 jam di tengah suhu udara London yang mencapai tujuh derajat celsius, tibalah saatnya para pelayat menginjakkan kaki di Westminster Hall. Sambil menatap peti jenazah Ratu Inggris Elizabeth II yang berada di aula besar, di dalam kompleks Parlemen Inggris ini, air mata para pelayat menetes. Dalam hening, mereka merefleksikan peran dan karakter Sang Ratu yang menginspirasi kehidupan sehari-hari.
Bagi para pelayat, bergabung dalam antrean adalah ekspresi cinta, hormat, dan kesetiaan kepada Sang Ratu. Mereka juga menganggap perjalanan ke Westminster Hall sebagai bentuk penziarahan, panggilan, dan patriotisme. Ini merupakan sebuah perjalanan bersejarah tidak hanya bagi Kerajaan Inggris, tetapi juga bagi masyarakat Inggris.
Selain warga Inggris, setidaknya ada 2.000 tamu undangan dari banyak negara, termasuk sejumlah pemimpin dunia hadir di London. Mereka yang telah hadir, antara lain Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Pada Minggu, Biden mendatangi Westminter Hall untuk memberikan penghormatan.
Para pemimpin lain yang datang adalah Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, PM Selandia Baru Jacinda Ardern, dan Kaisar Jepang Naruhito. Presiden Perancis Emmanuel Macron yang didampingi istrinya, Brigitte, akan memberikan buku untuk Raja Charles III. Buku itu berisi foto-foto saat kunjungan Ratu Elizabeth II ke Perancis.
Pada Sabtu (17/9/2022) pukul 19.00 waktu setempat, Kompas mendapat kesempatan untuk menyaksikan langsung persemayaman Ratu Elizabeth II di Westminster Hall. Kesempatan ini datang setelah permintaan akreditasi liputan disetujui Tim Media Parlemen Inggris. Selama 10 hari masa berkabung, tim ini sibuk mengatur permintaan liputan dan wawancara ratusan wartawan dari seluruh dunia.
Sebanyak 12 jurnalis mendapat kesempatan masuk ke dalam Westminster Hall. Jurnalis tak diizinkan memotret. Selama bertugas, jurnalis hanya boleh membawa kertas dan alat tulis untuk mencatat momen penting yang disaksikan di dalam ruangan. Jurnalis mendapat tempat khusus untuk melihat persemayaman dari lantai 2 Westminster Hall.
Peti jenazah Ratu Elizabeth II yang dibalut bendera Royal Standard berada di tengah aula. Peti jenazah Ratu Elizabeth II dikelilingi 10 penjaga kerajaan yang memakai kostum berwarna merah. Setiap 20 menit, antrean pelayat berhenti sejenak untuk menyaksikan prosesi pergantian petugas.
Pada pukul 18.00, cucu Ratu Elizabeth II, yaitu Pangeran William dan Pangeran Harry, bersama sepupu-sepupu mereka, termasuk James, Viscount Severn, cucu termuda Ratu Elizabeth II yang berusia 14 tahun, bertugas menjaga peti jenazah. Prosesi selama 15 menit yang dinamakan vigili ini merupakan bentuk penghormatan terakhir mereka.
Di dalam bangunan Westminster Hall, suasana hening menyeruak. Ribuan pelayat berjalan dalam empat baris antrean, dua di sebelah kiri dan dua di sebelah kanan peti jenazah. Begitu sampai di sebelah peti jenazah, para pelayat berhenti sejenak untuk menundukkan kepala. Setelah itu, mereka kembali melangkah. Dibutuhkan 4-6 menit berjalan dalam keheningan di dalam ruangan Westminster Hall. Namun, sejatinya perjalanan para pelayat untuk melihat langsung peti jenazah ini memakan waktu belasan, bahkan puluhan jam.
Charlotte (55) dan Tabitha (18) merupakan pelayat yang datang dari Devon, Inggris. Ibu dan anak ini menempuh perjalanan sekitar empat jam naik kereta dari Devon ke London.
Terbesar
Seiring kehadiran para pelayat itu, otoritas transportasi London menyiapkan diri untuk kedatangan sekitar 1 juta orang. Menurut Kepala Dinas Transportasi London Andy Byford, puncak kedatangan peziarah adalah pada Senin saat upacara pemakaman kenegaraan.
Otoritas transportasi Inggris mengoperasikan 250 layanan kereta tambahan, termasuk kereta malam. Layanan itu disebut Peter Hendy, pemimpin Network Rail, sebagai operasi transportasi umum terbesar sejak Olimpiade dan Paralimpiade London 2012.
Sebaliknya, lebih dari 100 penerbangan dari dan menuju Bandara Heathrow dibatalkan. Kebijakan itu diambil untuk mencegah kebisingan pesawat yang dapat mengganggu prosesi pemakaman di Westminster Abbey.
Bagi para pelayat, kehadiran mereka menjadi penghormatan bagi Ratu. ”Semangat dan dedikasinya memberi saya inspirasi dalam hidup sehari-hari,” kata Claire, seorang pelayat. (AP/AFP/Reuters)