Kunjungan kenegaraan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier memberi kesempatan kedua negara memperkuat kerja sama, terutama di bidang teknologi, industri, dan penanganan perubahan iklim dan lingkungan hidup.
Oleh
NINA SUSILO
·5 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (16/6/2022). Kerja sama pengembangan sumber daya manusia, perindustrian, serta penanganan perubahan iklim dan transisi energi menjadi fokus dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier.
Dalam pernyataan pers bersama seusai pertemuan, Presiden Jokowi menyampaikan penghargaan karena Indonesia menjadi salah satu tujuan pertama kunjungan bilateral Presiden Jerman tersebut setelah kembali terpilih bulan Februari tahun ini.
”Tentu ini menunjukkan kedekatan hubungan kedua negara yang mana Jerman adalah Ketua G7 dan Indonesia adalah presiden G20,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Steinmeier sebelumnya pernah bertemu Presiden Jokowi pada 2014 di Jakarta. Saat itu, Steinmeier menjabat Menteri Luar Negeri. Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung sangat bersahabat dan produktif, dibahas setidaknya lima hal.
Pertama, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya kerja sama di industri 4.0, khususnya percepatan pengembangan sumber daya manusia. Kamis sore ini akan ditandatangani nota kesepahaman kerja sama antara Kementerian Perindustrian dan Deutsche Messe AG dan Infineon AG. Indonesia juga akan menjadi negara mitra dalam pameran industri 4.0 Hannover Messe tahun 2023 setelah juga berpartisipasi tahun 2022.
Kedua, pertemuan bilateral membahas peningkatan investasi Jerman di industri berteknologi tinggi, antara lain investasi sektor kendaraan listrik dari hulu sampai hilir. ”Saya mengajak industri Jerman untuk mengembangkan pabrik semikonduktor di Indonesia dan menjadikan industri ini bagian dari rantai pasok cip global. Dan untuk berinvestasi di kawasan-kawasan industri hijau di Indonesia,” tutur Presiden Jokowi.
Tak hanya itu, Indonesia kembali menawarkan untuk membangun Jerman Industrial Quarter di salah satu kawasan industri di Indonesia. Ketiga, penguatan kerja sama perubahan iklim juga dibicarakan.
Presiden Jokowi menyampaikan penghargaan atas dukungan Jerman dalam pembangunan green infrastructure initiative senilai 2,5 miliar euro serta pembangunan pusat mangrove dunia yang baru diresmikan beberapa hari lalu. Kerja sama lain adalah integrasi transmisi hijau di Sulawesi Utara senilai 150 juta euro serta pilot project pengembangan energi geotermal senilai 300 juta euro.
”Saya mengajak Jerman menjadi mitra Indonesia dalam mengolah potensi-potensi sumber energi baru terbarukan di Indonesia,” tambah Presiden Jokowi.
Karena Indonesia adalah Presiden G20 tahun ini dan Jerman Ketua G7, topik keempat adalah kolaborasi G7 dan G20. Kolaborasi dinilai memungkinkan karena kedua organisasi multilateral ini memiliki prioritas yang sama, yaitu transisi energi.
”Saya mengundang Jerman dan negara-negara G7 dalam berbagai pengetahuan, teknologi, dan pendanaan. Saya mengundang Jerman dalam pembentukan energy transition financing dan pasar karbon di Indonesia serta kerja sama riset di bidang energi, hidrogen, dan mobil listrik,” tutur Presiden Jokowi.
Isu terakhir yang dibahas berkaitan dengan kawasan dan kondisi global, terutama situasi di Ukraina dan kerja sama Indo-Pasifik. Presiden Joko Widodo kembali menegaskan posisi konsisten Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Untuk itu, prinsip-prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten. Selain itu, budaya damai serta saling menghormati dan semangat kerja sama perlu terus diperkuat.
”Saya juga mendorong penguatan kerja sama mengatasi dampak perang Ukraina, khususnya terhadap pangan dan energi,” kata Presiden Jokowi.
