Sebagian Warga Filipina Impikan Kembalinya Era Marcos
Kampanye Pilres Filipina berakhir dengan rapat umum, Sabtu ini. Sebagian rakyat negara itu tampaknya ingin kembali ke "era emas" diktator Ferdinand Marcos dengan memilih putranya sebagai presiden.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
MANILA, SABTU – Kampanye pemilihan presiden Filipina selama tiga bulan berakhir dengan rapat umum yang dilakukan para kandidat, Sabtu (7/5/2022). Setiap kandidat mengajukan tawaran terakhirnya untuk menang dengan janji-janji antara lain perbaikan ekonomi, pemberantasan kemiskinan, dan korupsi.
Pemungutan suara akan digelar pada Senin (9/5). Sekitar 65 juta warga Filipina memenuhi syarat sebagai pemilih untuk menentukan siapa pengganti Presiden Rodrigo Duterte yang telah enam tahun berkuasa. Sebagian pemilih ingin kembali ke "era emas" mantan diktator Ferdinand Marcos dengan memilih putranya, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr.
Bongbong memang merupakan kandidat presiden yang unggul dalam survei lembaga swasta ternama di Filipina. Kandidat wakil presiden, Sara Duterte-Carpio, juga diunggulkan. Mereka mengakhiri kampanye di Parañaque City, Metro Manila. Puluhan ribu orang berkumpul di bawah panas matahari di depan Mal Solaire, tempat Bongbong bersama Sara memulai kampanye 90 hari yang lalu.
Dalam sebuah survei yang dirilis awal pekan ini menunjukkan, Marcos Jr unggul jauh atas pesaing-pesaingnya. Survei yang dilakukan lembaga Survei Pulse Asia memperlihatkan Bongbong menjadi pilihan pertama calon pemilih di Filipina dengan raihan dukungan hingga 56 persen.
Juru bicaranya, Vic Rodriguez, dalam wawancara di ANC sehari sebelumya, mengatakan, tema bagian terakhir kampanye mereka tentang hal-hal yang baik saja. “Kurangi orasi politik, sampaikan terima kasih kepada orang-orang. Mereka tidak terpengaruh oleh intimidasi,” tambahnya.
Sejak pukul 13.00, para pendukung mulai memadati jalan raya meskipun acara utama dijadwalkan pada sore hingga menjelang malam. Mereka pergi ke jalan raya utama di depan Solaire Hotel, membawa balon, terpal, dan bahkan bendera Filipina.
Sehari sebelumnya, seorang juru bicaranya mengatakan, "Bongbong Marcos akan menjadi presiden Filipina terlepas dari warna politik, ras, atau keyakinan Anda." Pada Sabtu, massa simpatisan atau pendukungnya kembali menggemakan “Bongbong Marcos layak menjadi presiden”.
Massa yang tiba lebih awal di lokasi rapat umum dihibur oleh artis dan grup musik, mulai dari ikon OPM Renz Verano, Richard Reynoso dan Geneva Cruz, band Cueshe, bahkan DJ Loonyo yang populer di TikTok. Dalam lagu-lagu, mereka selalu menyelipkan “Bongbong-Sara” dan meneriakkan yel-yel terbaik yang menghebohkan penonton. Menjelang malam, suasana semakin padat.
Saingan utama Bongbong, Wakil Presiden Leni Robredo, yang maju bersama senator Kiko Pangilinan, menggelar rapat umum di distrik pusat keuangan negara itu, Ayala Avenue, Makati City. Puluhan ribu pendukung memadati kawasan itu dengan teriakan kemenangan bagi Robredo-Pangilinan.
Sehari sebelumnya mereka menggelar rapat umum di wilayah administratif Bicol, tempat Robredo dan Pangilinan memulai kampanye tiga bulan silam. Makati City merupakan tempat paling bersejarah dalam politik Filipina, beberapa di antaranya terkait tokoh-tokoh kunci Partai Liberal.
Tiga tahun sebelum diktator Ferdinand Marcos diusir dari Istana Malacañang, pecah Revolusi Kekuatan Rakyat di tempat itu. Ribuan pekerja kantoran di kawasan itu keluar pada sore hari untuk memprotes pembunuhan pemimpin oposisi, Senator Benigno Aquino Jr, pada Agustus 1983.
