Lintasan Relasi Ratu Elizabeth II dengan Para Presiden Indonesia
Sebagai pemimpin monarki Inggris yang tercatat berkuasa paling lama sepanjang sejarah, Ratu Elizabeth II memiliki relasi pula dengan para presiden Indonesia dari masa ke masa.
Setelah menduduki takhta Kerajaan Inggris selama 70 tahun, Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada usia 96 tahun di Istana Balmoral, Skotlandia. Masa kepemimpinan Ratu membentang dari era Perdana Menteri Winston Churcill hingga Elizabeth Truss.
Dari Jakarta, Presiden Joko Widodo menyampaikan bela sungkawa dan duka cita atas wafatnya Ratu Elizabeth II. Melalui akun media sosialnya, Presiden menuliskan Ratu Elizabeth II sebagai pemimpin yang dikagumi dan dicintai secara luas. "Simpati dan duka cita terdalam saya untuk keluarga kerajaan, pemerintah, dan rakyat Kerajaan Inggris," tulisnya, Jumat (9/9/2022).
Simpati dan duka cita terdalam saya untuk keluarga kerajaan, pemerintah, dan rakyat Kerajaan Inggris.
Apabila ditarik dalam konteks Indonesia, masa pemerintahan Ratu Elizabeth II di Inggris merentang melintasi era Presiden pertama Soekarno hingga Presiden Joko Widodo. Merujuk berbagai arsip pemberitaan dan pustaka, ada beberapa peristiwa yang menandai relasi Ratu Elizabeth dengan para presiden di Indonesia.
Baca juga : Setelah Bertakhta 70 Tahun, Ratu Elizabeth II Mangkat
Merujuk Pusat Data dan Riset ANTARA, yang memiliki arsip peristiwa bertiti mangsa "Djakarta, 17 Februari 1952", misalnya, disebutkan, Presiden Soekarno sehari sebelumnya menerima kawat ucapan terima kasih dari Ratu Elizabeth II. Ini sebagai balasan atas ucapan bela sungkawa Presiden Soekarno sehubungan dengan wafatnya Raja George VI.
Laman m.antaranews.com pun mengabadikan kutipan balasan Ratu Elizabeth – dalam ejaan dulu – yang menyatakan bahwa,”Perasaan simpati jang Paduka njatakan kepada kami atas nama Tuan dan rakjat Indonesia dalam waktu jang sedih ini sangat mengharukan kami dan saja ingin menjampaikan terima kasih atas pernjataan belasungkawa jang sangat kami hargakan itu, Elizabeth”.
Ratu Elizabeth II juga pernah mengunjungi Indonesia dalam lawatannya ke negara-negara Pasifik tahun 1974. Pada 18-22 Maret 1974, Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philips ke Bali, Yogyakarta, dan Jakarta.
Sementara itu arsip pemberitaan Kompas menyebutkan bahwa Sri Baginda Ratu Ratu Elizabeth II hari Senin, 18 Maret 1974, jam 10.10 WIB tiba di Jakarta, memulai kunjungan resminya di Indonesia selama lima hari. Kapal pesiar kerajaan “Brittania” yang dikawal fregat HMS “Argonout” dan KRI “Samadikun” dalam pelayarannya dari Bali akan merapat di dermaga Pelabuhan III Samudera Pura, Tanjung Priok.
Baca juga: Ratu Elizabeth II yang Berbeda dari Para Raja dan Ratu Inggris Lainnya...
Mobil Rolls Royce hitam “Indonesia 1” yang membawa tamu agung dari Pelabuhan Tanjung Priok tersebut pun kemudian memasuki gerbang istana kepresidenan di Jakarta menjelang pukul 11.00. Presiden Soeharto dan Ny Tien Soeharto yang sudah menanti menyambut langsung Ratu Elizabeth di bawah tangga istana.
Sri Ratu pun kemudian diantar Presiden Soeharto melintasi permadani merah ke podium yang khusus didirikan untuk upacara tersebut. Dan, terdengarlah 21 kali tembakan meriam. Korps Musik Hankam pun memperdengarkan lagu kebangsaan Inggris “God Save the Queen” yang disusul lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Ada beberapa detail menarik yang diabadikan Kompas kala itu. Ketika memeriksa barisan kehormatan, misalnya, Sri Ratu disebutkan tertarik dengan Si Ponny, yakni kuda maskot Korps Musik Hankam. Dia menunjuk kuda tersebut dan disambut penjelasan singkat dari Presiden Soeharto yang menyertai Sri Ratu.
Sri Ratu sejenak menghentikan langkah dan mengganggukkan kepala ketika tiba di muka kedua bendera kebangsaan. Disebutkan bahwa bendera Inggris Raya tersebut bukanlah “The Union Jack” yang berwarna biru dengan garis-garis merah melainkan “The Royal Standard” yang berwarna kuning-merah dan bergambar singa-singa serta alat musik harpa. Bendera ini selalu dipasang di mana pun Sri Ratu berada.
Tanda mata
Pada kunjungannya saat itu, Presiden Soeharto dan Ny Tien memberi sebuah tas kecil terbuat dari emas Kendari kepada Sri Ratu. Adapun bagi Pangeran Philip diberikan keris bali yang bersarung dan bergagang emas. Sebaliknya, Sri Ratu memberikan kepada tuan dan nyonya rumah berupa seperangkat alat minum teh dari porselain Inggris lengkap dengan pocinya. Seluruhnya berhiaskan lambang-lambang pemerintahan Elizabeth II, yakni tulisan E-II-R, yakni singkatan dari Elizabeth II Regent.
