Serampangan Bawa Dokumen Negara, Trump Bahayakan Agen-agen Rahasia AS
Dokumen pengadilan menyebut Donald Trump dan stafnya serampangan dalam menyimpan dokumen berkategori sangat rahasia. Keteledoran itu termasuk dalam penyimpanan arsip yang berkaitan dengan kegiatan operasi intelejen AS.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
WASHINGTON, SABTU — Pengadilan Federal Distrik Selatan Florida, Jumat (26/8/2022) waktu setempat atau Sabtu (27/8/2022) dini hari WIB, merilis dokumen surat pernyataan di bawah sumpah (affidavit)yang menjadi dasar penggeledahan rumah peristirahatan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 8 Agustus lalu. Dalam dokumen setebal 32 halaman yang telah disunting untuk melindungi banyak pihak itu, disebutkan bahwa Trump dinilai memperlakukan dokumen rahasia negara dengan tidak semestinya dan membahayakan keamanan personel atau agen rahasia AS yang tengah menyamar dalam sebuah operasi rahasia.
Menurut dokumen itu, rumah peristirahatan Trump di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, tidak memiliki ruangan yang memadai untuk menyimpan materi rahasia. Dokumen itu juga menjelaskan bahwa Trump dan stafnya memperlakukan dokumen atau materi yang bersifat sangat rahasia secara serampangan karena sebagian besar dokumen sangat rahasia itu bercampur dengan tumpukan majalah, surat kabar atau dokumen pribadi lainnya.
Selain itu, dokumen pengadilan juga menyebutkan adanya pemindahan dokumen yang mengandung materi rahasia dipindahkan secara ilegal oleh Trump dan para pembantunya saat raja real estat itu keluar dari Gedung Putih, Januari 2021.
”Pemerintah sedang melakukan investigasi kriminal mengenai penghapusan dan penyimpanan informasi rahasia yang tidak semestinya di ruang yang tidak sah, serta penyembunyian atau penghapusan catatan pemerintah yang melanggar hukum,” tulis seorang agen FBI di halaman pertama dokumen tersebut.
Dokumen pengadilan itu tidak memberikan rincian baru tentang 11 set materi rahasia yang ditemukan saat penggeledahan Mar-a-Lago, 8 Agustus 2022 lalu. Meski demikian, dokumen pengadilan terbaru ini memfokuskan pada substansi isi 15 kotak yang diambil oleh Badan Arsip Nasional (NARA) di kompleks rumah peristirahatan tersebut pada Januari. NARA mengirimkan materi-materi dokumen yang ditemukan di 15 kotak tersebut pada Departemen Kehakiman dan menyatakan bahwa dalam kotak-kotak tersebut terdapat bayak materi dokumen rahasia.
Dari 184 dokumen negara dengan klasifikasi khusus, sebanyak 67 dokumen diklasifikasikan rahasia (confidential), 92 diklasifikasikan sebagai ”Secret” dan sebanyak 25 dokumen di antaranya masuk dalam kategori sangat rahasia atau ”top secret”. Beberapa di antaranya memiliki tanda khusus yang memperlihatkan bahwa materi-materi rahasia itu menyangkut informasi sumber daya manusia yang sensitif atau kumpulan ”sinyal” elektronik yang disahkan oleh pengadilan intelijen khusus berdasarkan Undang-Undang Pengawasan Intelejen Asing.
Materi sangat rahasia yang dimaksud dalam dokumen itu adalah materi dengan klasifikasi Orcon atau Originator Controlled. Artinya, pejabat di lembaga intelejen AS yang bertanggung jawab atas laporan tersebut tidak ingin laporan itu disebarkan ke badan lain tanpa izin.
”Ketika materi-materi tersebut masuk dalam klasifikasi tersebut karena ada bahaya nyata bagi orang-orang yang mengumpulkan informasi atau kemampuannya,” kata Douglas London, mantan perwira senior CIA (Badan Intelejen Pusat), penulis buku ”The Recruiter”.
Terbuka
Dalam dokumen pengadilan itu disebutkan kekhawatiran Departemen Kehakiman dan badan intelejen bahwa ketidakbecusan Trump dan para stafnya dalam menyimpan rahasia negara menyebabkan dokumen itu terbuka untuk dibaca oleh siapa pun. Mar-a-Lago tidak hanya menjadi rumah peristirahatan bagi Trump dan keluarganya, tetapi juga kerap dikunjungi oleh tamu-tamu dan anggota klub janapada itu yang membayar sejumlah uang.