Terkait kerja sama di kawasan Indo-Pasifik, Presiden juga menekankan pentingnya arsitektur kawasan secara inklusif yang mengedepankan semangat kolaborasi bukan pembendungan atau containtment di Indo-Pasifik. Dengan demikian, semangat kerja sama multilateralisme dan perdamaian akan mengemuka.
Pohon cendana
Tiba di halaman Istana Bogor, mobil yang ditumpangi Presiden Steinmeier disambut pasukan musik Paspampres dan pasukan berseragam tradisional.
Presiden Jokowi menyambut di halaman depan Istana Bogor dan upacara kenegaraan dengan pasukan terbatas dimulai. Lagu kebangsaan Jerman ”Das Lied der Deutschen” dan lagu kebangsaan ”Indonesia Raya” diperdengarkan bersama 21 kali tembakan salvo. Rangkaian upacara dilanjutkan dengan pemeriksaan pasukan.
Seusai upacara, keduanya saling memperkenalkan para menteri yang mendampingi. Presiden Jokowi didampingi, antara lain, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Adapun Presiden Steinmeier membawa serta, antara lain, Kepala Kantor Kepresidenan Jerman Dörte Dinger, anggota parlemen dari Partai Hijau Anna Lührmann, Wakil Kepala ASEAN Parliamentary Group Peter Aumer, MP (Bundestag), dan Kepala Departemen Kebijakan Luar Negeri Wolfgang Silbermann.
Setelah mengisi buku tamu dan berfoto bersama di ruang teratai Istana Bogor, Presiden Joko Widodo mengajak tamunya ke beranda belakang dan menikmati pemandangan yang berhadapan langsung dengan Kebun Raya Bogor. Di beranda ini pula, keduanya berbincang secara informal dalam pertemuan tete a tete seusai keduanya bersama-sama menanam pohon cendana (Santalum album).
Pertemuan bilateral diselenggarakan di ruang oval bersama seluruh delegasi. Seusai pertemuan bilateral, kedua presiden menyampaikan keterangan pers bersama di ruang teratai. Kunjungan kenegaraan diakhiri dengan jamuan santap siang kenegaraan di ruang garuda.
70 Tahun Indonesia-Jerman
Lawatan ini sekaligus menandai 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Hubungan Diplomatik Indonesia-Jerman dibuka secara resmi pada tahun 1952. Meski hubungan diplomatik kedua negara baru diresmikan pada tahun 1952, hubungan persahabatan Indonesia dan Jerman telah terjalin bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Adolf Bastian, etnologis Jerman, memopulerkan nama Indonesia. Siemen membuka kantor di Surabaya pada 1854. Pelukis legendaris Indonesia, Raden Saleh, pernah menetap di Jerman pada 1839-1849.
Dalam lawatannya sepanjang 15-18 Juni ini, Presiden Steinmeier juga dijadwalkan mengunjungi Taman Makam Pahlawan Kalibata untuk berziarah di makam Presiden ketiga RI BJ Habibie. Selain itu, Presiden Steinmeier juga akan mengunjungi Deutsche Schule Jakarta atau Sekolah Jerman di Jakarta serta berinteraksi dengan para siswa dari beberapa sekolah. Agenda lainnya adalah bertemu komunitas bisnis Indonesia-Jerman di Jakarta serta para pakar di bidang lingkungan hidup, iklim, dan energi.
Dari Jakarta, Presiden Steinmeier akan terbang ke Yogyakarta dan akan mengunjungi Candi Borobudur yang proses restorasinya didukung Pemerintah Jerman. Presiden Steinmeier juga akan mengeksplorasi seni modern Indonesia dengan mengunjungi proyek seni kolektif ”Monumen Antroposen” di Museum Nasional Yogyakarta.
Sebelum kembali ke Jerman, Presiden Steinmeier juga diagendakan bertemu Sultan Hamengku Buwono X dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sebelum ini, Presiden Steinmeier mengunjungi Singapura selama 13-15 Juni 2022.