Potensi PDB global bernilai ratusan miliar dollar AS bisa hilang karena Taiwan diblokade China. Blokade itu jawaban China atas lawatan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
HU SHANMIN/XINHUA VIA AP
Dalam foto yang disiarkan pada Desember 2021 itu terlihat jet tempur China, J-15, di geladak kapal induk Liaonin. China kini punya dua kapal induk, ratusan kapal perang dan kapal selam, serta ribuan pesawat militer. Sebagian aset militer China dikerahkan dalam latihan pada 4-6 Agustus 2022 di sekitar Taiwan. Latihan itu praktis memblokade Taiwan.
TAIPEI, KAMIS — Lawatan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan semakin meningkatkan tekanan pada rantai pasok global dan anggaran Pemerintah Amerika Serikat. Dunia bisa kembali kehilangan ratusan miliar dollar Amerika Serikat gara-gara tekanan rantai pasok itu. Lawatan itu juga menunjukkan Washington konsisten bertindak tidak sesuai dengan ucapannya.
Tekanan pada rantai pasok global dihadirkan lewat latihan perang di sekeliling Taiwan mulai Rabu (3/8/2022). Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengumumkan latihan itu beberapa jam sebelum Pelosi tiba di Taiwan pada Selasa (2/8/2022) malam.
Sementara Panglima Komando Operasi Pertahanan Taiwan Kinmen Mayor Jenderal Chang Zone-sung mengatakan, ada pesawat tidak teridentifikasi pada Rabu malam. Pasukan Taiwan melepaskan suar untuk mengusir pesawat yang diduga nirawak itu.
Pesawat itu terpantau beberapa jam setelah PLA mengumumkan pesawat dan kapal perang mulai dikerahkan untuk latihan besar di sekitar Taiwan. Pejabat Kementerian Pertahanan Taiwan Yu Chian-chang menuding China berusaha memblokade Taiwan lewat latihan itu.
Dalam siaran pers Komando Operasi Timur PLA disebutkan, latihan perang itu menggunakan skenario blokade gabungan laut dan udara. PLA menggunakan rudal dan roket asli dalam latihan sampai Minggu itu. PLA meminta seluruh kapal dan pesawat yang tidak dioperasikan PLA menjauhi lokasi latihan jika tidak mau terkena rudal dan roket China.
Politisi Kuomintang Herman Shuai mengatakan, peta latihan perang yang dikeluarkan PLA dirancang untuk menutup akses pelabuhan utama Taiwan. Pelabuhan Keelung, Pelabuhan Taipei, Pelabuhan Kaohsiung, dan Pelabuhan Hualien tidak bisa diakses selama latihan berlangsung. ”Taiwan terkunci total,” kata pensiunan jenderal pada angkatan darat Taiwan itu.
XINHUA
Peta lokasi latihan perang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China pada 4-6 Agustus 2022. Lokasi latihan mengelilingi Taiwan.
Manajer pengelola aset pada Nanjing Jing Heng Investment Management Co., Huang Huiming, menyebut lokasi latihan dirancang mengeliling Taiwan. ”Jika latihan lebih lama dan rutin, akan ada dampak pada rantai pasok,” kata dia sebagaimana dikutip Bloomberg.
Taiwan merupakan pemasok penting semikonduktor serta aneka suku cadang dan produk teknologi tinggi ke pasar global. Hingga 60 persen semikonduktor global dibuat oleh perusahaan Taiwan, TSMC. Penguasaan Taiwan mendekati 80 persen jika segmen pasarnya diubah untuk semikonduktor berukuran di bawah 5 nanometer.
Selama dua tahun terakhir, produksi elektronika hingga otomotif global terganggu gara-gara Taiwan tidak mampu memasok semikonduktor. Dampaknya, menurut Goldman Sach, potensi produk domestik bruto (PDB) senilai paling tidak 423,5 miliar dollar AS hilang sepanjang 2021 saja. Sebagai pembanding, APBN Indonesia 2022 setara dengan 190 miliar dollar AS.
”Masalah ini akan berkelindan lebih lama dari kemampuan pasar mengikutinya. Semua sepakat ada kekhawatiran pada Krisis Selat Taiwan ke-4,” kata Kepala Riset Pasar Asia pada Rabobank unit Hong Kong Michael Every.
Ia merujuk pada peningkatan ketegangan di kawasan gara-gara AS-China menggerahkan mesin perangnya pada 1995-1996. Kala itu, China menarik pasukan setelah AS mengerahkan dua kapal induk ke Selat Taiwan.