Baca juga: Penguasa Takhta Monarki Inggris Beralih dari Ratu Elizabeth II ke Raja Charles III
Dalam pidatonya pada jamuan malam kenegaraan, Ratu Elizabeth pun memuji bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan diri meskipun terdiri berbagai ragam suku dan adat. Persatuan dan kesatuan dinilainya memiliki arti amat penting karena dengan sikap ini bangsa Indonesia akan mampu memecahkan semua masalah pembangunan dan dapat menggali sumber-sumber kekayaan alamnya yang berlimpah ruah.
“Apalagi dengan cara dan nilai-nilai hidup bangsa Indonesia, yang begitu indah dapat ditemukan selalu di pedesaan-pedesaan,” kata Ratu Elizabeth II pada jamuan malam yang diselenggarakan Presiden Soeharto dan Ny Tien untuk menghormatinya di Istana Negara, Senin, malam.
Persatuan dan kesatuan memiliki arti amat penting karena dengan sikap ini bangsa Indonesia akan mampu memecahkan semua masalah pembangunan dan dapat menggali sumber-sumber kekayaan alamnya yang berlimpah ruah. Apalagi dengan cara dan nilai-nilai hidup bangsa Indonesia, yang begitu indah dapat ditemukan selalu di pedesaan-pedesaan.
Pada 14 November 1979, Kompas pun memberitakan saat suasana kebesaran dan tata cara tradisional mewarnai kunjungan Presiden Soeharto ke London, Inggris. Penyambutan resmi saat itu berlangsung di Stasiun Victoria, setibanya kereta api kerajaan yang membawa Presiden dan rombongan dari stasiun Gatwick.
Dentuman meriam 21 kali terdengar ditembakkan dari Tower of London dan lapangan Hyde Park, sekitar 10 kilometer dari Stasiun Victoria, oleh satuan Royal House Artillery. Presiden Soeharto didampingi Pangeran Philip pun memeriksa pasukan kehormatan dari Batalyon ke-2 Coldstream Guards.
Baca juga: Penghormatan untuk Ratu Elizabeth II
Tujuh kereta kencana pun kala itu disiapkan. Presiden Soeharto dan Sri Ratu menuju kereta pertama yang ditarik enam ekor kuda putih. Presiden mempersilakan Sri Ratu yang kemudian duduk di sebelah kanan. Meskipun Sri Ratu nyonya rumah, dia adalah wanita yang menurut tradisi Inggris harus sebelah kanan.
Kereta kencana kedua membawa Ny Tien dan Duke of Edinburgh yang berhadapan dengan Pangeran Charles dan Kepala Protokol RI Joop Ave. Prosesi iring-iringan kereta kencana tersebut selanjutnya bergerak ke Istana Buckingham.
Pada buku otobiografi berjudul Soeharto, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (PT Citra Lamtoro Gung Persada, 1989) pun terabadikan sebuah foto saat Presiden Soeharto bersama Ratu Elizabeth II di London, Inggris. Saat itu Presiden Soeharto mengenakan jas, dasi kupu-kupu, dan peci adapun Ratu Elizabeth bergaun biru muda, berselempang sehelai kain kuning keemasan bergaris merah, serta mengenakan tiara.
Demikian pula pada buku berjudul Siti Hartinah Soeharto, Ibu Utama Indonesia yang ditulis Abdul Gafur (PT Citra Lamtoro Gung Persada, 1993), terpasang foto kunjungan kenegaraan ke Inggris di tahun 1979 tersebut yang menampilkan Presiden Soeharto, Ratu Elizabeth, Ibu Tien Soeharto, dan Pangeran Philip. Adapula foto Ny Tien Soeharto bersama Pangeran Philip saat berada di dalam kereta kerajaan yang terbuka menuju Istana Buckingham.
Saat menjabat Wakil Presiden, BJ Habibie juga bertemu dengan Elizabeth II di sela KTT ASEM Asia Europe Meeting di Istana Buckingham Inggris 3 April 1998. Saat itu, Ratu menyambut para partisipan KTT dalam jamuan makan malam di Istana Buckingham.
Selain itu, dalam catatan Harian Kompas, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014) juga bertemu Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip pada lawatannya ke Inggris pada 31 Oktober 2012 . Saat itu, Presiden SBY memenuhi undangan Ratu dan menerima penghargaan Knight Grand Cross of the Order of the Bath.
Dalam lawatan tersebut, Presiden SBY dan Nyonya Ani menginap di bagian Istana Buckingham yang bernama Belgian Suite, Royal Pavillion. Sambutan Ratu Elizabeth II dan keluarga besar Istana Buckingham serta Pemerintah Inggris tercatat sangat hangat, ramah, dan megah kepada Presiden SBY dan Nyonya Ani.
Upacara kenegaraan dengan pasukan berkuda dan pasukan kehormatan kerajaan digelar, Rabu (31/10/2012). Lagu kebangsaan kedua negara diperdengarkan disertai dentuman meriam dan dentang lonceng raksasa. Sejarah pun mencatat, sebagai ratu Kerajaan Inggris yang tercatat paling lama menjabat dan berkuasa, Ratu Elizabeth telah pula menjalin relasi dengan para presiden Indonesia.