Konfeti kuning menghujani prosesi pemakaman istri Aquino Jr, mantan Presiden Cory Aquino, ketika melewati Ayala Avenue pada tahun 2009. Prosesi itu menggemakan kembali pesan Revolusi Kekuatan Rakyat yang mengangkat Cory Aquino ke tampuk kekuasaan. Setahun setelah itu, orang Filipina memilih putranya, Benigno Aquino III, sebagai presiden.
Kalah populer
Robredo telah menunjukkan kekuatan di berbagai tempat di negara ini sepanjang musim kampanye. Selama masa kampanye, ratusan ribu orang berbondong-bondong menghadiri rapat umum. Mereka menahan panas, hujan, lapar, dan haus untuk menunjukkan dukungan kepadanya.
Meskipun menarik banyak orang di rapat umum, Robredo masih menempati urutan kedua dalam survei oleh lembaga survei swasta. Dia kalah populer dari Bongbong Marcos Jr.
Robredo, yang kini menjabat sebagai wakil presiden, berada di tempat kedua dengan dukungan 23 persen. Dukungan terhadap Robredo, yang pada pemilihan sebelumnya mengalahkan Bongbong, turun 1 persen dibandingkan hasil survei sebulan sebelumnya.
Pendukung Wakil Presiden Filipina dan calon presiden Leni Robredo menghadiri rapat umum untuk menutup masa kampanye di kawasan bisnis Makati di Manila, 7 Mei 2022.
Rapat umum Robredo memancarkan suasana seperti festival. Para pendukung datang dengan nuansa merah muda cerah, membagikan es krim, minuman, kaus, serta bendera. "Robredo telah membantu banyak orang dan mereka menghargainya," kata Mary Ann Ileto Fernandez, yang merayakan ulang tahun ke-27 di rapat umum itu.
Sementara itu kandidat lain, legenda tinju Filipina, Manny Pacquiao, mengakhiri kampanye untuk menjadi pemimpin tertinggi negara itu di tempat di mana ia meluncurkan pencalonan presiden, General Santos City. Tempat itu juga menjadi tempat kelahiran sekaligus awal ia memulai karier sebagai petinju yang kaya raya.
Pacquiao menjuluki kampanyenya sebagai “revolusi orang miskin” dengan platform yang berpusat pada memerangi kemiskinan. Dia berjanji untuk menyediakan rumah bagi jutaan orang Filipina, meningkatkan upah minimum pekerja, serta memastikan bahwa pekerjaan akan mencari orang, bukan sebaliknya.
Pacquiao juga berjanji untuk memberantas korupsi, yang kata dia menjadi alasan banyak orang Filipina tetap miskin. Jika terpilih, dia mengatakan akan membangun penjara besar bagi pejabat pemerintah yang korup, serta menyita semua kekayaan haram dari keluarga Marcos dan rekan-rekan mereka.
Kandidat presiden lainnya adalah Wali Kota Manila Isko Moreno. Dia menutup kampanye presiden selama 90 hari di wilayah Bailiwick Tondo, juga tempat dia memulai kampanye presiden pada tiga bulan silam. Dia mencari dukungan dari apa yang dia katakan sebagai "mayoritas diam".
Dalam rampat umum, Moreno mengeluarkan tema kunci yang sama yang dia andalkan saat dia menyerbu kota-kota besar dan kecil di seluruh Filipina selama tiga bulan terakhir. Dia mengandalkan rekam jejaknya yang terbukti sebagai wali kota. Ia juga mengedepankan posisinya sebagai kandidat alternatif untuk mengakhiri apa yang dia sebut sebagai dekade konflik antara "kuning dan merah."
Pemungutan suara Senin nanti akan menjadi pertandingan ulang pemilihan wakil presiden pada 2016 yang juga diperkirakan akan dimenangi Marcos. Sebelumnya dia kalah hanya selisih 200.000 suara dari Robredo. Dia berjuang keras untuk membatalkan hasil, yang kemudian dikukuhkan Mahkamah Agung.