Lokasi tersebut sering digunakan oleh Trump dan keluarganya serta Partai Republik untuk menjamu kolega-kolega mereka, termasuk penggalangan dana politik hingga amal. Sejauh ini, dalam dokumen pengadilan yang telah disunting, tidak ada penjelasan tentang kemungkinan pihak luar, termasuk tamu klub janapada itu telah mendapat akses pada dokumen rahasia tersebut.
London mengatakan, tercampurnya materi rahasia negara dengan barang-barang lain memperlihatkan kurangnya rasa hormat Tumo terhadap arsip pemerintah. ”Salah satu aturan rahasia adalah Anda tidak mencampur rahasia dan tidak rahasia sehingga tidak ada kesalahan atau kecelakaan,” ujarnya.
Sejauh ini, kantor Direktur Intelejen Nasional belum menanggapi permintaan keterangan Kongres soal dugaan adanya kerusakan dokumen atau bocornya dokumen-dokumen itu ke pihak atau kelompok yang tidak bertanggung jawab.
Senator Mark Warner, Demokrat Virginia yang memimpin Komite Intelijen Senat, mengeluarkan pernyataan bahwa dia sekali lagi meminta penjelasan soal itu. ”Tampaknya, berdasarkan pernyataan tertulis yang dibuka pagi ini bahwa di antara dokumen yang ditangani secara tidak benar di Mar-a-Lago adalah beberapa intelijen kami yang paling sensitif,” kata Warner.
Menolak mengembalikan
Dalam dokumen pengadian itu juga disebutkan bahwa Trump dan stafnya memiliki kesempatan untuk mengembalikan dokumen-dokumen yang bersifat rahasia kepada Pemerintah AS, yang kini dipimpin oleh Joe Biden. Akan tetapi, Trump memilih tidak melakukannya.
NARA atau Badan Arsip Pemerintah Amerika Serikat, dalam dokumen tersebut, disebutkan sejak 6 Mei 2021 telah meminta kepada Trump dan para stafnya untuk mengembalikan berbagai catatan pemerintah yang hilang. Permintaan itu terus dikirimkan hingga Desember 2021 sebelum direspons dengan pemberitahuan bahwa sebanyak 12 kotak telah ditemukan dan siap dikembalikan.
Affidavit juga menjelaskan bahwa penyelidikan kriminal Departemen Kehakiman tidak hanya menyangkut penghapusan dan penyimpanan informasi rahasia yang tidak semestinya di ruang yang tidak sah dan kemungkinan penyembunyian atau penghapusan catatan pemerintah yang melanggar hukum. Akan tetapi, dokumen itu juga menyebut penyelidik memiliki kemungkinan alasan untuk percaya bahwa bukti obstruksi (pengrusakan dengan sengaja) ditemukan dalam pencarian mereka.
Tim pengacara Trump, dalam suratnya kepada Departemen Kehakiman AS menyebut bahwa klien mereka dalam kapasitasnya sebagai presiden memiliki otoritas yang mutlak untuk mendeklasifikasikan sebuah dokumen atau menyatakan sebuah dokumen yang semula bersifat rahasia menjadi tidak rahasia. Menurut mereka, otoritas itu diberikan berdasarkan konstitusi AS.
Akan tetapi, Trump belum memberikan bukti bahwa dokumen di Mar-a-Lago telah dideklasifikasi sebelum dia meninggalkan Washington. ”Setiap upaya untuk memaksakan tanggung jawab pidana pada Presiden atau mantan Presiden atas tindakannya terhadap dokumen yang ditandai diklasifikasikan akan mengimplikasikan masalah pemisahan kekuasaan konstitusional yang serius,” tulis Evan Corcoran, pengacara Trump, dalam suratnya pada Departemen Kehakiman 25 Mei lalu.
Corcoran juga menyatakan, undang-undang pidana yang mengatur penghapusan dan penyimpanan dokumen atau materi rahasia tidak berlaku untuk Trump. (AP/AFP/REUTERS)