PM Malaysia menilai Indonesia sebagai saudara Malaysia. Segala persoalan yang terjadi antarwarga bisa dipertemukan dan diselesaikan dengan baik.
Oleh
PAULUS TRI AGUNG KRISTANTO
·3 menit baca
KOMPAS/TRI AGUNG KRISTANTO
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob menyampaikan sambutan pada puncak Hari Wartawan Nasional (Hawana) Malaysia 2022 di Melaka, Minggu (29/5/2022).
Indonesia bukan hanya negara tetangga yang harus diakrabi. Lebih dari itu, Indonesia bagi Malaysia adalah saudara. Wajar, sebagai saudara beberapa kali terjadi perbedaan pendapat atau gesekan antarwarganya. Namun, persoalan itu bukan tidak bisa diselesaikan dengan baik.
Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob saat berbincang-bincang dan makan siang di Kantor PM, Putrajaya, Malaysia, Senin (30/5/2022), dengan wartawan Indonesia dan Malaysia. Wartawan kedua negara bertemu dalam rangka Hari Wartawan Nasional (Hawana) 2022 di Melaka, Minggu (29/5/2022). Mereka tergabung dalam Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami).
”Cucu saya saja separuh Indonesia. Menantu saya berasal dari Indonesia, Jawa-Manado. Jadi, bagi kami, Indonesia tak hanya tetangga, tetapi saudara. Kalau selama ini ada perbedaan pendapat atau gesekan, itu tidak melibatkan Kerajaan (pemerintah/negara), tetapi antarwarga,” jelasnya.
Koordinator Iswami-Indonesia Asro Kamal Rokan mengungkapkan, perbedaan pendapat yang terakhir terkait usulan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan di ASEAN. Usulan itu terlontar saat PM Malaysia berkunjung ke Indonesia, awal April lalu. Yang dimaksud sebenarnya bukan bahasa Melayu versi Malaysia, melainkan bahasa Melayu secara umum.
”Di ASEAN ada bahasa Melayu versi Malaysia, versi Indonesia seperti yang saya gunakan ini, ada juga bahasa Melayu versi Brunei, versi Thailand, dan negara lainnya,” papar Asro.
Ia menyebutkan, di dunia ini tak kurang dari 400 juta warga menggunakan bahasa Melayu.
Buat daftar
ARIFIN ASYADAD UNTUK KOMPAS
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob (kanan) berbincang dengan wartawan Kompas, Tri Agung Kristanto, di sela-sela makan siang bersama di Kantor PM Malaysia, Putrajaya, Senin (30/5/2022). PM Malaysia menjamu wartawan Indonesia dan Malaysia yang tergabung dalam Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami).
Menurut PM Sabri, gesekan dan tuduhan itu terjadi antarwarga serta semakin diramaikan di media sosial. Padahal, pada tingkat pemerintah tidak ada masalah. Warga dan pemerintah kedua negara perlu duduk bersama untuk menyamakan persepsi dengan masing-masing membuat daftar kekayaan, baik kuliner, kesenian, maupun hal lain, sehingga bisa dipertemukan dan masalah diselesaikan.
Ia mencontohkan kesenian kuda lumping. Sejumlah warga Indonesia menuduh Malaysia mengambil kesenian itu. Padahal, kejadiannya sejumlah warga Malaysia keturunan Jawa kini mengembangkan dan memainkan kesenian itu. ”Kesenian itu, kan, berasal dari Jawa. Saya juga tak tahu dan tak bisa memainkannya. Namun, apakah salah bila orang Malaysia keturunan Jawa memainkannya di sini?” ujar PM Sabri.
Sabri mengakui dekat dengan Presiden Joko Widodo sehingga jika ada masalah serupa, ia bisa menghubungi Presiden Indonesia kapan pun untuk mencarikan solusi. Media arus utama di kedua negara bisa pula membantu mendidik masyarakat untuk tak memercayai sepenuhnya media sosial, yang terkadang berisi informasi tak terkonfirmasi, bahkan berita bohong. PM Sabri mendorong wartawan di kedua negara melalui Iswami terus mengembangkan diri agar masyarakat tidak mudah termakan berita bohong.
Ia juga kembali mengingatkan, pekerja asal Indonesia yang akan masuk Malaysia harus menggunakan jalur legal. Jangan mau dibohongi mereka yang mencari keuntungan dengan mengorbankan orang lain. Jika masuk melalui jalur ilegal, pekerja itu tak akan terlindungi dan justru bisa berhadapan dengan masalah.
Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi pada April, sudah ada kesepakatan untuk mengatasi maraknya penyelundupan pekerja, termasuk patroli bersama di Selat Malaka. Namun, selat itu panjang dan banyak tempat tersembunyi sehingga ada saja warga Indonesia yang masuk Malaysia secara ilegal.
KOMPAS/TRI AGUNG KRISTANTO
PM Malaysia Dato Sri Ismail Sabri Yaakob adalah penggemar durian.
Tahun ini, Malaysia sudah bisa menerima lagi pekerja dari Indonesia. ”Saya ingin mengingatkan, jika mereka masuk secara ilegal, tak akan bisa terlindungi. Jangan lakukan itu,” ucap PM Malaysia.
Pertemuan siang itu diakhiri makan bersama dengan sajian beragam durian andalan Malaysia, seperti duri hitam, musangking, dan udang merah. Lezatnya....