Ada kemiripan agenda prioritas Indonesia sebagai Ketua Bergilir G20 dan Jerman sebagai Ketua Bergilir G7. Jakarta-Berlin sama-sama menekankan isu perubahan iklim dan transisi energi.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia diundang mengikuti sejumlah kegiatan organisasi tujuh negara industri terkaya atau G7 pada 2022. Undangan itu merupakan bagian dari upaya menyelaraskan agenda G7 yang sedang dipimpin Jerman dan G20 yang tengah diketuai Indonesia.
Koordinator Pelaksanaan Agenda Keketuaan Indonesia Dian Triansyah Djani mengatakan, undangan disampaikan kepada sejumlah kementerian dan pejabat sektoral terkait. ”Jerman mengundang Indonesia hadir untuk bertukar pandangan,” ujarnya, Kamis (12/5/2022), di Jakarta.
Undangan itu tidak lepas dari kemiripan agenda prioritas Indonesia sebagai Ketua Bergilir G20 dan Jerman sebagai Ketua Bergilir G7. Jakarta-Berlin sama-sama menekankan isu perubahan iklim dan transisi energi. ”Dalam beberapa minggu ke depan ada beberapa undangan ke menteri-menteri (Indonesia) untuk mengikuti pertemuan,” ujar Triansyah.
Sejumlah menteri Indonesia akan menghadiri pertemuan G7 secara langsung. Sebagian lagi akan mengikuti pertemuan secara virtual. ”(Mereka) akan bertukar pandangan untuk mencari tahu apa yang bisa dikerjasamakan,” kata Triansyah.
Bahkan, Utusan Khusus Jerman untuk Aksi Iklim Internasional Jennifer Morgan bertandang ke Indonesia, awal pekan ini. Dalam siaran pers Kedutaan Jerman di Jakarta, Morgan memanfaatkan lawatan ke Indonesia untuk meningkatkan kesadaran pada dampak perubahan Iklim terhadap Indonesia.
Jerman menargetkan bahwa isu perubahan iklim harus menjadi salah satu agenda utama dalam pertemuan G20 yang berada di bawah presidensi Indonesia. ”Taruhannya sangat tinggi, jadi kita harus bekerja dengan cepat dan sengaja sendiri di negara masing-masing, dan bekerja sama dengan orang lain secara multilateral, bilateral, dan saya pikir taruhannya terlalu tinggi untuk ditunda lebih lama lagi,” ujar Morgan.
Pemerintah Jerman telah menetapkan tujuan ambisius untuk menjadi Netral Iklim pada tahun 2045 guna meningkatkan listrik terbarukan hingga 80 persen pada tahun 2030 dan mengurangi emisi sebesar 65 persen pada tahun 2030. ”Kami melakukan ini jelas karena kami memahami krisis yang sedang kami hadapi pada iklim, tetapi juga untuk ekonomi kita sendiri. Kami ingin memimpin dunia dalam ekonomi nol karbon,” tutur Morgan.
”Kami ingin sektor swasta kami memiliki peluang yang kami inginkan untuk berinovasi. Kami ingin mengalami kemungkinan luar biasa yang datang dengan peralihan ke ekonomi nol karbon bagi karyawan kami sendiri, pekerjaan bagi karyawan kami, peluang bagi perusahaan kami. Dan saya pikir, saya akan lalai untuk tidak mengatakan bahwa ini sangat penting selama momen agresi Rusia terhadap Ukraina.”
Seluruh anggota G7 sebenarnya sekaligus menjadi anggota G20. Adapun G20, selain terdiri dari G7, juga terdiri atas negara-negara berkembang dan negara yang sedang naik kapasitas perekonomiannya. Bahkan, produk domestik bruto (PDB) sejumlah anggota G7 sudah di bawah sebagian anggota G20 di luar organisasi tujuh negara terkaya itu. China yang tidak masuk G7 telah bertahun-tahun memiliki PDB di jauh di atas Jepang, Inggris, dan Jerman.
Pertemuan lain
Triansyah juga mengatakan, sejauh ini paling tidak 30 agenda pertemuan G20 sudah diselenggarakan. Pada pertengahan Mei hingga November 2022, masih ada ratusan pertemuan lagi. Pada Mei dan Juni 2022 saja total hampir 80 kegiatan.
Pada pekan ini, antara lain, ada pertemuan kelompok kerja terkait tenaga kerja di Yogyakarta dan Kelompok Kerja Pariwisata di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Selain itu, ada pula agenda International Seminar on Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, and MSMEs to Promote Inclusive Growth yang digelar secara virtual.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan bahwa pertemuan di Yogyakarta membahas perubahan pola kerja akibat tren global dan pandemi Covid-19 yang mendorong pelaku usaha dan pekerja untuk mampu cepat beradaptasi dengan dinamika yang terjadi.
Dibahas pula perlindungan adaptif terhadap pekerja. Perlindungan adaptif merupakan upaya konkret untuk melindungi semua pekerja dari krisis dan guncangan ekonomi. ”Selain itu, perlindungan bagi semua pekerja diperlukan untuk mewujudkan kerja layak bagi semua pekerja, serta menghindari perlakuan tidak adil dari pemberi kerja, terutama dalam situasi di mana pekerja memiliki sedikit pilihan dan posisi tawar,” ujarnya.