Kyiv dan Moskwa saling menuding tentang siapa penyerang kompleks PLTN Zaporizhia. Sejak mendudukinya pada awal Maret 2022, Rusia mempertahankan pasukan di dalam dan sekitar kompleks PLTN.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
KYIV, JUMAT - Badan Tenaga Atom Internasional menemukan bukti-bukti serangan di kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhia. Tidak diungkap siapa pelaku serangan pada fasilitas nuklir terbesar Eropa tersebut.
Dalam pernyataan pada Jumat (1/9/2022), Kementerian Pertahanan Inggris menyebut baku tembak dengan artileri dan mortar terus terjadi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhia. Baku tembak meningkat selepas Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi dan 14 penyelidik IAEA memeriksa PLTN itu.
Grossi dan tim penyelidikan ke sana Kamis (1/9/2022). Mereka meninggalkan kompleks PLTN berkapasitas total 5.700 megawatt itu pada Kamis sore waktu setempat atau Jumat dini hari WIB. “Sangat jelas keutuhan bangunan telah dirusak berulang kali secara sengaja,” kata Grossi.
Selama pemeriksaan itu, Grossi mendengar pertempuran terus berlangsung di sekitar PLTN tersebut. “Senapan mesin besar, artileri, mortar dua atau tiga kali (terdengar), sangat mencemaskan bagi kami,” tuturnya.
Selepas lawatan Grossi, beredar foto tim IAEA di dekat sejumlah kerusakan dalam kompleks PLTN yang rusak. Seperti dinyatakan Grossi, tidak diketahui siapa penyebab kerusakan itu.
Ada pun Maxar Tecnologies, perusahan Amerika Serikat yang menyediakan citra satelit, membagikan foto kondisi PLTN dari atas. Terlihat atap sejumlah bangunan dalam kompleks itu rusak. Di beberapa bagian bangunan ada asap yang, berdasarkan rangkaian pencitraan satelit, kembali terlihat dalam beberapa hari terakhir.
Kementerian Pertahanan Rusia juga menyiarkan foto sisa pesawat nirawak yang diklaim membawa bom untuk menyerang PLTN. Pada awal pekan ini, Mokswa mengklaim menembak pesawat nirawak yang diarahkan ke PLTN itu. Selain itu, Mokswa juga menyiarkan pecahan peluru artileri dan mortar yang diklaim diarahkan ke PLTN. Pecahan itu menunjukkan peluru dibuat di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Kecaman
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam Grossi karena tidak membawa jurnalis Ukraina dan negara lain kala memasuki kompleks PLTN. Ia juga mengecam IAEA karena tidak menyinggung demiliterisasi PLTN itu. Padahal, menurut Zelenskyy, Grossi menyetujui kedua hal itu dalam pertemuan dengannya di Kyiv.
Kyiv dan Moskwa saling menuding tentang siapa penyerang kompleks PLTN itu. Sejak mendudukinya pada awal Maret 2022, Rusia mempertahankan pasukan di dalam dan sekitar kompleks PLTN. Ukraina sudah berkali-kali berusaha merebut kembali PLTN itu lewat serangkaian serangan jarak jauh menggunakan artileri, mortar, hingga pesawat nirawak.
Grossi mengatakan, IAEA akan menempatkan tim di sekitar PLTN untuk memantau keadaannya. Belum diketahui kapan dan di mana tim itu akan mulai berkantor.
Seperti sebagian provinsi lain di Ukraina, Zaporizhia terbagi atas wilayah yang diduduki Ukraina dan Rusia. Tim IAEA masuk ke PLTN dari wilayah yang dikendalikan Ukraina. Selepas pemeriksaan awal, tim IAEA kembali ke wilayah yang dikendalikan Ukraina.
Berada di sebelah Kherson, Zaporizhia sudah berbulan-bulan disebut sebagai target utama serangan balik Ukraina pada Rusia. Rencana serangan itu diungkap pada Juni 2022. Hingga awal September, tidak ada tanda-tanda serangan besar mulai dilancarkan.
Mantan Panglima Operasi AS di Eropa Jenderal (Purn) Benjamin Hodges mengatakan, Rusia akan sulit mempertahankan sebagian Kherson dan Zaporizhia. Sebab, ada wilayah yang berada di seberang Sungai Dnipro. Berbagai laporan menunjukkan jembatan-jembatan di wilayah Kherson yang diduduki Rusia telah dihancurkan Ukraina. Hal itu akan menyulitkan Rusia mengirimkan perbekalan ulang untuk pasukannya di Kherson.
Hodges mengingatkan, tantangan akan membesar bagi Ukraina jika gagal merebut kembali sejumlah wilayah sebelum musim dingin dimulai. Sebab, serangan selama musim dingin akan sulit dilakukan. Sejarah perang Eropa menunjukkan, musim dingin lebih cocok untuk bertahan dibandingkan menyerang. (AFP/REUTERS)