Setelah mengonsolidasikan kembali pasukannya, militer Rusia membombardir seluruh penjuru Ukraina. Kekhawatiran strategi bumi hangus dan pemanfaatan PLTN Zaporizhzhia sebagai tameng mengemuka.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
KYIV, MINGGU — Sepekan setelah mengonsolidasikan kembali kekuatannya, militer Rusia mulai meningkatkan lagi serangannya ke Ukraina di akhir pekan. Setelah hanya memfokuskan diri di wilayah tertentu saja selama beberapa bulan terakhir, militer Rusia dikabarkan membombardir seluruh wilayah Ukraina dengan rudal dan artileri berat. Akibat serangan tersebut, otorita Ukraina melaporkan sedikitnya 17 warga mereka tewas.
Serangan ke seluruh penjuru ini dilakukan militer Rusia setelah Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Sabtu (16/7/2022), menginstruksikan serangan yang lebih intensif di semua wilayah Ukraina. ”Instruksi ini dikeluarkan agar semua unit di lapangan mengintensifkan serangan agar meniadakan kemungkinan militer Ukraina menyerang wilayah Donbas dan lainnya,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.
Serangan militer Rusia selama beberapa waktu terakhir berfokus di wilayah Donbas timur. Akan tetapi, serangan terakhir di akhir pekan ini telah menghantam berbagai wilayah di utara dan selatan.
Kharkiv, kota terbesar ke dua di Ukraina, selama beberapa hari terakhir menjadi sasaran serangan. Otoritas keamanan Ukraina dan pejabat lokal di Kharkiv mengkhawatirkan militer Rusia akan membumihanguskan kota tersebut. Gubernur Kharkiv Oblast, Oleh Synehubov, mengatakan, serangan roket yang menghantam Chuhuiv, Kharkiv, Sabtu, menewaskan tiga warga, termasuk seorang warga berusia 70 tahun.
Wakil Kepala Kepolisian wilayah Kharkiv, Serhiy Bolvinov, mengatakan, empat rudal yang diduga ditembakkan dari kota Belgorod, Rusia, menghantam sebuah gedung apartemen, sekolah, dan gedung administrasi sekitar pukul 03:30 waktu setempat.
Lyudmila Krekshina, yang tinggal di gedung apartemen yang menjadi sasaran serangan, mengatakan, sepasang suami-istri tewas. Seorang lelaki tua yang tinggal di lantai dasar juga menjadi korban tewas lainnya. Menurut Valentina Bushuyeva, salah satu warga yang selamat, dia beruntung bisa selamat dari serangan yang terjadi dini hari itu.
Di wilayah Sumy, menurut Gubernur Regional Dymtro Zhyvystsky, seorang warga tewas dan beberapa terluka setelah Rusia membombardir wilayah tersebut dengan mortir dan persenjataan lainnya ke kota dan sebuah desa yang tidak jauh dari perbatasan Rusia. Sementara di Donetsk, tujuh warga tewas dan 14 terluka dalam 24 jam terakhir akibat serangan Rusia. Sementara di Ukraina selatan, dua warga terluka setelah militer Rusia menyerang kota Basthanka.
Juru bicara intelijen militer Ukraina, Vadym Skibitskyi, mengatakan, beberapa indikasi yang ada sekarang ini mengarah pada persiapan serangan berikutnya dan akan lebih masif. ”Ini bukan hanya serangan rudal dari udara dan laut. Kita bisa melihat penembakan di sepanjang garis depan. Ada penggunaan aktif penerbangan taktis dan helikopter serang. Jelas sekarang sedang berlangsung persiapan untuk serangan tahap berikutnya,” kata Skibitskyi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pidato Sabtu malam, meminta agar rakyat Ukraina tidak khawatir dengan ”pesan” bahwa militer Rusia akan melakukan serangan yang lebih masif. Dia menilai hal itu sebagai upaya untuk meruntuhkan moral rakyat dan militer Ukraina.
”Kadang-kadang, informasi menjadi senjata yang lebih efektif dari senjata biasa. Tidak ada rudal atau artileri Rusia yang akan dapat menghancurkan persatuan kita atau membawa kita menjauh dari jalan kita, menuju Ukraina yang demokratis dan independen,” katanya sambil menegaskan bahwa Ukraina tidak akan bisa dikalahkan oleh kebohongan, intimidasi, teori palsu, ataupun konspirasi.
Meningkatnya serangan Rusia hampir pasti dibarengi dengan tindakan balasan dari militer Ukraina. Akan tetapi, Badan Energi Atom Ukraina (Energoatom) mengkhawatirkan tindakan militer Rusia yang menempatkan berbagai perlengkapan dan persenjataannya di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa fasilitas itu akan menjadi tameng pertahanan yang membahayakan.
Peringatan soal PLTN Zaporizhzhia itu disampaikan Petro Kotin, Presiden Energoatom. ”Para penjajah membawa perlengkapan mereka ke sana, termasuk sistem pertahanan. Di sana mereka menyerang sisi lain Sungai Dnipro dan Nikopol,” kata Kotin.
G20 tanpa komunike
Sementara itu, Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 yang berakhir Sabtu di Bali, gagal menghasilkan komunike bersama. Sejumlah perbedaan pandangan yang berakar pada perbedaan posisi politik pada perang Rusia-Ukraina di antara negara anggota G20 jadi penyebabnya.
Oleh sebab itu, catatan yang muncul dari pertemuan berupa chairman summary sepanjang 14 paragraf yang dikeluarkan oleh Indonesia. Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati selaku ketua forum mengatakan, pertemuan berhasil menyepakati sebagian besar dokumen. Terdapat dua paragraf yang tidak mencapai kesepakatan karena adanya perbedaan pandangan di antara anggota mengenai dampak perang dan cara meresponsnya. ”Saya pikir ini adalah hasil terbaik,” katanya.
Pengamat mengatakan, kegagalan untuk menyepakati komunike bersama akan menghambat upaya terkoordinasi untuk mengatasi kenaikan inflasi dan kekurangan pangan.
”Tidak adanya komunike menteri keuangan G20 berarti akan lebih sulit bagi G20 untuk membentuk konsensus tentang isu-isu vital di musim gugur. Perpecahan internal menghalangi kemampuan G20 untuk bertindak tegas,” kata Eric LeCompte, Direktur Eksekutif Jubilee USA Network, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada advokasi penghapusan utang negara berkembang. (AP/AFP/REUTERS)