Parlemen Israel dipastikan bubar setelah 92 orang anggota parlemen menyetujui keputusan pembubaran itu. Penjabat Perdana Menteri Israel Yair Lapid diyakini akan bersaing dengan Benyamin Netanyahu pada pemilu mendatang.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
TEL AVIV, JUMAT – Parlemen Israel, Kamis (30/6/2022), akhirnya membubarkan diri dan memaksa terselenggaranya pemilihan umum kelima dalam empat tahun terakhir, yang dijadwalkan berlangsung pada 1 November mendatang. Naftali Bennett, mantan perdana menteri yang memimpin Israel selama setahun terakhir, memutuskan untuk tidak mencalonkan diri kembali pada pemilu mendatang.
Pembubaran diri parlemen Israel (Knesset) dinyatakan sah setelah disepakati oleh sebanyak 92 anggota parlemen. Bennett sendiri akan mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri dan untuk sementara waktu akan digantikan oleh Yair Lapid, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri luar negeri. Lapid akan menjadi orang ke-14 yang memegang jabatan perdana menteri.
Dalam sebuah pernyataan Rabu malam, Bennett mengatakan, pemerintahnya telah meninggalkan negara yang berkembang, kuat, aman dan telah menunjukkan bahwa partai-partai dari berbagai ujung spektrum politik dapat bekerja sama.
Lapid, seperti dikutip dari laman Times of Israel, mengatakan bahwa meski dirinya tidak akan lama memimpin Israel, dirinya dan pemerintahannya berjanji akan melakukan yang terbaik bagi negara tersebut. “Kami akan melakukan yang terbaik yang kami bisa bagi negara Yahudi, negara yang demokratis, baik, kuat dan berkembang, karena itulah tugas kami,” katanya.
Pembubaran parlemen Israel mengikuti pembubaran pemerintahan koalisi yang dipimpin Bennett dan Lapid sepekan sebelumnya. langkah itu juga mengakhiri secara formal sebuah eksperimen politik dalam negeri Israel yang mengakomodasi delapan partai dari berbagai spektrum. Masuknya partai Arab yang dipimpin Mansour Abbas dalam koalisi adalah sejarah baru dalam politik Israel.
Abbas mengatakan, partainya akan tetap bertarung dalam politik Israel untuk mendorong dan mengadvokasi kebijakan yang lebih berpihak pada warga Arab di Israel. Dia ingin memastikan bahwa isu-isu sosial ekonomi warga Arab di Israel patut dan layak mendapatkan perhatian dan berharap adanya perubahan kebijakan dari pemerintah. “Kami berhasil mendorong diri kami sendiri sebagai kekuatan politik,” katanya.
Pemilu 1 November mendatang dalam pandangan banyak pihak adalah perpanjangan dari krisis politik Israel yang berlarut-larut. Empat pemilihan sebelumnya selalu menemui jalan buntu. Bahkan, pada pemilihan sebelumnya, Benny Gantz yang sempat memenangi pemilihan dan memiliki peluang untuk memimpin Israel usai melakukan perjanjian dengan pemimpin Partai Likud, Benyamin Netanyahu, terdepak. Hasil itu berujung pada pemilihan yang kemudian dimenangi oleh Bennett-Lapid dan koalisi pelanginya.
Yohanan Plesner, Presiden Institut Demokrasi Israel, mengatakan, kebuntuan politik yang terus berlarut-larut di Israel sejak tahun 2019 harus segera diakhiri. Dia mengusulkan adanya reformasi pemilu dan konstitusi Israel.
Pemungutan suara November sebagian akan menjadi kontes antara Netanyahu dan Lapid, mantan pembawa berita TV dan selebritas yang telah mengejutkan banyak orang ketika memasuki dunia politik, satu dekade lalu.
Jajak pendapat yang dilakukan sebuah media Israel memperlihatkan Netanyahu dan sekutunya diproyeksikan mendapatkan kursi pada pemilu mendatang. Tetapi, tidak jelas apakah mereka akan memiliki cukup kursi mayoritas sebagai fondasi untuk membentuk pemerintahan. Jika, tidak ada satupun pemenang pemilu bisa membentuk mayoritas di parlemen, rakyat Israel memiliki kemungkinan untuk mendatangi kembali tempat-tempat pemungutan suara.
Netanyahu sendiri telah mencoba meyakinkan calon pemilih bahwa dirinya dan sekutunya bisa membentuk mayoritas. Ia menyebut langkah Bennett dan Lapid pada pemilu lalu adalah sebuah eksperimen yang gagal. "Kami adalah satu-satunya alternatif. Pemerintah yang kuat, nasionalis, dan bertanggung jawab," kata Netanyahu.
Dianggap oleh sekutu dan kritikus sebagai petarung politik yang tak kenal lelah, Netanyahu sudah berkampanye pada hari Kamis. Dia mengatakan pada para pengunjung mal di Jerusalem bahwa pemerintahannya akan berupaya memerangi kenaikan biaya hidup, yang dia gambarkan sebagai dampak pemerintahan yang buruk. Hal itu akan menjadi misi pertamanya setelah kembali ke pemerintahan. (AP/AFP/REUTERS)