Indonesia-Jepang Bahas Upaya Menciptakan Kedamaian Kawasan dan Dunia
"Dunia harus bekerja sama untuk mengatasi dampak perang, baik dampak kemanusiaan maupun dampak perekonomian,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers seusai pertemuan bilateral dengan PM Jepang Fumio Kishida.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia dan Jepang bersepakat untuk terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk perdagangan dan investasi. Terkait isu kawasan dan isu global, Indonesia menekankan agar semua negara menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain. Presidensi G20 akan dimanfaatkan sebagai katalisator penanganan kemanusiaan dan pemulihan ekonomi dunia.
Presiden Jokowi juga konsisten menyerukan agar perang Ukraina segera dihentikan. ”Dan kita bersepakat untuk menciptakan situasi yang kondusif agar perundingan dan solusi damai dapat segera tercapai,” ujar Presiden Jokowi dalam pernyataan pers seusai pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang berlangsung di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022).
Sejauh ini, Presiden Jokowi telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah kepala negara dan kepala pemerintah negara lain. ”Sekali lagi, perang harus segera dihentikan dan solusi damai harus segera dicapai. Dunia harus bekerja sama untuk mengatasi dampak perang baik dampak kemanusiaan maupun dampak perekonomian,” tambah Kepala Negara.
Menurut Presiden Jokowi, presidensi Indonesia di G20 juga akan dimanfaatkan sebagai katalisator penanganan isu kemanusiaan dan pemulihan ekonomi dunia. Mengenai Myanmar, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama antara ASEAN dan Jepang untuk memastikan ”five-point consensus” ASEAN dapat dijalankan.
Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Kishida juga membahas kerja sama Indo-Pasifik agar menjadi kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera. ”Saya menekankan pentingnya membangun strategi trust di kawasan. Indonesia dan ASEAN siap melakukan kerja sama dengan para mitra terutama di bidang maritim, konektivitas, dan pencapaian SDGs, serta perdagangan dan investasi,” ujar Presiden Jokowi.
Dalam rapat pleno yang digelar dengan melibatkan delegasi dari kedua negara, Perdana Menteri Kishida mengungkapkan keinginan untuk mempererat lebih lanjut kemitraan strategis dua negara. Apalagi, Indonesia dan Jepang akan menyambut peringatan 65 tahun hubungan diplomatik pada tahun depan. Kishida menyebut ingin berdiskusi mengenai beberapa topik, antara lain kerja sama bilateral dalam bidang investasi dan energi serta keketuaan Indonesia di G20.
Kishida menyebut Indonesia merupakan mitra strategis Jepang di tingkat regional maupun global. Terkait invasi Rusia ke Ukraina, hal ini ditegaskannya sebagai pelanggaran hukum internasional yang tidak dapat diterima.
”Kita sedang menghadapi banyak tantangan, antara lain situasi Ukraina, Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Korea Utara. Dalam kondisi ini semakin penting untuk mempertahankan dan memperkuat ketertiban internasional bebas dan terbuka,” ujarnya.
Perdagangan dan Investasi
Di bidang perdagangan, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia dan Jepang sepakat untuk mengintensifkan negosiasi Indonesian-Japan Economic Partnersip Agreement dan mengurangi hambatan perdagangan agar lebih menguntungkan ke dua negara. ”Secara khusus, saya menyampaikan permintaan pembukaan akses yang luas bagi produk pertanian dan perikanan Indonesia ke pasar Jepang,” tambahnya.
Pada bidang investasi, Presiden Jokowi menyambut baik ekspansi perusahaan otomotif Jepang seperti Toyota dan Mitsubishi yang akan menjadikan Indonesia sebagai hub otomotif untuk kawasan. ”Tapi saya juga berharap adanya tambahan investasi dari Jepang di bidang lain terutama energi, industri semen, teknologi pertanian, dan kesehatan dan menjadikan Indonesia menjadi bagian penting dari global supply chain industri asal Jepang,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyambut baik kelanjutan proyek di bidang infrastruktur seperti proyek Pelabuhan Patimban fase 1 tahap 2 serta penyelesaian proyek infrastruktur yang sudah berjalan seperti MRT Jakarta. Ke depannya, Indonesia mengharapkan partisipasi Jepang pada proyek-proyek infrastruktur, seperti Ibu Kota Nusantara dan Ambon New Port di Maluku.
Indonesia juga menyambut baik partisipasi Jepang dalam pembangunan sentra kelautan dan perikanan di Natuna dan Biak yang telah selesai. Selain itu, Indonesia mengapresiasi komitmen Jepang dalam pembangunan sentra-sentra serupa seperti di Sabang dan Morotai.
Di sektor energi dan lingkungan hidup, Presiden Jokowi mengharapkan percepatan tidak lanjut kerja sama transisi energi melalui investasi energi baru terbarukan, seperti hidrogen, biomassa, dan metanol. Selain itu juga finalisasi dan implementasi MOU kerja sama lingkungan hidup.
Pada sektor ketenagakerjaan, Kepala Negara menekankan tentang potensi besar pekerja migran Indonesia untuk mengisi lowongan kerja di Jepang. Penguatan kerja sama pelatihan bagi calon pekerja migran Indonesia ditekankan untuk bisa dikerjakan bersama-sama.
Dalam pernyataan pers seusai pertemuan, Kishida juga menegaskan dukungan Jepang untuk proyek Pelabuhan Patimban maupun penyelesaian proyek MRT Jakarta. Jepang juga berupaya memajukan kerja sama di beragam bidang pembangunan seperti ketenagalistrikan hingga keamanan wilayah laut di sekitar Indonesia.