Rangkaian Kereta Cepat dari China Dijadwalkan Tiba Akhir Agustus Ini
Rangkaian kereta cepat Jakarta-Bandung yang diproduksi China sudah dikirim dari Pelabuhan Qindao, Shandong, China. Pengiriman pertama rangkaian kereta cepat itu dijadwalkan tiba di Jakarta, akhir Agustus ini.
Oleh
LUKI AULIA, DARI BEIJING, CHINA, MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
BEIJING, KOMPAS — Rangkaian kereta cepat rute Jakarta-Bandung atau electric multiple unit (EMU) sudah dikirim sejak 5 Agustus lalu dari Qingdao, Provinsi Shandong, China bagian timur. Pengiriman pertama rangkaian kereta diperkirakan akan tiba di Jakarta, akhir Agustus ini.
Kereta cepat rute Jakarta-Bandung diproduksi anak perusahaan CRRC, yaitu CRRC Qingdao Sifang Co, Ltd. Kereta cepat itu memiliki kecepatan 350 kilometer per jam dengan teknologi terintegrasi yang ramah lingkungan.
Kantor berita China, Xinhua, melaporkan bahwa pada Minggu (21/8/2022) kapal pengangkut sebuah kereta cepat penumpang listrik dan sebuah kereta pengawas yang dirancang untuk jalur kereta cepat Jakarta-Bandung telah meninggalkan Pelabuhan Qingdao.
Mengutip pernyataan CRRC Qingdao Sifang Co, Ltd, Xinhua menyebutkan, rangkaian pertama kereta yang dikirim itu dijadwalkan akan tiba di Jakarta pada akhir Agustus ini. Pengiriman rangkaian kereta berikutnya akan dilakukan secara bertahap dan dijadwalkan selesai pada awal tahun 2023.
Wakil Presiden Bagian Unit Bisnis Luar Negeri COSCO Shipping Specialized Carriers Co Ltd, perusahaan operator pengiriman dengan kapal terbesar di China, Ma Qiang, mengatakan bahwa pengiriman rangkaian kereta cepat ini akan menjadi landasan kuat bagi penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam, waktu tempuh rute 142 kilometer Jakarta-Bandung bisa dipersingkat dari 3,5 jam lebih menjadi sekitar 40 menit.
Kedutaan Besar RI untuk China dalam siaran persnya, 5 Agustus 2022, menyebutkan, KBRI Beijing diwakili Wakil Duta Besar Dino R Kusnadi dan pejabat Fungsi Ekonomi turut menghadiri seremoni peluncuran penyelesaian manufaktur dan pengiriman perdana kereta cepat Jakarta-Bandung. Seremoni saat itu dilaksanakan secara hibrid dari Kota Qingdao dan diikuti pula oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, wali kota Qingdao, dan pimpinan dari China Railway Investment Corporation (CRIC), Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Kementerian BUMN RI, dan lain-lain.
Sebanyak 11 rangkaian kereta dan kereta pengawas (comprehensive inspectiontrain) sudah selesai diproduksi dengan rancangan yang disesuaikan dengan kondisi iklim dan geologis di wilayah Pulau Jawa. Desain kereta cepat tersebut juga mengedepankan kekhasan budaya, flora dan fauna Indonesia, seperti komodo dan batik, dengan perpaduan warna utama interior abu-abu, merah, dan biru yang diambil dari Candi Borobudur, warna bendera, dan laut Indonesia.
Teknologi pintar
Sebanyak 11 unit rangkaian kereta penumpang, yang juga disebut dengan electric multiple unit (EMU), dirancang dan diproduksi oleh CRRC Qingdao Sifang. Kepala Desainer EMU pada CRRC Qingdao Sifang Zhang Fangtao, seperti dikutip China Daily, kereta cepat Jakarta-Bandung dilengkapi dengan teknologi pintar yang canggih, protokol keamanan, serta ramah lingkungan dengan karakteristik lokal yang menonjol.
Satu rangkaian kereta terdiri dari delapan gerbong penumpang, yang meliputi satu gerbang kelas satu, satu gerbong restoran, dan enam gerbang kelas dua. Kapasitas total penumpangnya adalah 601 orang.
”EMU dilengkapi dengan 2.500 titik monitor untuk pemantauan secara tepat waktu, peringatan dini, dan penanganan untuk seluruh sistem utama,” ujar Zhang.
”Kereta pengawas dirancang mampu menyediakan fungsi-fungsi pengawasan secara komprehensif untuk jalur kereta cepat Jakarta-Bandung, termasuk pengawasan pada perlengkapan jalur kereta, kabel atas, serta sistem komunikasi dan sinyal,” kata Zhang.
Dalam sambutannya pada awal Agustus lalu, seperti rilis yang dikeluarkan KBRI Beijing, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi menggarisbawahi kereta cepat Jakarta-Bandung adalah wujud persahabatan kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan China. Ia berharap kereta cepat Jakarta-Bandung akan menjadi opsi moda transportasi yang atraktif untuk masyarakat Indonesia serta magnet untuk pemerataan ekonomi di wilayah Indonesia.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu kerja sama strategis dalam kerangka Poros ”Maritim Global Indonesia dan Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative atau BRI)” China. Kerja sama ini akan menjadi capaian penting dalam kerja sama Indonesia dan China.
Pertama di Asia Tenggara
Kerja sama dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini merupakan proyek pertama kereta cepat yang mengadopsi penuh sistem dan teknologi China yang dikirim ke luar negeri. Indonesia akan menjadi negara pertama yang memiliki moda transportasi kereta cepat di kawasan Asia Tenggara.
Luo Renjian, peneliti pada Institut Riset Transportasi China, yang berada di bawah badan regulasi ekonomi China, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, mengatakan bahwa seperti layanan kereta cepat di China, kereta cepat Jakarta-Bandung akan memperluas pembangunan infrastruktur dan mendorong kemunculan titik-titik pertumbuhan baru dalam sektor layanan ataupun perdagangan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Luo memaparkan, jalur kereta Laos-China sepanjang 1.035 kilometer penghubung antara Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, dan Vientiane, ibu kota Laos, adalah contoh lain dari kerja sama antara China dan negara-negara yang berpartisipasi pada proyek BRI. Proyek BRI telah memperluas perdagangan berbasis daratan antara China dan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Laos, salah satu negara termiskin di Asia, pada 3 Desember 2021 meresmikan pembukaan jalur kereta yang menghubungkan negara itu dengan China. Jalur kereta sepanjang 414 kilometer ini menghubungkan Vientiane, ibu kota Laos, dengan kota Kunming, Provinsi Yunnan, China selatan. Proyek pembangunannya menghabiskan dana sekitar 6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 86,3 triliun dan diselesaikan selama lima tahun.
Jalur kereta Vientiane-Kunming tersebut merupakan bagian dari megaproyek Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) China. Jalur itu adalah salah satu dari ratusan proyek impian China untuk mempertautkan jalur perdagangan—seperti jalur sutra emas perdagangan di masa silam—lewat pembangunan pelabuhan, jalur rel kereta, dan fasilitas-fasilitas lain di berbagai penjuru Asia, Afrika, dan Pasifik.