Herman Shuai mengatakan, kondisi China saat ini sama sekali berbeda dengan 1996. Dulu, PLA mengandalkan peralatan kuno dan sedikit. China, sebagaimana diungkap dalam laporan Departemen Pertahanan AS soal militer China, sekarang punya dua kapal induk, ratusan kapal perang, puluhan kapal selam, dan ribuan pesawat tempur serta helikopter serbu. Beijing juga punya ratusan hulu ledak nuklir yang sebagian siap ditembakkan kapan pun.
REUTERS
Kapal China Liaoning, didampingi sejumlah kapal lain, berpatroli di Laut China Selatan pada Desember 2016. China kini punya dua kapal induk, ratusan kapal perang dan kapal selam, serta ribuan pesawat militer. Sebagian aset militer China dikerahkan dalam latihan 4-6 Agustus 2022 di sekitar Taiwan. Latihan itu praktis memblokade Taiwan.
Dengan kemampuan sekarang, China akan lebih siap memblokade total Taiwan tanpa merisaukan reaksi AS. Sebaliknya, sebagaimana ditulis kolumnis senior The New York Times, Thomas L Friedman, AS pusing mencari cara menanggapi reaksi China. Sebab, AS berisiko terjerumus dalam konflik dengan dua negara nuklir sekaligus dalam waktu bersamaan. Kini, AS secara tidak langsung berhadapan dengan Rusia di Ukraina.
AS dan pasar juga cemas dengan reaksi lain China, yakni penjualan massal surat utang AS yang dipegang China. Beijing memegang surat utang senilai 980 miliar dollar AS milik Washington. Tidak ada negara lain yang punya obligasi Pemerintah AS sebanyak yang dimiliki China.
”Hanya soal waktu sebelum China menjadikan (penjualan massal) surat utang itu sebagai pembalasan atas kunjungan Pelosi,” kata pemantau pasar pada BMO Capital Markets, Ian Lyngen.
Penjualan massal akan memaksa Washington menaikkan imbal hasil atau bunga obligasinya. Akibatnya, beban utang AS semakin bertambah dan bisa mengganggu proses penyusunan anggaran pemerintah AS. Kini, total utang Pemerintah AS mencapai 30,5 triliun dollar AS. Padahal, Kongres hanya memberikan 31,4 triliun dollar AS sebagai batas tertinggi utang Pemerintah AS.
AFP/ANTHONY WALLACE
Kapal induk milik Angkatan Laut China, Liaoning, tiba di Hong Kong pada 7 Juli 2017, kurang dari sepekan setelah kunjungan Presiden Xi Jinping ke daerah administrasi khusus tersebut.
Pemerintahan AS berkali-kali berhenti beroperasi selama Kongres belum menyetujui peningkatan batas atas utang. Padahal, utang menjadi andalan pembiayaan APBN AS yang dananya dipakai antara lain untuk operasi militer di sekitar Taiwan dan Ukraina.
Peneliti pada National Institute for South China Sea Studies, Chen Xiangmiao, mengatakan, lawatan Pelosia adalah bukti AS terbiasa bertindak tidak sesuai pernyataannya. Dalam berbagai kesempatan, AS selalu menyatakan berpegang pada prinsip Satu China.
Sementara selama bertahun-tahun,, AS terus mendukung Taiwan berusaha memisahkan diri dari China. Washington memasok persenjataan bernilai miliaran dollar AS ke Taipei. ”AS mencoba menyatakan lawatan Pelosi sebagai agenda pribadi. Padahal, rombongan itu menggunakan fasilitas negara dan didukung penuh militer AS,” katanya.
Lawatan itu menghadirkan kegaduhan yang tidak diperlukan Asia.
Ia juga menyebut, lawatan itu menghadirkan kegaduhan yang tidak diperlukan Asia. ”Kawasan tahu siapa yang suka membuat kegaduhan di sini. Padahal, kawasan sangat membutuhkan ketenangan demi memajukan kesejahteraan bersama,” katanya.
Peneliti China Institute of International Studies, Tang Qifang, menyebut lawatan itu menyulitkan negara-negara ASEAN. Hampir seluruh anggota ASEAN dekat secara ekonomi ke China dan pada sektor keamanan serta politik ke AS. ”Sekarang, mereka merasa semakin besar gangguan pada upaya keberimbangan itu,” ujarnya. (AFP/REUTERS/RAZ)