Luar biasa karisma Ratu Elizabeth II. Sebagian kalangan warga Inggris, yang tadinya ”marah” dan sedang atau akan mogok kerja tiba-tiba mengurungkan aksinya setelah mendengar Sang Ratu wafat, Kamis (8/9/2022).
Sepanjang musim panas ini, puluhan ribu pekerja dari berbagai sektor di seantero Inggris mogok. Mereka menuntut kenaikan gaji atau upah dan perbaikan kondisi kerja seiring melonjaknya inflasi di negara mereka. Aksi mogok kerja itu dimotori oleh serikat pekerja layanan kereta. Dalam 30 tahun terakhir, ini aksi terbesar mereka.
Meski demikian, ibarat hati luluh mendengar kabar duka itu, para pekerja pos dan angkutan kereta di Inggris menghentikan atau membatalkan aksi mogok mereka. Serikat Pekerja Komunikasi (CWU) sudah berencana melanjutkan mogok kerja 48 jam, Jumat (9/9/2022).
Sekretaris Jenderal CWU, Dave Ward, mengumumkan mogok kerja tersebut dihentikan. ”Kami ingin memberi hormat (pada Bunda Ratu),” katanya melalui pernyataan tertulis, Kamis (8/9/2022) malam.
Serikat pekerja kereta RMT juga membatalkan aksi mogok yang dijadwalkan, 15 dan 17 September mendatang. Begitu pula, serikat pekerja transportasi TSSA dan serikat pengemudi kereta juga batal mogok, September ini. ”Kami berduka mendalam pada keluarganya (Ratu), teman-teman, dan negeri ini,” ujar Mick Lynch, Sekjen RMT.
Asosiasi Staf Upahan Transportasi atau Transport Salaried Staffs’ Association (TSSA) juga mengumumkan batal mogok kerja pada September ini. ”Kami akan menghormati masa berkabung warga,” kata mereka.
Network Rail, perusahaan pengelola layanan kereta di Inggris, menyambut gembira keputusan mereka. Di kala negeri sedang bersedih, sudah tepat mereka tidak menambah kesedihan dengan aksi mogok kerja—meski itu hak berekspresi—yang tentu bakal merepotkan khalayak umum.
Salut!
(AFP/REUTERS)
-----------
Serial lain Kilasan Kawat Sedunia:
7 Bulan Pasang Nomor Lotre Sama, Pria di Michigan Dapat Pensiun Gratis
Jatuh Bangun Popularitasnya, Partai di India Long March Lima Bulan
Dibayar Mahal untuk Tidak Melakukan Apa-apa
Ulah Manusia Laba-Laba Bikin Jantungan
Debat Anggota DPR Liechtenstein "Bangunkan" Gempa Bumi di Pegunungan Alpen