Jelang Enam Bulan Perang, AS Janjikan 16 Sistem Senjata Sekaligus untuk Ukraina
Paket baru bantuan itu nilainya mencapai 775 juta dollar AS atau sekitar Rp 11,5 triliun. Ukraina berharap kemampuan baru dari bantuan persenjataan itu bisa membalikkan keadaan.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
WASHINGTON, SABTU — Untuk pertama kalinya Amerika Serikat akan memberi Ukraina 16 sistem persenjataan sekaligus guna membantu menghadapi pasukan Rusia. Paket baru bantuan persenjataan itu datang saat perang sudah berlangsung hampir enam bulan.
AS sebelumnya memberikan Howitzer, tetapi paket kali ini meliputi pesawat nirawak pengintai Scan Eagle, kendaraan antiranjau, dan kendaraan lapis baja agar pasukan Ukraina bisa menyerang balik tentara Rusia. Paket persenjataan juga meliputi 1.500 rudal antitank, 1.000 rudal javelin, dan rudal antiradiasi berkecepatan tinggi atau HARM yang menyasar sistem radar.
Pasukan Ukraina berhasil menggunakan sistem artileri presisi untuk menghadang serangan pasukan Rusia dan merebut kembali wilayah yang dikuasai Rusia. ”Kemampuan persenjataan ini dikalibrasi dengan hati-hati untuk membuat perbedaan di medan perang dan memperkuat posisi Ukraina di meja perundingan,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Jumat (19/8/2022), dalam pernyataan.
Paket baru bantuan itu nilainya mencapai 775 juta dollar AS atau sekitar Rp 11,5 triliun. Jumlah total bantuan militer AS untuk Ukraina mencapai 10,6 miliar dollar AS sejak pemerintahan Presiden Joe Biden. Ini juga ke-19 kali Departemen Pertahanan AS atau Pentagon menyediakan pasokan peralatan militer untuk Ukraina sejak Agustus 2021.
Rusia melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Selama empat bulan terakhir, pasukan Rusia memfokuskan serangan di wilayah Donbas di Ukraina bagian timur. Sejumlah kota di timur berhasil dikuasai, tetapi mereka menghadapi perlawanan sengit di sejumlah kota lain. Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Rusia bahkan mendapati serangan jauh di dalam wilayah pertahanannya, seperti di Crimea. Semenanjung di tepi Laut Hitam itu dianeksasi Rusia pada 2014. Setidaknya sembilan pesawat tempur di pangkalan udara di Crimea dilaporkan hancur akibat ledakan pekan lalu.
Rusia kembali melaporkan serangan pesawat nirawak Ukraina di Crimea, Jumat malam. Kantor berita Rusia, RIA dan TASS, mengutip pejabat lokal, menyebutkan, pasukan antipesawat tempur Rusia menjatuhkan pesawat nirawak yang dikerahkan di pelabuhan Yevpatoriya, sebelah barat Crimea. TASS juga melaporkan, enam pesawat nirawak Ukraina yang dikirim ke kota Nova Kakhovka di timur Kherson berhasil dijatuhkan.
Serangan-serangan terbaru Ukraina ini menggambarkan bertambahnya kemampuan militer Ukraina untuk mengguncang kekuatan Moskwa yang terletak jauh dari garis depan. Para pemimpin Rusia memperingatkan, serangan atas fasilitas militer di Crimea menandai eskalasi konflik dan mengancam untuk menarik AS lebih jauh ke dalam pertempuran.
Seorang pejabat Barat yang tidak bersedia dikutip namanya mengungkapkan, perang berada di titik ”buntu”. Tidak satu pihak pun mampu melancarkan serangan besar. Secara keseluruhan, tempo pertempuran menurun. ”Sebagian penyebabnya, kedua pihak memahami ini maraton, bukan sprint. Tingkat pengeluaran dan penghematan amunisi sangat penting,” katanya.
Para pejabat AS dan Barat sama-sama mengatakan, Ukraina mampu melancarkan serangan jauh di belakang garis depan. Meski pasukan Ukraina belum bisa merebut kembali kota-kota yang dikuasai Ruisa, mereka secara signifikan melemahkan posisi Rusia di beberapa tempat. Ukraina berharap kemampuan baru itu bisa membalikkan keadaan.
Sejak bulan lalu, Ukraina telah menggunakan roket yang disuplai oleh negara-negara Barat untuk melancarkan serangan ke arah pertahanan Rusia. Ledakan di Crimea dan Belgorod lebih jauh dari jangkauan amunisi yang sejauh ini diakui Barat dikirimkan ke Ukraina.
Seorang pejabat Ukraina mengatakan, sekitar separuh dari insiden di Crimea berasal dari serangan pasukan Ukraina, tetapi separuhnya juga disebabkan operasi buruk Rusia sendiri. Ukraina berharap serangan-serangan itu berdampak besar pada melemahnya artileri Rusia. Namun, Moskwa tentu akan beradaptasi dengan serangan tersebut. (AP/REUTERS)