Dengan dukungan penuh Amerika Serikat, bergabungnya Finlandia dan Swedia ke NATO hanya soal waktu. Para pemimpin terkait telah berkomunikasi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, satu-satunya pihak yang keberatan.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
ISTANBUL, MINGGU — Presiden Finlandia Sauli Niinisto, Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson, dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berkomunikasi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Sabtu (21/5/2022). Ketiganya mencari solusi agar Erdogan mau mendukung proposal bergabungnya dua negara Nordik itu ke dalam NATO.
Masing-masing melakukan pembicaraan melalui telepon secara terpisah di hari yang sama. Langkah ini ditempuh karena Erdogan keberatan dengan rencana bergabungnya Finlandia dan Swedia ke dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Pada Rabu (18/5/2022) Swedia dan Finlandia secara resmi mengajukan permohonan bergabung menjadi anggota NATO. Sesuai ketentuan organisasi, permohonan bisa diproses hingga pengakuan keanggotaan jika semua anggota NATO memberikan persetujuan. NATO terdiri atas 30 negara anggota, termasuk Turki.
Turki menjadi satu-satunya pihak yang menyatakan keberatan dengan proposal Swedia dan Finlandia. Alasan sebagaimana telah diungkapkan Erdogan adalah bahwa kedua negara Nordik itu menjadi tempat berlindung para aktivis yang ditetapkan oleh Ankara sebagai teroris. Ini merujuk pada komunitas Kurdi serta pendukung Fethullah Gulen, tokoh yang tinggal di Amerika Serikat dan dianggap bertanggung jawab pada kudeta 2016 yang gagal.
Dalam pembicaraan telepon, mengutip pernyataan Kantor Kepresidenan Turki, Erdogan meminta Andersson mencabut larangan ekspor senjata pertahanan yang diberlakukan Swedia terhadap Turki yang menyerang Suriah pada 2019. Erdogan juga meminta Stockholm mengambil langkah konkret dan serius terhadap Partai Buruh Kurdi (PKK) dan kelompok lain yang dianggap Ankara sebagai teroris.
Andersson mengapresiasi komunikasi dengan Erdogan. Ia berharap bisa memperkuat hubungan bilateral dengan Turki. ”Saya tekankan bahwa Swedia menyambut positif kerja sama memerangi terorisme internasional. Dan saya juga tekankan bahwa Swedia jelas-jelas mendukung usaha memerangi terorisme dan daftar teroris PKK,” katanya.
Sementara kepada Niinisto, Erdogan mengatakan bahwa kegagalan menangani organisasi teroris yang mengancam anggota NATO tidak sejalan dengan semangat persekutuan dan persahabatan di antara anggota NATO. Sebagai tanggapan, Niinisto mengatakan siap berdialog secara terbuka dan langsung dengan Erdogan. Keduanya sepakat untuk melanjutkan dialog tertutup pada kesempatan berikutnya.
Mengutip kantor berita Turki, AA, Erdogan dalam komunikasinya dengan Stoltenberg menyatakan Turki ”tulus mendukung” kebijakan pintu terbuka NATO. Namun, permohonan keanggotaan yang diajukan Swedia dan Finlandia itu sangat berkaitan dengan kepentingan dan keamanan nasional Turki.
”Kecuali Swedia dan Finlandia benar-benar menunjukkan bahwa mereka solider dengan isu-isu fundamental Turki, terutama dalam hal memerangi terorisme, kami tidak akan melakukan pendekatan yang positif terhadap rencana bergabungnya kedua negara ini ke NATO,” kata Erdogan.
Beberapa saat seusai pertemuan, Stoltenberg mencuit tentang komunikasinya dengan Erdogan. ”Kami sepakat bahwa keamanan setiap anggota NATO harus menjadi pertimbangan dan bahwa komunikasi butuh dilanjutkan untuk menemukan solusi,” katanya.
Dalam usaha Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO, Niinisto dan Anderson juga telah berkomunikasi dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Setidaknya ini dilakukan sejak Maret. Komunikasi terakhir terjadi pada Kamis (19/5/2022) saat Niinisto dan Andersson ”sowan” ke Gedung Putih, Washington DC. Keduanya menyampaikan keinginan Swedia dan Finlandia bergabung ke dalam NATO.
Dan hari ini, saya bangga meyakinkan mereka (Swedia dan Finlandia) bahwa mereka mendapatkan dukungan penuh, total, dan lengkap dari Amerika Serikat.
Mengutip laman Gedung Putih, Biden dalam keterangan pers seusai pertemuan menyatakan, kedua negara memenuhi seluruh persyaratan. Memiliki dua anggota NATO di sisi utara akan memperkuat keamanan NATO dan memperdalam kerja sama keamanan di semua bidang.
”Dan hari ini, saya bangga meyakinkan mereka (Swedia dan Finlandia) bahwa mereka mendapatkan dukungan penuh, total, dan lengkap dari Amerika Serikat,” kata Biden. (AP/REUTERS)